"New mau pulang bareng ga?" Tanya Gun yang sibuk mengemasi barang-barang nya. Pelajaran sudah selesai di sore hari karena ada kelas tambahan.
New menggeleng."Gue mau pergi dulu."
"Lho tumben. Sama siapa?"
"Kepo. Udah ah gue duluan." New lalu meninggal kan Gun di kelas. Dia tidak mau bilang dulu. New yakin seratus persen dia bakal di sidang.
Ternyata Tay sudah menunggu di parkiran di samping mobil milik cowok itu. Tanpa bicara, New langsung masuk saja ke dalam mobil itu.
Tay lalu ikut masuk."Ga sopan lo."
"Bodo. Dah cepet, bawel." Ucap New. Mobil pun berjalan dengan kecepatan sedang.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Maklum, Tay dan New belum ada seminggu kenal. Tidak ada yang berani membuka percakapan. New sibuk bermain dengan ponsel nya.
"Kenapa harus gue sih? Emang lo ga ada temen?" Tanya New membuka percakapan. Dia emang bukan tipe orang yang bisa membuka percakapan, kali ini pengecualian.
"Anggep aja sebagai permintaan maaf lo sih,"
"Sebener nya ini bukan seratus persen salah gue, lo juga lancang amat pegang-pegang. Jangan lupain, pala gue benjol."
Tay terdiam. Iya sih, tapi kan ga separah yang Tay terima.
"Ya ya udah. Maaf. Gue traktir lo deh."
"Gue udah kaya." Balas New.
"Lho emang kalo di traktir harus kaya gitu? Mending lo diem, gue harus traktir lo. Pokoknya."
New membuang wajah nya ke samping. Tay ini menyebal kan. Sok kenal dan sok deket. Dan ini pertama kali nya bagi New setelah sekian lama pergi jalan-jalan dengan orang yang tidak begitu ia kenal.
Ia menatap langit yang mendung. Entah kenapa dia ada firasat baik dan buruk tentang hidup nya selanjut nya.
"Woi! Udah nyampe! Ngelamun aja lo, di rasukin baru tau." Ucap Tay membuyar kan lamunan New.
New pun turun dari mobil dengan malas. Demi apa pun mall hari ini ramai sekali, New tidak suka keramaian. Menurut nya keramaian itu menganggu.
"Jangan deket-deket gue jalan nya!" Perintah New ketika Tay berjalan agak dekat di sebelah nya.
Tay reflek menjauh." Gue bersih kok tenang aja."
"Bukan masalah bersih atau enggak nya, gue ga terbiasa jalan sama orang."
Tay mengangguk. Um, yeah Tay mau menerawang seperti nya New punya trauma.
"Lo punya trauma?"
New menggeleng."Ga. Gue ga nyaman."
Anak introvert. Sikap mereka berbanding jauh sekali. Seperti langit dan bumi.
"Kita kayak langit dan bumi." celetuk Tay saat mereka berada di eskalator.
"Apaan sih lo. Kayak bocil lagi belajar sistem tata surya."
Okey.
New ini tidak bisa di ajak bercanda. Padahal itu quote yang Tay dapat dari Jumpol.
"Lo mah ga ngerti quote novel gitu ya?"
New menatap tajam Tay." bisa diem ga lo?"
Tay akhir nya terdiam. Mereka pun masuk ke dalam toko buku. Yak sebenernya ga tau apa yang mau di beli, enak aja gitu liat buku-buku.
"Lo suka baca buku?" tanya Tay ketika mereka berada di rak novel tebal. Mata New terlihat berbinar melihat buku itu.
Tay bingung, siapa yang mau membaca buku setebal 700 halaman itu? Apa tidak pusing? Memikir kan nya saja bisa membuat Tay pusing.
New mengangguk."Iya."
"Tapi kok ga tau quote tadi sih?"
"Gue lebih suka baca fantasy, dan sejarah. Gue ga suka baca romance, terlalu cringe."
Cringe? Cringe kata nya?
"pantes hidup lo flat. Coba baca novel romance atau humor kek biar di hidup lo ada lucu-lucu nya."
"lucu-lucu apaan."
"Biar hidup lo lebih berwarna gitu."
"Ga perlu." balas New.
Mereka pun keluar dari toko buku itu setelah New membeli beberapa novel untuk di baca. Tay dan New mengelilingi toko aksesoris untuk melihat gelang hitam itu.
Tapi setelah mencari berjam-jam, Tay tidak menemukan gelang itu sama sekali. Mirip saja pun tidak ada. Mereka pun duduk di sebuah kedai es krim.
"Lo nyari apaan sih? Gila ya. Capek banget gue." Kata New sambil memijat pelan kaki nya yang pegal.
"Gue nyari gelang item."
"Ya allah, gelang item di abang-abang gerobak juga ada kali. Bikin capek!"
"gelang nya di pake orang, orang yang nyelamatin gue."
"Jadi lo mau balas budi?" Tanya New.
Tay mengangguk.
"Gelang item di negara ini tuh banyak banget. Sia-sia lo nyari ke sana kemari."
"Tapi gue mau bales budi."
New memakan es krim vanila nya." Kalo emang tuhan takdirin lo buat ketemu dia ya pasti ketemu."
Tay hanya bisa mengangguk-angguk.
"Makasih udah nemenin gue hari ini ya, New." Ucap Tay di sertai senyuman tulus.
"hm."
"Lo baik."
"Gue ga baik. Ga usah pake muji muji segala." Ucap New ketus.
Tay tertawa kecil. New lumayan gemes kalau marah kayak gini. Pipi nya menjadi merah gembul gitu. Rasa nya Tay ingin menggigit pipi itu.
Tay mencubit pipi New. Reflek, New menonjok tangan Tay hingga sang empu nya kesakitan."ANJING!"
"Jangan pegang-pegang!" Ketus New.
"Galak."
"Bodo."
"Tapi seinget gue gelang itu warna nya item kulit." Kata Tay tiba-tiba. Terbesit tangan orang itu yang meraih seatbelt nya.
"Item kulit banyak. Susah."
"Ada inisial nya."
New mengernyit heran." inisial?"
"Iya, huruf N."
Tepat.
⛅⛅⛅Lanjut yahh,,,,

KAMU SEDANG MEMBACA
Mimeomia - TayNew
Fanfiction"Rasa nya sakit ketika aku harus menjadi dua orang yang berbeda." - Tay Tawan- " Kita sama-sama tersakiti. Kenapa tidak saling melengkapi?" - New Thitipoom- New tidak pernah tau dia akan di pertemukan dengan Tay, anak bobrok dan nakal dari kelas seb...