Season 1 + Intro: The Dominant

30.7K 2.3K 428
                                    

Haii!
Kita bertemu lagi di story baru pengganti Under Shades, sebelum masuk ke dalamnya. Aku mau ingatkan kalian, jangan lupa untuk beri vote dan tinggalkan komentar yaa, itu sangat-sangat penting untuk jadi pacuan aku, jadi semangat aku.
Oke, let's get it!

*
*
*
*
*

Ini bukahlah dongeng atau roman picisan yang melibatkan kisah manis dua orang yang saling mencintai dalam kebahagiaan, tapi mari kita coba dengan pembukaan yang sering sekali dibaca oleh masyarakat luas.

Pada suatu hari, di mana air dengan kapasitas besar serta berfrekuensi tinggi itu menghantam kota Seoul dengan teramat ganasnya. Hujan sangat lebat, sudah berlangsung sejak tiga jam yang lalu.

Tidak ada tanda-tanda akan berhenti, atau minimal sedikit mereda. Seluruh masyarakat yang memiliki aktivitas di luaran gedung, terpaksa harus menghela nafas dan menunda pekerjaannya.

Tapi, tidak sedikit pula yang tersenyum senang karena aroma hujan yang khas dan berfungsinya syal rajut yang awalnya dipakai hanya untuk fashion saja. Iya, si pencinta hujan, bersorak senang.

"Menurutmu, karya ini pantas untuk berada di antara puluhan karya lain yang harganya setara dengan satu tahun sewa apartmentku?" tanya Hasa. Sedari tadi, matanya itu terus memperhatikan lukisannya yang terpajang di salah satu pameran karya ternama di Seoul.

"Jangan merendah, aku malas kalau hanya diminta memujimu" saut Yera, sahabat sejak kecil, teman sepermabukan. Mungkin itu adalah definisi untuk gadis itu.

Si gadis Han tertawa, Hasa menggigit bibirnya yang terpoles lipstick merah menyala. Ia memandang bangga dengan karya seni berjudul, Still With You miliknya itu.

"Kau akan segera kaya karena hal ini, lalu kau bisa melempar uangmu di depan wajah ayah tirimu."

"Tidak, aku tidak mau melempar uangku padanya, walaupun hanya untuk mengenai wajah si pria berengsek itu. Lagi pula, lebih baik melemparinya dengan kuas. Itu lebih sakit," ucap Hasa.

"Ah, sudah jam lima sore. Hari semakin gelap, aku harus pulang. Kau tau, sepupuku hari ini datang dari Ilsan, kesayangan ibuku, kalau dia menunggu lama, aku yang kena imbasnya."

"Hati-hati, maaf tidak bisa mengantarmu sampai depan."

Yera menggangguk, ia menepuk punggung Hasa lalu berlari keluar dari gedung itu. Hasa menjilat bibir lalu perasaan tidak percaya diri itu kembali menggerogoti dirinya.

"Shit, berhenti overthinking, Hasa. Kau adalah salah satu gadis paling berpontensi di dunia ini. Ya, setidaknya kau harus percaya diri," gumamnya, menangkan diri sendiri dengan cara memuji.

Dan orang-orang memandang aneh ke arahnya, gadis itu berbicara sendiri. Padahal, dia melakukan itu juga secara tidak sadar. Persetan dengan pandangan orang. Itu tidak memberinya uang dan berlian, Hasa tak peduli.

Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan, ketika terlalu panik, dirinya akan merasa mual. Maka, dengan langkah cepat, Hasa berlari menuju toilet yang ada di lantai atas, sebab toilet di lantainya telah penuh.

Tidak mengeluarkan apa-apa ketika sampai di wastafel. Hasa menatap pantulan dirinya di depan cermin. Masih ada bekas lebam di wajahnya, terkena pukulan sang ayah tiri yang mabuk dua hari yang lalu.

"Aku benar-benar akan mengirimmu ke penjara, setelah menyabotase kematian ayahku, sekarang kau berniat mengambil warisan."

Setelah mengatakan isi hatinya, Hasa melangkah keluar dan melihat seseorang di ujung lorong. Berdiri tanpa melakukan apa-apa. Pakaiannya rapi dan terlihat mahal.

DIABOLIC ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang