17

1.6K 232 11
                                    

"Gengsi lo tinggi banget sampai menabrak satelit." Ucap Tay melepaskan tangkupan tangan nya pada pipi New.

"Gengsi apa sih."

"Gue tau lo lagi sakit, maka nya ga masuk kelas. Lo tuh susah banget sig tinggal bilang iya."

"Ngurus amat."

"Udah sarapan?" Tanya Tay.

New menggeleng." Belom."

"Ayo makan."

"Udah biasa gue ga makan."

Tay menarik paksa tangan New untuk turun dari roof toop menuju UKS. New terus memberontak namun Tay tetap menarik tangan itu.

"Ih, apa sih lo." New melepaskan genggaman tangan Tay ketika mereka sudah sampai di depan pintu UKS.

Mereka berdua duduk di pinggir kasur." Lo kenapa? Kebanyakan minum es?"

New menggeleng." Ga. Cuman karna kebanyakan nge rokok."

Tay berdecak kesal.'" Tuh kan."

"Ga papa. Ini bukan pertama kali."  Ucap New. Suara nya menjadi agak sedikit serak karena batuk kering. Tenggorokan nya sakit.

"Tapi tetep aja. Lo ga ada obat?"

New menggeleng." Ga punya." New tidak pernah bilang pada keluarga nya bahwa New punya alergi. Um, lebih tepat nya siapa yang akan perduli? Penyakit Niu lebih parah, spertinya.

New mengambil obat batuk di kotak kesehatan. Sebenar nya, obat alergi ada sendiri, tetapi New tidak punya. Obat batuk hanya untuk sedikit membantu mengurangi rasa sakit. Tay menyodor kan obat nya pada New.

"Minum."

"Engga!" New menutup mulut nya. Bukan apa, dari kecil dia sudah melihat Niu di cekoki beragam obat, jadi New, sedikit takut.

"New,,,"

New tetap menutup mulut nya.

"New, ayo. Ini obat sirup. Manis."

New tetap menggeleng. New sudah seperti anak bayi sekarang.

Tay menyodor kan sesendok obat itu." ayo,,,"

New terdiam sejenak sebelum meminum obat itu dari tangan Tay. Tay tersenyum lalu menepuk pelan kepala New.

"Nah gitu dong."

'  BAJINGAN!?'
⛅⛅⛅

"alergi lo pasti kambuh."

New terkejut ketika baru duduk di samping Gun yang menatap kesal ke arah New karena tidak jujur pada nya. Walaupun ujung-ujung nya Gun akan marah, setidak nya New harus jujur.

"Tau darimana sih?" Tanya New.

"Gue tau lo sama Tay kan?"

New mengangguk kecil." iya."

Gun malah tertawa kecil." Gue pikir, lo jatuh cinta sama dia."

"Bangsat, sejak kapan?"

"Itu pertanyaan buat diri lo sendiri."

Iya kah? Tapi bagaimana bisa? New sadar akhir-akhir ini dia jauh lebih terbuka pada Tay. New bingung. Ini perasaan apa?

Gun meregang kan otot tubuh nya." Gue temenan sama lo bukan cuman satu dua tahun, tapi bertahun-tahun. Lo ga bakal nerima seseorang di hidup lo kalo lo ga yakin dan percaya sama dia."

"Au ah." New sangat menghindari percakapan seperti ini karena akan tahu apa yang akan di katakan New selanjut nya.

"Gue pikir, dia pelangi yang selama ini lo cari.'"

Tepat seperti apa yang New pikir kan.
⛅⛅⛅

New malas sekali pulang ke rumah. Entah kenapa, kaki nya malah membawa New ke roof top sekolah. New akan tidur di sana sampai sore menjelang. Pemandangan roof top sekolah sangat indah, awan putih terlihat sangat cantik.

New sedikit tidak nyaman karena tidak ada bantal. Kepala nya menjadi sedikit agak sakit. Tapi mau bagaimana lagi, New malas pulang dan ia mengantuk.

"Sini tidur di paha gue." Ucap Tay yanf entah sejak kapan berada di sebelah New.

New memutar bola mata nya kesal." Ga. Apa sih."

"Gue tau lo ga nyaman."

"Ga. Enak kok."

Tay berdecak. New ini gengsi banget. Tay sampai heran, apa susah nya bilang ' iya' ? Tidak di suruh bayar kok. Tay menarik kepala New dan menaruh nya di paha nya.

Nyaman.

New akui ini sangat nyaman di banding kan tadi. Jadi, New diam saja sambil berusaha tidur. Jantung bangsat dan sialan.

"Tidur aja. Kalo udah sore nanti gue bangunin."

New pun menutup mata nya. Tay memperhati kan wajah New. Pipi nya gembil dengan warna pink di sana. Kulit nya putih.

Indah.

Tay tersenyum. ' Mom, i think i'm in love with him. '

New flashback

" Niu, kapan sembuh? Mama masa ga sayang New lagi."

New menggenggam tangan Niu kecil. Niu terbaring di tempat tidur dengan alat medis yang berada di tubuh nya. Mata nya sedikit terpejam.

"New, udah sana. Niu butuh istirahat." Ucap Mama New yang baru datang dari dapur.

"New ngantuk. Mama temenin New bobo ya?"

Mama New menggeleng." Niu lagi sakit, sayang."

New memasang raut sedih, pasal nya mama nya sudah tidak tidur dengan nya selama beberapa minggu. New iri, dengan Niu yang selalu di peluk.

Mau menangis, tapi mama bilang cowo nangis seperti banci.

New terduduk di ujung kamar. Menangis dalam diam. Semua orang meninggalkan nya. Semua hanya perduli tentang Niu, Niu dan Niu.

New kesepian.

Hanya rembulan yang menemani New yang terduduk sendirian. New, si lemah.

Flashback Off

New tersentak. Kenapa harus memori buruk terlintas di pikiran nya? Kenapa?

"Kenapa, New?"

New mendongak dan otomatis menatap iris gelap Tay. Hangat. New bisa merasakan itu. New mengatur nafas nya.

"New?"

"Gu-gue capek." New berusaha keras menahan keras tangisan nya.

Tay memeluk tubuh New dari samping. New tidak membalas atau pun memberontak. New hanya diam.

Kenapa hanya dengan melihat Tay, hati nya menghangat? Kenapa setiap melihat iris cowok itu diri New merasa tenang?

Ada yang tidak beres.
⛅⛅⛅

Haii hai smuaa,, aks lanjut yh maaf kalo cringe

Mimeomia - TayNew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang