Di Part ini, kalian harus siapin mental buat konfik² yg akan datang yah.👄
Permainan baru akan dimulai....🔥
***
Author Pov
6 tahun kemudian....
"Bunda...!!"
Seorang anak kecil berjenis laki-laki berlari masuk kedalam rumahnya sambil berteriak memanggil bundanya.
Sang bunda yang tadi tengah sibuk membuat bolu harus menghentikan aktivitasnya dan menghampiri putranya.
"Kenapa sayang" sang Bunda berjongkok menyamai tinggi putranya.
"Bola Damar diambil sama kak Ragil huaaa!!"
"Hei... Nggak pa-pa nanti bisa bunda beliin lagi yang baru yah. Damar nggak pa-pa kan?" tanya sang bunda, ia khawatir pasalnya bukan kali ini saja putranya kena jahil anak-anak lain.
Damar menggeleng, "Damar lagi main basket sendiri, terus kak Ragil dateng ngambil bola Damar. Damar minta lagi tapi nggak boleh" adu Damar.
"Karin Damar , I am home"
Damar dan Karin menoleh ke sumber suara. Seorang pria berbadan tegap dengan cukuran rambut cepak yang membuatnya terlihat gagah tengah berdiri dengan paper bag di kedua tangannya.
"Guzman, udah aku bilang jangan make bahasa ingris kalo dirumah" ujar Karin sembari menghampiri pria bernama Guzman tersebut untuk membantu melepaskan jas yang dikenakannya.
"Yeeyyy Ayah... Mana mainan buat Damar?" Damar kecil berlari menghampiri Guzman , sambil merentangkan tangannya meminta pesanannya.
Guzman terkekeh, ia mengacak rambut bocah kecil itu lalu memberikan satu paper bag ditangannya. "Nih, jangan nakal yah"
Damar mengangguk semangat, setelah meraih paper bag tersebut bocah itu berlari menuju kamarnya untuk menyudah mainan-mainannya.
"Udah makan malam?" tanya Karin
Guzman menggeleng dengan tersenyum lembut.
Karin menghela nafas "Jangan dibiasain, nanti kam---
"Jangan khawatir gitu sayang. Aku nggak selemah itu" sela Guzman
Karin diam, memang benar fisik Guzman terbilang kuat. Mengingat Guzman mantan tentara.
Guzman naik untuk membersihkan badannya, sementara Karin menyiapkan makan malam untuk Guzman.
Enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuk Karin bangkit dari keterpurukannya.
Enam tahun lalu, dirinya menghancurkan harapan orang tuanya. Enam tahun lalu dirinya mengecewakan orang tuanya, terutama sang papah.
Memang benar apa kata pepatah.Sepandai- pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga. Waktu itu Karin lupa membuang hasil testpacknya dikamar. Mamah menemukannya, dan saat itu juga semuanya hancur.
Karin menceritakan semuanya keorang tuanya. Orangtua Karin tentu saja marah, apalagi mamah. Ia semakin tak suka dengan Cakra.
Walaupun mereka berdua kecewa dengan Karin, tapi Karin tetaplah putri mereka. Dan bayi yang dikandungnya juga cucu mereka.
Saat itu papah Karin membuang egonya, ia mendatangi kantor adik tirinya. Papah meminta bantuan meminjam uang untuk pergi mengasingkan mereka.
Paman Karin, atau adik tiri papah Karin yang tak tega setelah mendengar cerita dari kakak tirinya itu akhirnya memberi bantuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA [21+] End
Roman pour Adolescents21+ [ Be wise with your reading! ] [sequel My X Private Teacher] Hanya kisah romansa Cakra dan gadisnya. Cakra si cowok manja dan Karin si cewek nduts.