Hari ini hari Minggu, seharusnya Haechan menikmati hari liburnya dengan bergelung diatas tempat tidur asramanya yang nyaman namun panggilan dari sang ibu tadi pagi membuatnya terbangun dan harus pulang kerumah. Haechan tidak bisa menolak jika sang ibu yang meminta.
Langkah kaki Haechan dibawa sang pemilik untuk berjalan menuju sebuah rumah yang sederhana namun luas itu. Haechan mengernyit heran saat melihat sebuah mobil berwarna hitam yang bukan milik orang tuanya. Apakah ada tamu didalam?
Haechan membuka gerbang rumahnya lalu memasuki halaman rumahnya yang luas. Pintu rumahnya tertutup, Haechan membukanya lalu mendorong pintu utama rumahnya. Haechan dapat mendengar suara orang berbicara dari ruang tamu. Rumahnya terasa asing baginya meskipun ini kedua kalinya ia berkunjung.
"Appa, Eomma." Panggil Haechan pada kedua orang tuanya. Haechan dapat melihat orang tua Jaemin duduk dihadapan orang tuanya namun Haechan tidak melihat adanya Jaemin.
"Haechan, kau sudah datang sayang? Ayo duduk disini sama Eomma." Yoona menarik tangan Haechan lalu mendudukkannya disebelah Yoona. Haechan tidak mengerti situasi ini.
"Sebentar lagi Jaemin akan sampai, ia sudah dijalan." Ucap Junmyeon.
Haechan hanya diam dan menundukkan kepalanya. Seharusnya tadi ia mengajak Chenle bersamanya agar suasananya tidak seperti ini.
"Maaf, aku terlambat." Suara Jaemin yang baru datang, mengintrupsi orang-orang yang sedang berbicara. Jaemin menghampiri Irene lalu duduk disamping sang ibu.
Jaemin menatap Haechan yang menunduk. Hatinya kembali terasa sakit setiap melihat Haechan, ia kembali teringat dengan kejadian 2 hari lalu. Sekuat apapun ia mencoba untuk bersikap baik-baik saja tapi tetap saja hatinya tak bisa berbohong.
"Kalian berdua akan bertunangan 2 hari lagi direstorant Beautiful Time. Semua persiapan telah siap sedia, kalian berdua hanya tinggal datang saja. Apa diantara kalian ada yang keberatan?" Tanya Junmyeon.
Haechan mendongak, ia terlalu terkejut dengan ucapan Junmyeon. Kenapa dadakan sekali? Ini terlalu terburu-buru bagi Haechan. Ia belum siap menerima perjodohan ini seutuhnya karena sekarang ia memiliki Renjun sebagai kekasihnya. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Menolak? Haechan tidak berani melakukan itu karena ancaman Jaemin padanya.
"Ini terlalu cepat. Aku belum siap bertunangan sekarang. Bisakah jika tunangannya nanti saja?" Bukan Haechan yang menjawab melainkan Jaemin.
Jaemin mengerti perasaan Haechan saat ini. Sejak awal Haechan memang tidak suka adanya perjodohan ini. Haechan yang mendengar jawaban Jaemin seketika mengernyit bingung. Haechan tidak mengerti kenapa Jaemin harus mengatakan itu pada orang tuanya dan orang tua Haechan.
Netra Haechan menatap Jaemin yang terlihat santai dan biasa saja setelah mengucapkan kalimat-kalimat itu dengan mudahnya.
"Apa maksudmu?! Bukankah kau awalnya mau bertunangan secepatnya? Kenapa sekarang kau menolak dan mengatakan jika belum siap untuk bertunangan dengan Haechan? Sebelumnya Daddy pernah bertanya padamu dan kau menjawab jika kau siap bertunangan bahkan menikah." Ucap Junmyeon tersulut emosi.
Jaemin menghela nafasnya. Ia sudah tau sang ayah pasti akan memarahinya seperti sekarang ini. "Appa, beri aku waktu untuk kembali berpikir. Ijinkan aku untuk memantapkan hatiku. Memang waktu itu aku tidak keberatan tapi sekarang aku sadar, pertunangan bukanlah suatu hal yang main-main. Beri aku waktu sampai besok dan aku akan memberikan keputusanku." Jaemin beranjak dari duduknya lalu membungkuk sopan sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan kediaman orang tua Haechan.
"Tenanglah dulu, jangan terbawa emosi seperti ini. Biarkan Jaemin menentukan pilihannya. Sekarang kau harus tenang dan membiarkan Jaemin memikirkan keputusan apa yang terbaik untuknya. Jangan terlalu memaksakan kehendakmu." Irene mencoba untuk menenangkan sang suami yang terlihat emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love || [ Nahyuck/Renhyuck ]✔
General FictionJaemin | Dom Haechan | Sub Renjun | Dom Start : 08-10-2020 End : 02-12-2020 M-preg Boys love BxB Yaoi Homophobic harap menjauh. [ Belum Revisi ] vote, coment and follow akun ku.