Pagi nya Tay dan New memutus kan untuk tidak sekolah. Bagi Tay memang sudah biasa, tetapi tidak bagi New. Cuman ya apa boleh buat, mood nya benar-benar hancur saat ini. New hanya diam di ujung kasur sambil memain kan ujung kaki nya.
Ponsel nya tidak berhenti bergetar karena pesan dan telepon dari Mix dan Niu. New tidak mau mencari masalah dengan mengangkat telepon itu.
New merasakan cacing cacing perut nya berdemo untuk di beri makan." Tay,,"
Tay yang sedang bermain ponsel pun menyahut." Iyaaa."
Gengsi. Mau bilang lapar pum gengsi nya setinggi langit. " Um,, laper." New berkata sambil menundukan kepala nya.
Gemas. Rasa nya Tay ingin menelan New hidup-hidup." Ya elah, ya udah ayo makan."
Tay mengajak New untuk turun ke bawah. Di dapur, sudah ada pembantu yang menyiap kan makanan untuk Tay." Lho Tay, itu siapa?" Tanya Pembantu itu.
"Temen. Bibi jangan bilang mama."
Bibi itu pun mengangguk lalu pergi dari dapur. Makanan yang di hidang kan adalah makanan yang New suka. Udang goreng tepung. New melihat makanan itu dengan mata yang berbinar-binar.
New pun langsung melahap makanan itu. Enak. New suka. Tay memperhatikan New dengan seulas senyum. Entah lah hanya dengan melihat New, Tay merasa senang.
"Mau nonton netflix ga?" Tanya Tay.
New mengangguk antusias." Mau!"
Selesai makan, Tay dan New duduk di sofa dengan selimut sambil menonton film netflix. Horror. New tidak takut sama sekali, sedang kan Tay terus menutup mata nya karena takut.
"Tay, lo apaan sih tutup mata terus, apa yang mau lo liat coba." Ucap New sambil menurun kan tangan Tay dari matanya.
"Takut anjir. Itu lagian orang tolol banget ya udah tau ada setan malah di samperin. Nyari penyakit."
New menghela nafas kesal." Nama nya juga film. Kalo dia malah kabur entar apa yang mau di ceritain?"
"Ya, ga tau. Tapi tetep aja bego."
Tay mengubah posisi nya menjadi tiduran di paha New. New sedikit kaget." Apa lo tidur-tidur. Sana ga?!"
"Mood lo berubah-ubah mulu serius. Jadi galak kan. Bentar aja, badan lo anget banget."
New sedikit berdecak namun akhir nya dia pun membiar kan Tay tiduran di paha nya. Tak lama, Tay tertidur. Entah sejak kapan terdengar dengkuran kecil dari bibir nya. Wajah nya terlihat lelah, padahal tadi malam Tay tidur nyenyak.
New, agak bingung.
"Hidup Tay, ga semudah yang kamu kira, nak." Pembantu itu berkata pada New.
Tidak mudah ya? Tetapi mengapa Tay bersikap seolah hidup nya sangat mudah. New merasa tidak tahu apa-apa. Lelah. New bisa merasakan itu.
Hati New sedikit terenyuh.
⛅⛅⛅Tay Side
Tay merasa senang ketika New mau pulang bersama nya. Tidak. Dia takut New kenapa-kenapa dan Tay tahu New sedang butuh seseorang untuk di jadikan tempat curhat.
Semenjak mempunyai depresi, Tay menjadi jarang tidur nyenyak. Setiap dia menutup mata, bayangan bayangan buruk selalu menghantui pikiran nya.
Entah kenapa, wangi tubuh New bisa membuat nya tenang. Kehadiran New bisa membuat dia tidur dengan nyenyak malam itu. Tay merasa senang.
Dan lagi, Tay tidur di paha New. Tubuh New hangat bisa menghangat kan Tay. Tay suka. Setidak nya sekali ini Tay bisa tidur dengan nyenyak selama dua kali. Setidak nya itu lebih baik dari pada tidak sama sekali kan?
Tay Side End
"Tay, udah kek. Pegel." New merengek karena merasakan kebas di paha nya. Tay pun bangun dan kembali duduk. Ternyata film yang mereka tonton sudah selesai." Lah udah ternyata. Ga kerasa."
"Iya lah ga kerasa tolil lo tutup mata terus, abis itu tidur."
Tay sedikit tertawa." Hehe, New dingin. Kita ke coffe shop yuk!"
New mengangguk. Mereka pun pergi ke kedai kopi terdekat. Iman New sedikit bergetar karena banyak nya orang yang merokok di sana. Tapi Tay menahan nya.
"Mau apa, New?" Tanya Tay saat mereka sudah sampai depan kasir. New berpikir sejenak.
"Susu coklat."
Di kedai kopi pun, New masih mencari susu coklat. Persis seperti anak kecil. Sementara Tay memesan kopi latte.
Mereka berdua pun duduk di sebuah kursi sambil menikmati cuaca yang dingin dengan hujan yang masih turun. Hangat ketika minuman itu perlahan masuk ke tenggorokan nya.
"Lo tuh persisi kayak bayi, cuman ngerokok aja." Ucap Tay.
"Gue bukan bayi." New sedikit berdecak.
"Wangi bayi, makan belepotan dan susu coklat? Bukan bayi?"
"Tapi gue udah gede. Lo ga liat badan gue se gede ini."
"Nama nya bayi gede."
New memutar bola mata nya kesal." Bayi gede apa sih."
Tay tertawa kecil." New, mau gue telen lo."
"Telen apa sih emang nya lo kanibal?"
"Bukan sih kalo lo ya bisa aja gue telen." Ucap Tay sambil sedikit tertawa.
"Ngomong sekali lagi gue lempar biawak lo ya." Ancam New kesal.
Tidak. Tidak kesal beneran, dalam hati nya New tersenyum. Lagi, Tay menjadi alasan nya tersenyum.
⛅⛅⛅Niu khawatir New tidak menjawab telepon nya sama sekali. Raut khawatir terlihat jelas di wajah nya. New juga tidak menjawab telepon Mix juga.
"Niu, minum obat dulu. Pentingin kesehatan dulu ya." Ucap Mama Niu yang baru saja datang dengan segelas air putih. Pasal nya, Niu belum minum obat dari malam. Mama Niu merasa khawatir.
Niu hanya diam sambil menatap keluar berharap New tiba-tiba berada di sana. Niu merasa sangat bersalah. New dimana? Apa dia baik-baik saja?
Niu merasa sangat bersalah, Niu merasa ini semua salah nya." New, kamu dimana?"
Untuk Niu, New lebih penting dari kesehatan nya. New adalah prioritas Niu.
New dan Niu mempunya sisi luka masing-masing tanpa mau mengungkap kan satu sama lain.
Sakit bukan?
⛅⛅⛅Haiiii mmf yah kalo aku update pendek-pendek soalna ga bisa nulis panjang2😭

KAMU SEDANG MEMBACA
Mimeomia - TayNew
Fiksyen Peminat"Rasa nya sakit ketika aku harus menjadi dua orang yang berbeda." - Tay Tawan- " Kita sama-sama tersakiti. Kenapa tidak saling melengkapi?" - New Thitipoom- New tidak pernah tau dia akan di pertemukan dengan Tay, anak bobrok dan nakal dari kelas seb...