⛅T*U*J*U*H⛅

396 54 7
                                    


Comment dan Vote kalau kalian suka ceritanya~

Enjoy Reading Yeorobun ^-^

Enjoy Reading Yeorobun ^-^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

⛅⛅⛅

.


Yangyang menutup buku tebal berisi ribuan soal gerografi tersebut. Ia baru saja menyelesaikan beberapa page yang diminta Kun. Sedangkan lelaki bersurai gelap itu sedang didapur. Seperti biasa menyiapkan makan malam.

Yangyang menarik sudut bibirnya kesamping. Tiga bulan terakhir, ia selalu menghabiskan sore sepulang sekolah diapartemen milik pria yang jauh lebih tua darinya itu, dan pulang ketika perutnya sudah penuh oleh makanan.

Atau bahkan tidak pulang dan mereka akan bersenang senang.

Opsi lain,  pergi ke perpustakaan kota lantas tenggelam dalam taip halamannya. Menumpang mobil mewah Qian Kun dan makan di restoran, meski Yabgayng harus membayar sendiri makanannya.

"Gege, aku sudah selesai!" Yangyang berteriak, diam sejenak untuk memastikan jika Kun mendengarnya.

"Apa aku boleh bermain game?" Tanyanya lagi, tetap berteriak. Pandangannya jatuh pada laci tempat Pemuda Qian menyimpan set.

"Tidak!" Kun menyahut tegas dari dapur.

Yangyang mengerucutkan bibir meraih bantal sofa berwarana hitam disamping tampat ia menaruh pantat. Melemparnya kelantai.

"Jika kau mau membuat kacau apartemenku, silahkan keluar dan tidak usah kembali!" Kun menyilangkan tangan didepan dada, berdiri dari daun pintu kaca dapur.

Seperti hantu yaang setiap detik bisa berpindah ke sana kemari. Kun terkadang tarlalu tiba tiba, muncul seenaknya.

Yangyang semakin mengerucutkan bibir. "Tidak mau"

"Maka diamlah!" Kun beranjak, meninggalkan Yangyang yang masih dalam mode merajuk.

Percuma, Kun bukan seorang laki laki romantis seperti dalam drama yang sering ditonton paman Winwin saat cafe sedang sepi. Dia tidak akan membuang waktu hanya untuk membujuk sosok anak kecil seperti dirinya.

Atau mungkin, Kun hanya romantis pada seseorang yang telah merebut perhatiannya, menempati singgasana tertinggi dihatinya .

Yangyang ingin tertawa keras.

Kun pernah jatuh cinta, dan hingga kini, Yangyang yakin nama itu masih begitu melekat. Hidup dalam rutinitas Kun, sama seperti bertahun tahun lalu.

Semua bermula dari pertanyaan iseng Yangyang saat keduanya berkeliling, mencari angel langit yang pas untuk koleksi pemuda Qian itu.

"Kau pernah jatuh cinta, ge?"

INterlude [KUNYANG] || Present ; pria bercangkir biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang