Senyummu itu bagai candu...
Candu yang membuat ku ingin terus melihatnya... Tapi kamu juga harus tau...
Senyum mu itu juga racun...
Racun yang membuatku gagal...
Gagal untuk berpaling ke orang lain...
_Alzeandra Hamier Ganimartin_Satu bulan berlalu...
Tapi rasa cinta dan sayang itu masih sama, bahkan terus bertambah. Tapi sepertinya semua itu hanya angan angan, nasi yang telah menjadi bubur tidak akan lagi bisa menjadi beras.
Impian tinggallah mimpi, mimpi yang tidak akan pernah terjadi.
"Guys kita punya kabar gembira! Yang membuat hidup kalian senang sentausa!" teriak Bimo---si ketua kelas sambil berlari melompat lompat.
"Apaan anjir!" teriak salah satu dari mereka.
"Astaga Bimo! Lo emang ngajakin war ya! Lipstik gua mencong anjing!" teriak Via yang notabenenya rival abadi Bimo.
"Bimo sialan!" umpat Dia yang terkejut.
"Anggota anggota dan pengikut ku semuanya! Harap tenang, biarkan jendral Bimo M.M.S.I menjelaskan! Pak Dugong tidak masuk hari ini! Jadi kita free clash!" Pak Dugong adalah salah satu guru matematika, nama aslinya adalah Sugeng. Tapi karena kelas ini yang notabenenya anak titisan setan, setiap nama guru itu diganti.
Mereka semua bersorak ria.
"Anjir banget pak Dugong, kenapa harus ga masuk sehari sih?!" ujar Reon kesal.
"Emang lo mau belajar sama pak Dugong?! Pelajaran kemaren aja belum lu paham! Sok soan pen jadi anak teladan," sindir Vay.
"Bukan gitu anjir, kenapa ga wafat aja sekalian, biar hidup gua tentram." Tian menepuk kepala Reon.
"Herman gua, kok punya temen biadab semua!"
"Daren! Pena gua sialan!" teriak Tiva lalu mengejar Daren yang sudah keliling keliling kelas.
"Minjem bentar yang!" Daren terus berlari dengan sekotak pena di tangannya.
"Pena gua yang Minggu kemarin sekotak belum lo balikin!"
"Ga usah kisit njir! Kuburan lo tambah sempit!" Daren kelelahan lalu duduk di atas meja guru.
"Bukan kisit! Tapi gua juga butuh! Lo sekolah ga modal banget sih?!" kesal Tiva, lalu menjambak rambut Daren.
"Entar kalo kita dah nikah! Gua beliin lu pena se gudang! Biar lo puas." Tiva tak menghiraukan ucapan Daren dan merebut penanya.
"Ga usah kepedean! Gua ga mau nikah sama lo, gua udah punya doi!" ujar Tiva lalu berjalan menuju tempat duduknya dengan menghentak hentakan kakinya.
"Harusnya Daren yang disana... Dampingi Tiva...Dan bukan Dia... Harusnya Daren yang jadi goodboy... Dan bukan sadboy..." nyanyi Reon di depan Daren, dan sapu ijuk kelas sebelah menjadi gitarnya.
"Anjing!" umpat Daren lalu pergi meninggalkan Reon yang sudah terbahak bahak.
🐨
"Guys main puter puter botol yuk! Apalah namanya itu gua ga tau," ajak Kerald kepada teman temannya.
"Hayukkk!" ujar mereka kompak.
Mereka bertujuh duduk membentuk bulatan lingkaran, Kerald mulai memutar botol Aqua hasil maling botol Dina.
"Jangan gua plies," ujar Tian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZEANDRA||OPEN PO||
Romance❝𝐃𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐢𝐩𝐭𝐚.❞ "Boleh janji satu hal sama gue?" tanya Keyra pelan, yang membuat Zean mengangguk mantap. "Apasih yang engga buat calon istri." "Gue serius, Al...