10

1.7K 230 4
                                    

"Gue mau es krim." pinta New.

"Ya udah. Beli."

"Lho anjing, kata nya mau traktir!?" Ucap New tidak terima.

"Katanya udah kaya."

Ya benar sih. Cuman ya.... Itu kan ga benar-benar serius. Se kaya-kaya nya New, jika di traktir siapa yang tidak mau?

"Ya iya sih. Tapi kan... Ya udah deh!" dengan kesal, New berjalan ke arah kedai es krim dan memesan dua scoop es krim vanilla dan coklat serta toping oreo.

Saat tangan New terulur untuk membayar es krim nya, Tay sudah lebih dulu membayar nya.

New berjalan mendahului Tay." Kata nya ga mau."

"Siapa bilang?"

"Ga ada tapi kata lo..."

"Gue nunggu lo ngambek."

New menendang tulang kering Tay."Babi."

"Abis ini mau kemana?" Tanya Tay.

"Terserah."

Tay memperhatikan New. Pipi nya naik turun ke atas dan ke bawah karena mengunyah es krim. Sudut bibir nya sedikit belepotan karena dia terlihat sangat menikmati es krim itu.

Gemas.

Pipi New terlihat seperti bakpao.

Tay mencubit gemas pipi New. New reflek menonjok tangan Tay.

"Sekali lagi lo pegang-pegang, gue pastiin ilang tangan lo!"

"Kita udah deket masih kasar aja lo."

New memutar bola mata nya kesal." Deket apaan."

"Timezone yuk!"

Mata New berbinar." Ayok!"
⛅⛅⛅

New saat ini sudah sampai di depan pagar rumah nya. Langit sudah sangat gelap, ia dan Tay lupa waktu karena ke asikan bermain timezone. Sudah lama New tidak bermain timezone karena faktor malas.

Ia mengintip dari sela-sela pagar. Di halaman, terdapat mobil alphard berwarna hitam. Yang pasti nya milik orang tua New.

' Sial. '

New tidak menyangka kalau perkataan Niu itu benar ada nya. New kira itu hanya bualan Niu saja, ternyata benar. New sudah lama tidak melihat orang tua nya, tapi entah kenapa tidak ada rasa antusias sedikit pun.

New menarik nafas lalu membuang nya perlahan. Dia harus masuk, yang benar saja New harus menunggu di luar sampai besok.

New masuk perlahan ke dalam. Di dalam sana orang tua nya sedang mengelus kepala Niu dengan sayang. Dan yang pasti nya New tidak pernah mendapat kan hal itu.

"Malam." New menyapa orang tua nya sedikit saja lalu berjalan lagi menuju kamar nya.

"New, kamu habis dari mana?" Tanya Mama New.

New terhenti." Jalan."

"Sama?"

"Ga perlu tau. Saya udah besar."

"New!" Tegur Mix keras.

Kan.

Sudah New bilang. Orang tua nya kembali ke rumah bukan lah suatu kabar baik bagi New. Ini malah kabar yang sangat sangat buruk.

"New, sini." Ucap Papa New dengan suara datar.

New tidak ada niatan sedikit pun untuk menuruti kata ayah nya. New sudah yakin seratus persen akan ada perdebatan besar dan New lelah, dia tidak akan membuang sia-sia energi nya untuk meladeni hal yang sama tiap bulan.

"New, bisa ga sehari nurut?"

"Untuk apa? Pembahasan nya itu itu lagi saja kan? Jawaban saya tetap sama saja, saya ga mau."

"New," Mama New mencoba untuk menyentuh New tetapi New malah menjauh, seolah tidak ingin di sentuh.

"aku ga mau berdebat lagi." New mencoba melembut kan suara nya.

"Ga ada yang suruh kamu berdebat."

"Memang ga ada yang suruh tapi pasti terjadi."

"New!" Tegur Niu.

Bangsat.

Bocah caper itu pasti akan mengompori New dan membuat semua perhatian tertuju pada anak cari perhatian itu.

"Ck."

"New, kamu sudah dewasa. Sampai kapan mau begini terus? New, kenapa?" Tanya Mama New.

Boleh kan New katakan mama nya bodoh?

Apa mama nya selama ini tidak sadar bahwa yang menoreh luka adalah diri nya sendiri. Yang membuat New menjadi seperti ini adalah diri nya sendiri. Kenapa seolah-olah New yang egois?

"Pertama, aku malas berdebat. Kedua, tanya sama diri mama sendiri. Koreksi diri mama dulu." Ucap New lalu menaiki tangga dan masuk ke kamar nya. Tak lupa, New juga mengunci pintu nya agar tidak siapapun masuk.

Mata New berkaca-kaca.

Lagi-lagi dia harus menangis. New menutup wajah nya dengan bantal agar meredam suara tangis nya. Dia tidak perlu di kasihani.

New merasa seolah semua ini salah nya. Padahal apa? New hanya butuh kasih sayang.

Kata orang, setelah hujan pasti ada pelangi kan? Tetapi kenapa New tidak pernah merasakan? Kenapa hidup nya hanya hujan tanpa pelangi?

Kapan dunia nya akan berubah menjadi pelangi? Kapan warna abu-abu di hidup nya menjadi warna warni?

Tidak adil rasa nya.

Ponsel nya berdering. New melihat nama ' Tay' terpampang di layar ponsel nya.

Kenapa Tay harus menelepon di saat yang buruk sih? New lagi menangis. New memutus kan untuk membiar kan ponsel nya terus berdering.

Tay menelepon kembali.

Berulang kali hingga New bisa menghitung kira-kira ada 30 kali panggilan.

Di panggikan ke tiga puluh satu New memutus kan untuk mengangkat panggilan itu dengan tidak mengeluar kan suara serak sedikit pun.

"New, lo ga papa? Kenapa telepon gue ga di jawab?"

"A- gue habis mandi." ucap New dengan suara sepelan mungkin.

"Lo ga papa? Serius."

"I'm okey."

"Ga usah takut. Nangis kalo lo mau nangis. Gue bakal diem. Gue bakal dengerin."

Akhir nya tangisan New pun pecah. Ini kedua kali nya Tay melihat sisi lemah New. New juga tidak tahu, tangisan nya langsung pecah begitu saja.

"Gu-gue, capek. Rasa nya hidup gue sia-sia. Untuk apa gue di lahirin sebenar nya?"

"lo di lahirin untuk jadi matahari nya seseorang."

New terisak.

"Ga ada yang nama nya manusia di lahirin sia-sia. Bahkan cuman lo nemenin gue makan es krim, lo udah berguna. Banget."

New terdiam.

Apakah ini tanda bahwa Tay adalah pelangi nya?

Lagi-lagi New meyakinkan ini tidak mungkin.
⛅⛅⛅

Lanjut besok yah,,

Mimeomia - TayNew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang