2

2.6K 299 32
                                    

Tay dan sahabat sahabat nya sedang bermain sepak bola di lapangan sekolah. Hari ini guru IPS tidak masuk, tapi mereka di tugas kan untuk mengerjakan soal. Alih alih mengerjakan soal, Tay, Sing, dan Jumpol memilih untuk main saja di lapangan.

Anak nakal.

Sing menggiring bola pada Tay. Tay rencana nya akan menendang bola itu pada Jumpol yang berada di ujung lapangan. Karena terlalu semangat, tendangan itu malah mengenai seorang siswa yang sedang berjalan di pinggir lapangan.

Tay terkejut lalu menghampiri cowo itu."Sorry , gue - eh lo cowo kamar mandi ya? Gue minta maaf ga sengaja."

Itu New. Dia ingin mengembali kan buku ke perpustakaan malah kena sial di pinggir lapangan.

"Gue minta maaf banget. Ga sengaja. Lo luka ga?"

Alih alih menjawab pertanyaan Tay, New malah diam dan langsung pergi begitu saja tanpa kata-kata.

Tay langsung menahan tubuh New. Reflek, New menonjok keras hidung Tay hingga berbunyi ' krek' dan darah pun mengalir dari hidung cowo itu.

Tay menahan darah itu dengan kerah baju nya. Tetapi New malah pergi seolah - olah kecelakaan keci itu bukan kesalahan nya.

Kan sudah di bilang. Sebangsat bangsat nya bangsat lebih bangsat lagi New Thitipoom.

"Shit! Woi-!" Tay berusaha memanggil New walaupun hidung nya sakit parah.

Sing dan Jumpol yang mendengar Tay berteriak langsung menghampiri sahabat nya itu. Mereka kaget ketika melihat baju Tay sudah di penuhi darah.

"TAY!"

Mereka segera mengantar Tay ke ruang kesehatan. Di ruang kesehatan, dokter mengatakan bahwa tulang hidung Tay hampir retak. Dokter itu segera mengobati hidung Tay.

Untung tidak harus di operasi.

"Gila, hidung lo kenapa? Di tonjok bagong?" Tanya Sing ketika mereka baru keluar dari ruang kesehatan.

Tay meringis kecil." Di tonjok dekel anjir."

Sing terkejut. Adik kelas mana yang berani menonjok kakak kelas? Gila.

"Gila anjirt. Dekel planet mana yang berani nonjok kakel nya? Emang lo apain dia?" Tanya Jumpol keheranan.

"salah sasaran bola tadi. Eh pas gue tanya luka ga? Malah di tonjok. Salah gue apa?"

"Lo kerdus."

"Gue bidadari kali."

Jumpol memeraga kan seolah dia muntah."Huwek! Bidadari pantat lo!"

Mereka bertiga tertawa. Tay sejenak melupakan rasa sakit nya.

"Gue pulang aja ah." Kata Tay tiba-tiba. " kalian engga?"

Sing dan Jumpol serentak menggeleng." Ga. Bertobat gue."

"najis. Jangan jangan hari ini mau ada badai seorang Jumpol bertobat." Ucap Tay dramatis.

"Bacot lo. Udah sana pulang. Ke sisi Tuhan sekalian."

Tay memutar bola matanya kesal lalu berjalan menuju mobilnya. Di dalam mobil dia meringis kecil. Luka nya sakit juga ternyata.

Cowo gembil itu sensi juga ternyata seperti cewe PMS.

"Serem, astaga. Gue takut. Ganas." Umpat Tay dalam hati. Dia mengendarai mobil nya menuju rumah nya.

Setelah lima belas menit, Tay akhir nya sampai di sebuah mansion besar atau itu adalah rumah nya. Ah, kapan tempat itu bisa di sebut rumah?

Tay memakir kan mobil nya lalu masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, sudah ada ibu nya sedang duduk bersama seorang pria yang tidak Tay kenal - lagi.

Mama Tay melihat ke arah Tay." Tay udah pulang?"

"Ga lihat?" sarkas Tay lalu naik tangga menuju kamar nya. Dia mengunci pintu kamar nya dan tidak membiar kan siapapun masuk ke dalam nya.

Tay butuh sendiri.

Dia membuka baju nya. Badan nya terlihat bagus, tetapi tidak dengan luka bekas goresan di setiap inci tubuh nya. Jelek, tetapi Tay tidak perduli.

Lagi pula, siapa yang akan membuka baju Tay dan melihat tubuh nya? Tay menatap miris tubuh nya.

Tay merasa tidak berguna. Pilihan untuk pulang ke rumah bukan opsi yang bagus karena sekarang terdengar suara tawa dari bawah.

"Berisik. Bajingan." Kesal nya. Tay mengganti baju nya lalu memutus kan untuk pergi saja. Berada di rumah ini lama-lama akan membunuh nya perlahan.

Tay menuruni tangga." Lho Tay kamu mau kemana? Bukan nya sudah pulang?"

"Kemana kek, yang penting ga liat lo sama mainan lo."

"TAY!"

Bentakan tidak akan bekerja lagi.

"Jaga mulut kamu ya." Ancam Mama Tay.

"Jaga sikap anda juga." Balas Tay datar. Dia segera pergi dari dalam rumah dan membanting pintu dengan sangat keras.

Tay mengendarai mobil nya dengan sangat kencang. Air mata mengalir dari sudut mata nya. Sisi buruk nya bangun. Ini alasan dia tidak mau ber lama-lama bersama mama nya.

Kata orang Mama itu rumah mu, tapi bagi Tay mama nya adalah kesialan besar dalam hidup nya.

Tiba-tiba sekelebat bayangan buruk melintas di kepalanya. Hari dimana Tay rasa nya ingin mati. Tidak mau melihat diri nya sendiri.

"TAY, INI DEMI KITA!"

"GA MAU!"

"TAY!TAY!TAY!"

"KAMU HARUS MAU, INI GA SAKIT!"

"SAYA SERAHKAN ANAK SAYA."

Bayangan-bayangan hal buruk menghampiri pikiran nya. Tay membanting setir ke kanan dan menabrak trotoar.

Untung nya, Tay tidak terluka. Nafas nya terengah - engah, jantung nya berdetak tidak karuan, keringat membasahi pelipis nya.

Terlalu lemas rasa nya untuk bangun.

Tay menangis. Sisi gelap nya bangun dan kembali lebih sering akhir-akhir ini. Tubuh nya bergetar. Tangan nya bahkan tidak bisa menggapai ponsel nya.

Tidak sadar, kesadaran nya lama-lama hilang. Mata nya buram. Dalam kelemahan nya dia melihat siluet seseorang membuka pintu mobil nya.

Sampai akhir nya Tay benar benar tidak sadar.

Kali ini Tay memohon, dia tidak mau membuka mata nya selama nya.

Dia tidak mau hidup lagi dalam kesengsaraan.
⛅⛅⛅

Jjur aku iseng aja bikin ini, kalo ga bagus ga papa yah😔😉

Next yah

Mimeomia - TayNew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang