Haechan dan Renjun berjalan memasuki universitas dengan tangan yang saling menggenggam satu sama lain, membuat mahasiswi iri melihat pemandangan itu. Renjun menggenggam tangan Haechan seolah Haechan akan pergi jauh darinya.
"Jangan diliat. Ayo ke kelas." Ucap Jisung lalu menarik tangan Jaemin menjauh dari koridor.
Jaemin hanya mengikuti Jisung yang menariknya. Ia seperti tidak punya semangat untuk kuliah hari ini setelah melihat Renjun dan Haechan yang berjalan bergandengan tangan.
Jisung yang melihat Jaemin seperti putus asa langsung mensejajarkan dirinya dengan Jaemin. Tangannya menepuk pelan punggung Jaemin untuk memberi semangat agar sahabatnya itu tidak terus-menerus dalam kesedihan.
"Jangan diingat lagi, Jaem. Anggap saja kau tidak pernah melihat kejadian itu. Aku mengerti apa yang kau rasakan saat ini, Jaem." Ucap Jisung.
Jaemin tersenyum tipis. "Aku terlalu pengecut untuk mengatakan jika aku mencintainya, Sung. Dari awal aku telah menyakiti hatinya tanpa sadar. Dia terlihat sangat bahagia bersama Renjun, Sung. Tawa dan senyumnya tercipta hanya karena dia bersama Renjun. Disini aku yang salah." Ucap Jaemin dengan sendu.
Jisung merangkul pundak Jaemin. "Kau tidak pengecut Jaem, kau hanya takut jika menyakitinya lagi seperti dulu. Mungkin sekarang Haechan tertawa dan tersenyum karena Renjun, tapi belum tentu dimasa depan senyum dan tawanya akan tetap karena Renjun dan untuk Renjun. Dirimu tidak salah, tapi waktulah yang salah karena membuatmu tersadar terlalu lama akan perasaan yang kau miliki untuk Haechan." Ucap Jisung, berusaha membuat Jaemin terhibur sedikit.
"Apakah aku masih bisa merebut kembali hatinya setelah aku lukai dan hancurkan sebelumnya? Bagaimana jika akhirnya aku akan tetap kalah dari Renjun?" Tanya Jaemin.
"Tentu saja bisa, jika kau terus berusaha dan meyakinkan Haechan tentang perasaan yang kau miliki, aku yakin Haechan akan bisa menjadi milikmu. Berjuang lah dulu, tentang siapa yang akan mendapatkan Haechan nanti, biarlah tuhan yang menentukan. Yang terpenting kau sudah berjuang."
Yang dikatakan Jisung benar. Jaemin tidak boleh menyerah begitu saja hanya karena melihat betapa mesranya Renjun dan Haechan.
"Terima kasih telah membuatku ingin berjuang lagi, kau dan Lino memang sahabatku yang paling baik bagiku."
Keduanya berjalan saling merangkul satu sama lain menuju kelas mereka yang berada diujung koridor. Tatapan memuja dan terpesona dari mahasiswi tidak mereka pedulikan.
[ TRUE LOVE ]
"Belajar dengan baik dan benar. Nanti akan ku jemput saat jam pulang. Aku menyayangimu." Renjun mengusap kepala Haechan dengan sayang.
Haechan tersenyum dengan manis. "Itu pasti, Renjun. Aku juga menyayangimu."
Cup~
Haechan mengecup pipi Renjun singkat. Kecupan singkat dari Haechan dipipi Renjun mampu membuat sang pemilik pipi terkekeh pelan dan tersenyum senang.
"Hahaha terima kasih kecupannya, honey." Ucap Renjun.
Pipi Haechan merona hebat. Padahal dirinya yang mengecup pipi Renjun tapi kenapa jadi dirinya juga yang malu.
"Aku masuk dulu." Haechan dengan cepat membalikkan tubuhnya lalu memasuki kelasnya.
Renjun yang melihat kekasihnya itu malu, terkekeh pelan lalu segera pergi dari kelas Haechan ke kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love || [ Nahyuck/Renhyuck ]✔
General FictionJaemin | Dom Haechan | Sub Renjun | Dom Start : 08-10-2020 End : 02-12-2020 M-preg Boys love BxB Yaoi Homophobic harap menjauh. [ Belum Revisi ] vote, coment and follow akun ku.