19. Minta Maaf

6.7K 762 143
                                    










Jaemin berdiri disamping mobilnya. Ia menunggu Haechan digerbang depan Asrama. Jisung dan Lino hanya menatap aneh dan heran Jaemin. Mereka tidak mengerti kenapa Jaemin menyuruh mereka kemari menemaninya. Sebenarnya apa yang ingin dilakukan Jaemin di Asrama junior?

"Apakah kita akan tetap berdiam disini seperti orang bodoh?" Celetuk Lino, ia merasa bosan berlama-lama disini dan tidak melakukan apapun.

Jaemin tak bergeming, tetap diam ditempatnya.

"Molla. Kau lihatlah Jaemin, dia terlihat seperti orang bodoh sekarang." Ucap Jisung.

"Sampai kapan kita disini?! Aku lelah jika terus menunggu disini!"

Tak lama kemudian terlihatlah ketiga submissive yang berjalan kearah gerbang. Senyum tipis merekah diwajah Jaemin ketika ia melihat Haechan tersenyum dan tertawa. Kalian harus percaya jika ini adalah senyum pertama Jaemin. Lino dan Jisung mengikuti arah pandang Jaemin, mereka mengenryit saat mendapati bahwa Jaemin memandang ketiga namja manis itu dengan lekat.

"Hei! Kau melihat Haechan sampai segitunya! Tenang saja, tidak akan ada yang mengambil Haechan darimu." Ucap Jisung diakhiri tawanya.

"Sekarang aku mengerti. Kau menyuruh aku dan Jisung kemari untuk menemanimu menjemput Haechan kan? Kau sudah ada rasa ya dengan Haechan?" Goda Lino sambil menarik turunkan alisnya.

Jaemin mendecak malas, kedua sahabatnya ini hanya bisa membuat mood nya buruk seketika. Ia meninggalkan Jisung dan Lino lalu menghampiri Haechan. Jisung dan Lino mengumpat karena Jaemin meninggalkan mereka begitu saja, keduanya segera menyusul Jaemin.

Renjun, Mark, dan Jeno yang awalnya ingin menjemput ketiga namja manis itu menghentikan langkah mereka dan terpaksa harus bersembunyi dibalik pohon yang lumayan rindang. Renjun sangat tidak suka pada Jaemin. Seharusnya ia datang lebih pagi untuk menjemput Haechan.

"Dasar brengsek! Lihat saja, aku akan menjadikan Haechan milikku." Desis Renjun sambil mengepalkan tangannya kuat.

Jaemin tersenyum pada Haechan, membuat Haechan terdiam terpaku. Kedua sudut bibirnya tertarik keatas, membentuk sebuah senyuman indah pada Jaemin. Otaknya menyuruhnya tidak tersenyum namun hatinya berkata berbeda. Ia mengikuti kata hatinya untuk tersenyum.

"Channie, mau berangkat bersamaku?" Tawar Jaemin sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Channie?" Tanya Haechan bingung.

"Panggilan sayangku untukmu Haechan". Jaemin mencubit hidung Haechan dengan gemas.

Pipi Haechan mulai bersemu merah. Ia menatap Jaemin yang juga menatap dirinya. Saling menyelami netra satu sama lain sampai tidak menyadari jika mereka telah ditinggalkan oleh keempat orang lainnya.

' Netra coklat mudanya sangat indah, aku ingin memandanginya lebih lama. Kenapa aku baru menyadari jika netra itu sangat indah setelah sekian lama aku mengenalnya? '

"Jaemin, ada apa denganmu?" Tanya Haechan tak mengerti.

Jaemin tersadar dari mengangumi mata indah Haechan. "Aku? Aku baik-baik saja. Ayo berangkat." Jaemin menggenggam tangan kanan Haechan dengan pelan. Tidak ada tarikan atau paksaan dalam genggaman itu, hanya ada rasa genggaman penuh kelembutan dan kasih sayang ( ?)

Haechan mengikuti langkah Jaemin menuju mobil mewah milik Jaemin yang terparkir didepan gerbang.

"Silahkan masuk." Jaemin membukakan pintu mobilnya untuk Haechan.

Haechan hanya menurut.

[ TRUE LOVE ]

True Love ||  [ Nahyuck/Renhyuck ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang