⛅D'e'l'a'p'a'N⛅

387 53 18
                                    


Comment dan Vote kalau kalian suka ceritanya~


Enjoy Reading Yeorobun ^-^

Enjoy Reading Yeorobun ^-^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

⛅⛅⛅

.


Yangyang menghentikan taksi setelah melempar seulas senyum tipis ke arah wanita dalam box, menjaga palang kuning apartemen. Ponsel putihnya masih terjepit di antara bahu dan telinga, mendengarkan Xiaojun yang berceramah panjang lebar disebrang.

Tangannya membuka pintu taksi oranye, satu tangannya yang lain membawa paper bag berisi makanan kiriman Ten, yang ikut repot setelah mengetahui putranya mengikuti lomba online hari ini.

"Tidak perlu khawatir pap, aku akan lomba didampingi mentor ku" Ujarnya video call semalam

Usai menempelkan punggung di kursi mobil dan menyebutkan alamat apartemen Kun pada sopir, Yangyang mulai mengalihkan ansetesi pada Xiaojun yang menolak memutus sambungan telepon.

"Kau benar benar sudah menghubungi kepala sekolah kan?"

"Sudah, Jun.. Ya Tuhan.. kau telah menanyakan itu lebih dari lima kali sepanjang telepon"

Xiaojun berdecak, "Aku hanya memastikan, aku tidak mau namamu tiba tiba ada dalam catatan konseling, itu mengerikan kau tahu?"

"Tenang saja, aku akan tetap kembali ke sekolah jika tidak lolos babak berikutnya"

"Ya! Kau tidak boleh begitu! Harus lolos!"

Yangyang memutar kedua netranya, "Yayaya"

"Nah, jika kau keluar sebagai pemenang, ayo pergi ke cafe paman Winwin dan membayar untukku"

"Enak saja! Aku sudah membayarmu mingggu lalu ya!"

"Apa-apaan? Itu Paman Winwin yang mengeratiskan karena kau tidak bawa uang!" Xiaojun berdecak.

"Lagipula, apa salahnya kau berbagi kebahagian denganku? Tunggu sebentar, kita lanjutkan lagi nanti ya, ssaem sudah datang"

Dan sambungan diputus secara sepihak oleh Xiaojun.

Yangyang mendengus, memilih mengulang kembali beberapa materi yang ada dalam little note diponselnya. Berkomat kamit seperti peramal kartu trot yang ada dalam film. 

Em...sebenarnya tidak juga, ia pernah melihat kartu trot ada dalam kotak kaca milik Yuta ojisan yang terpajang dibelakang meja bar.

Ia dan Xiaojun pernah merengek meminta Taeyong, membuka kotak kaca tersebut, yang ditolak tegas karena ia pun dilarang. Berakhir paman Winwin membawakan sepaket uno modern, lalu menyeret Yuta ojisan untuk ikut dalam permainan.

INterlude [KUNYANG] || Present ; pria bercangkir biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang