20

1.6K 231 10
                                    

Semakin kesal.

New baru saja membersihkan tubuh nya selepas pulang dari rumah Krist. Ketika New sampai, tidak ada tanda-tanda Tay di rumah seperti nya cowo itu sudah pulang.

New memperhati kan Niu yang membaca sebuah buku dengan mata yang ber binar-binar. Penasaran. Tapi New tidak mau mengobrol dengan Niu.

New mengernyit. Dia baru menyadari pipi Niu semakin tirus dan bibir nya semakin pucat. Obat obat di nakas nya juga terlihat lebih banyak. Tapi New tidak perduli sama sekali. Toh, itu juga bukan urusan nya.

Penasaran. Sebenar nya apa yang mereka biacarakan?

"New, maafin Niu ya."

Tiba-tiba? Ada apa ini? New hanya terdiam.

"Lo ngeselin."

Dua kata tapi mampu membuat New lega akhir nya bisa mengeluar kan unek-unek nya.

"New inget ga si dulu, New sering ngasih Niu bunga dari taman belakang. Warna merah bunga nya, cantik."

Ingat. Itu salah satu kenangan yang New punya. New suka sekali memetik bunga di taman belakang ketika kecil, tidak perduli jika mama nya akan mengamuk nanti nya.

Bunga itu akan dia berikan pada Niu agar anak itu senang dan berakhir mereka berdua di hukum.

Bahagia bukan? Sebelum badai datang dan menghancur kan semua nya.

"Ga inget. Lo berisik. Gue mau tidur." New malas mengobrol dengan Niu. Perbincangan ini pasti akan menjadi panjang.

Semakin di ingat, New semakin kesal dengan Niu. Niu merebut semua nya.
⛅⛅⛅

"Gue tebak, pasti lo lagi deketin New."

"Mungkin?" Ucap Tay sambil terkekeh kecil.

"Kenapa lo bisa suka? Ini termasuk cepet tau." Ucap Sing sambil menggulir layar ponsel nya.

"Gue ngerasa beda aja, dia ga sempurna, tapi kalau di dekat dia gue ngerasa sempurna." Jawab Tay serius.

Jumpol berdecak kecil." Kata nya dia kasar, atau apa lah."

"Kalo gue udah jatuh cinta sama dia, lo bisa apa?"

Skak.

Tay ini kalau di lihat-lihat bucin juga. Jumpol hanya mengangguk - angguk.

"Lo mau langsung deketin? Atau nembak?"

Tay menggeleng." Ga, gue mau jadi orang yang selalu ada buat dia aja dulu. Gue ga memprioritas kan status, gue lebih mentingin perasaan."

Tay lebih takut kalau tiba-tiba New tidak nyaman. Kalau tiba-tiba ternyata perasaan New tidak sama dengan diri nya. Lebih baik, Tay menjadi seseorang yang ada untuk New saja dulu.

"Tay, ternyata lo udah dewasa." Sing menatap kagum Tay.

"Jangan liat gue lama-lama, tar suka."

Sing memeragakan pura-pura muntah. Sorry, tipe Sing itu seperti Krist Perawat ya." Ga dulu ya, sorry."

"Gue rasa, hidup dia ga semudah itu gue mau bantu dia."

"Gimana dengan lo? Emang hidup lo mudah?"

Tay tertawa." Ya ga sih, cuman ya ga papa. Udah terbiasa."

Jumpol mendengus kesal. Tipikal Tay sekali. Jumpol kadang agak kesal dengan sikap Tay yang lebih mementing kan orang lain.

Terbiasa, iya. Namun mungkin lama kelamaan mental nya akan hancur.
⛅⛅⛅

New keluar dari kelas nya dan berjalan santai menuju roof top. Lagi. New malas pulang ke rumah. Malas mengobrol dengan Niu. Alhasil, New hanya duduk sambil merokok di roof top.

Kan.

Baru sembuh kemarin, sudah cari penyakit saja. Untung nya, Gun sudah pulang duluan karena ada urusan di luar jadi New tidak begitu was was.

Langit biru di hiasi awan putih yang tebal. Suhu sekarang agak panas, karena matahari cukup menampakan diri nya.

New berpikir, apa kah hidup nya akan terus seperti ini? Hidup di tengah-tengah ke sesakan? Atau ada kah orang yang akan menggenggam tangan nya?

New sedikit agak pusing akhir-akhir ini. Dia ingin orang tua nya cepat pergi lagi agar hidup New tenang.

Tiba-tiba seseorang mengambil paksa rokok New dan menginjak nya. New melotot kesal, ternyata pelaku nya adalah Tay Tawan yang sekarang menatap kesal ke arah nya.

"New, lo batu ya."

New berdecak kesal lalu menggeser tempat duduk nya sedikit agar Tay bisa duduk.

"Lo tuh ganggu." kesal New.

"Kalo gue ga ganggu bisa abis berapa batang tuh hah?"

Benar juga. New kadang kalau stress suka tidak memperhati kan berapa banyak rokok yang dia pakai. Bisa-bisa, sebungkus habis.

Tay mengeluar kan permen cupa cup rasa stroberi dari kantong nya." Nih, buat ganti."

"Kebanyakan permen bisa sakit gigi." Jawab New.

"Mending sakit gigi dari pada sakit paru-paru. Udah diem. Kalo lo stress ngapain gitu."

"Ga ada. Pelarian gue cuman rokok."

"Jangan sering-sering. Nanti sakit, New..." Kata Tay lembut.

Blush

New merasakan rona merah di sekitar pipi nya. Namun dia teringat apa yang Tay ingin bicara kan dengan Niu kemarin? Rasa penasaran tiba-tiba muncul.

"New,,,"

"Apa sih."

"Lo marah mulu sama gue sih," Ucap Tay.

"Siapa yang marah? Gue bete lo ganggu gue mulu."

Bibir New membentuk pout dengan pipi yang di gembung kan, mirip seperti bakpao. Gemas sekali. Tay sama sekali tidak takut dengan New ketika marah.

Dia malah gemas.

Tay tidak tahu mengapa wajah New tiba-tiba bete. Ya, memang setiap bertemu New selalu marah-marah tetapi kali ini wajah nya beda dari biasa nya.

Tay berdiri, lalu menggenggam lembut tangan New. New mau memberontak sebelum itu, Tay berkata,

"Gue tau. Ayo kita jalan-jalan ya, bayi."
⛅⛅⛅

Hai haiii bsok lagi ya update ya kwkwk sorry kalo ga sesuai ekspetasi kalian.
Wuf yuu💗💗

Mimeomia - TayNew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang