"Kita mampir sebentar ke cafe langganan saya ya, Kun" Pria berbadan tegap nan tinggi dibalik kemudi mobil itu melirik.
"Ya, kami traktir!"
Kun, yang duduk di bangku belakang, mengangguk. Ia sedang berada disebuah mobil family type dengan kaca gelap. Dibangku depan, ada Wonwo dalam balutan casual style, dokter tempo hari dan suaminya, Mingyu yang katanya menjadi doketr spesialis dirumah sakit.
Joshua sedang pergi berkencan. Dan Kun menghindari lelaki blonde itu agar tak menjadi obat nyamuk. Sayangnya, dimobil ini atmosfernya tak jauh berbeda. Bau bucin.
Mobil berkaca gelap itu parkir di depan sebuah cafe dengan nuansa sederhana. Ada lonceng kecil tergantung di ambang pintu, menimbulkan bunyi klinting-klinting manis. Penataan meja semi kayu juga memenuhi perhatiannya, serta sebuah lukisan karikatur dua orang lelaki, salah satunya memangku seorang anak kecil berusia sekitar lima tahun.
Kun diam diam tersenyum.
Ia barangkali bisa mengajak Yangyang kemari untuk kencan.
Jika yangyang belum punya pacar.
Kun menyebutkan menu satu piring makanan yang dilengkapi air mineral. Ia tidak membawa dompet, dan cukup tau diri untuk bertindak kurang sopan pada pasangan yang mau berbaik hati padanya.
Lelaki bersurai merah muda itu memperhatikannya, lantas dengan cepat jemari lentiknya mencatat pesanan, memilihkan meja.
Sepasang pengantin baru ini duduk dihadapan Kun.
"Kun, jika sakit, kau bisa menghubungi wonwo. Lumayan, harga teman" Mingyu membuka percakapan.
"Teman Joshua teman kami juga!" Wonwo menambahkan.
"Kau menyembuhkan segala jenis penyakit?"
"Aku ini dokter umum, emm kalau sekedar demam atau memar seeprti kemarin itu hal mudah"
"Apa kau bisa menyembuhkan sakit hati?"
Wonwo mengkerutkan dahi. "Sakit hati? Maksudmu liver?"
Kun menggelengkan kepala, otaknya berputar memikirkan bagaimana menjelaskan maksudnya "Broken heart"
Kening Wonwo semakin mengkerut, bingung "Sakit jantung?"
Kun menggeleng lagi.
Lelaki berkulit tan, disebelah Wonwo, berusaha keras agar tawanya tak meledak.
"Hubby, maksud Kun itu sakit hati, putus cinta, dikhianati, atau lainnya"
Wonwo mulai mengangguk paham tatapannya beralih ke Kun yang menjentikkan jari. "Kau sedang patah hati ya?"
Kun yang ditodong, mengeluarkan wajah horor.
"Tidak apa, patah hati itu wajar, kau hanya perlu bersabar. Mungkin tak berjalan mulus seperti kau mau, tapi kalau itu yang terbaik untuk dijalani, why not?"
Lelaki bersuarai merah muda itu menghampiri tempat ketiganya duduk berhadapan. Menurunkan dua gelas, satu botol mineral serta tiga mini plate berisi makanan ringan.
Tiba tiba, pandangan Kun jatuh pada dua sejoli yang duduk didekat jendela. Satu garis dengan bangkunya.
Dalam satu kali lihat, Kun tau itu Yangyang,
Mnerhasil membuat Kun nyaris saja menarik pantatnya dari kursi. Namun terkurung melihat pemuda bernetra obsidian itu tak sendirian.
Seorang lelaki pirang berwajah tegas duduk manis dihadapan. Sesekali menyeruput minuman hijau dalam gelas kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
INterlude [KUNYANG] || Present ; pria bercangkir biru
Fanfic[SLOW UPDATE!] [BxB] [Mature] [Agegap] [school] [InspiredBy jiji_laan keelunderlove] Mau kuceritakan sebuah kisah? Tentang seorang laki laki yang bertekuk lutut pada pria berumur jauh diatasnya. Rela mengubah hidupnya bahkan berani menghadapi apa y...