1

6.1K 350 16
                                    

"Ih, New! Tunggu!"

Teriakan Gun menggelegar di lorong menuju kelas. Beberapa orang melihat Gun dengan tatapan yang aneh. Sementara Gun, dia tidak perduli. Toh, ga merigukan orang lain juga.

New yang nama nya di panggil pun tidak menoleh sama sekali. Dia hanya berjalan terus menuju kelas nya. Gun sampai di samping New dengan nafas terengah - engah.

"Gila, New. Gue manggil lo." keluh Gun.

"Oh iya ya?"

Bangsat.

Sebangsat bangsat nya bangsat lebih bangsat seorang New Thitipoom. Gun berdecak kesal, New ini ngeselin.

"males gue sama lo."

"ok."

Gun memutar bola mata nya kesal lalu berjalan mendahului New. Bisa- bisa Gun kena darah tinggi.

New hanya diam sambil berjalan kembali. Sikap ketus dan diam nya itu sudah dari lama ia terapkan. Buat apa ngomong banyak-banyak? Cuman ngabisin tenaga doang.

New sampai di kelas. Di dalam kelas suasana hening walaupun banyak orang.

Ternyata seorang kakak kelas melabrak adik kelas nya. Adik kelas itu tampak ketakutan sendirian, sedang kan kakak kelas itu membawa antek - antek nya.

Udah basi.

Bukan kali pertama ada acara labrak ga jelas kayak gini. Kakak kelas mental tempe, cupu. Dan bodoh nya tidak ada satu orang pun yang berani menghentikan tindakan itu.

Bodoh.

New lalu berjalan santai melewati kakak kelas dengan make up menor itu.

"Heh lo sopan dikit ya!" Teriak salah satu dari mereka, namanya Film.

New menunjuk diri nya sendiri."Anda ngomong sama saya?"

"Iya lah! Lo buta!?"

"Oh." New acuh lalu duduk di meja nya sendiri. Ga ada untung nya mengurusi kakak kelas seperti itu. Yang ada buat darah tinggi.

Film seperti nya tersinggung. Dia menghampiri New dan menampar pipi laki laki itu.

Camkan.

New di tampar oleh orang yang tidak ia kenal sama sekali. New hanya diam. Dia tidak mau main kasar, bagaimana pun Film ini perempuan.

New berdecak kesal. Pagi - pagi mood nya sudah hancur berantakan. Dia bangkit dan pergi, sebelum pergi dia membisikan kalimat pada Film,

"kamu pikir saya takut? Ya engga. Labrak begini udah basi. Daripada ngelabrak, mending hapus dulu make up nya. Kayak ondel- ondel."

New pun pergi dengan langkah santai. Film malu setengah mati, dia langsung berlari keluar sambil menangis.

Kan apa New bilang, main nya labrak, giliran sendiri dia ga kuat.

New mencuci wajah nya di wastafel, dia melihat pipi nya yang merah karena habis di tampar.

Ga sakit, New sering merasakan sakit lebih dari ini.

Sebuah es batu dengan kain menempel di pipi New. New tersentak. Ternyata itu seorang cowo- yang New sama sekali tidak tahu.

New menghempas kan tangan cowo itu. New tidak suka di pegang-pegang, risih.

"Pipi lo merah. Gue ngilu liat nya anjir." kata cowo itu sambil meringis kecil.

" b aja."

"b aja dari mana coba!?"

New yang di tampar, cowo itu yang heboh. Dasar cowo aneh paling aneh.

"Udah, kompres aja, entar tambah merah. Aduhh,,," Ringis cowo itu.

New mengambil es batu itu dari tangan cowo itu dan menempel kan di pipi nya sendiri. Dia ga suka di pegang.

"Nama gue Tay Tawan. Panggil aja Tay." Kata cowo bernama Tay itu.

"Ga nanya dan ga perduli." New langsung keluar dari kamar mandi itu. Dia risih sama Tay yang bawel. Ini luka punya New, kenapa Tay yang heboh?

Benar - benar menganggu.
⛅⛅⛅

"WOI JING LAMA AMAT!" teriak jumpol pada Tay yang baru sampai di kelas.

"Bacot."

"coli lo?"

Plak!

Pukulan mendarat di kepala Jumpol. Mulut cowo itu benar - benar tidak bisa di kondisikan.

"mulut lo ya, anjing."

"Lo ngapain anjir di kamar mandi lama banget?" Tanya Sing yang sekrang sudah duduk di sebelah Tay.

"Begituan lah!"

"Oh ngewe?"

Tidak Sing, tidak jumpol, mulut nya sama - sama tidak bisa di kontrol. Sebenar nya Tay sama saja, jadi tidak ada beda nya.

"Tadi ada orang gitu, pipi nya merah kayak bekas tamparan, ya gue kasih es batu lah. Tapi ga sopan banget anjir, ga punya akhlak. Ih songong nya!"

Tiba-tiba si geng nya Film masuk kelas, dengan Film yang masih menangis kencang.

"Lah si tukang caper ngapa?" Tanya Jumpol dengan suara nyaring.

Memang mereka bertiga ini laki-laki tetapi sama-sama tidak bisa menjaga mulut.

"Caper apaan sih dia nangis!"

"Situ yang nge labrak, situ yang nangis!" balas Sing.

Film semakin menangis kencang. Caper nya kelewatan sekali. Berharap di perhatikan orang tetapi tidak ada yang perduli sama sekali.

"Dia abis labrak dekel, eh di skakamatin saa dekel cowo. Maka nya Film, lo tuh ga usah sok jago."

"dekel cowo?"

"Di tampar anjir dekel nya."

Tay mengernyit." Siapa?"

"Engga tau. Imut sih."

Tay membelalak kaget." Lo suka cowo, Sing!?"

Sing memukul keras kepala Tay." anjing!"

"Sing, Jumpol, Tay! Kalian apa kan Film!?"

Mereka tidak sadar bahwa Bu Jamie sudah masuk kelas.

"LAH BU KOK KITA!?" protes Tay, Sing dan Jumpol tak terima. Merekan kan ga ngapa - ngapain, kenapa tiba-tiba di salahin?

"Terus siapa lagi selain kalian bertiga!?"

"Siapa kek bu. Di sekolah ini ada ratusan murid, kenapa kita mulu sih bu!"

Jumpol ini selain tidak bisa menyaring kata-kata juga tidak beradab. Kadang Tay juga heran di mana ia mendapat kan teman seperti ini.

"Kalian bertiga bersih kan kamar mandi sekarang!"

"Tapi bu-"

"SEKARANG!"

Jumpol menatap sinis Film. Kesal. Rasa nya ia ingin memusnah kan manusia bernama Film itu. Mereka tidak ada pilihan selain menuruti kemauan guru itu.

Jumpol mengacung kan jari tengah nya pada Film sebelum berlari.

"JUMPOL!"

Mereka bertiga tertawa puas. Biar lah orang berkata mereka nakal, tetapi ini lah yang membuat mereka senang.

Terutama Tay.

Berteman dengan Sing dan Jumpol, Tay mendapat kan hal yang tidak pernah ia rasa kan sebelum nya. Berbuat nakal dan bobrok membuat Tay merasa lebih senang.

Dia tidak perduli kata orang.

Dia bahagia, setidak nya di sekolah.
⛅⛅⛅

Haii, aku balik dgn cerita ini huhu,, hope you like itt!❤

To be continue....

Mimeomia - TayNew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang