♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

7.5K 918 54
                                    

"Mencintai Bukan Hanya Soal Memiliki
Mencintai Juga Bukan Tentang Kebersamaan
Tetapi, Mencintai Adalah Sebuah Rasa Dimana Hati Ini Menerima Dia Apa Adanya."
_All_


"Udahlah ga usah terlalu dipikirin!" ujar Reon lalu kembali meneguk minuman beralkoholnya.

Mereka sedang berada di club' malam. Ini semua hanya semata mata untuk membantu Zean melupakan sedikit perasaan cintanya, tapi mau gimana lagi, Zeannya dah bucin akut. Dibuat gimana pun masih saja ujung ujungnya Rara.

"Lu ga ngerasain jadi gua," ujar Zean datar.

"Ngapain ngerasain jadi lo? Kuker bat anjir! Idup gua dah enak juga!" canda Reon.

"Emang susah ya ngomong sama orang yang otaknya cuma sebesar biji nangka!" Vay sedang asik berjoget pun langsung ikut nimbrung.

"Yang otaknya cuma sebesar biji kopi jan sok keras!" canda Geo.

"Idih Geo sombong, entar gua beli kepintaran lo, baru tau rasa!" sambar Daren.

"Kaum kismin Jan sok keras!" balas Zean.

"Abang sadboy ga usah sok keras!" balas Daren tak mau kalah.

Zean menendang pelan betis Daren, yang membuat ia tersedak win.

"Untung temen!" ujar Daren lalu mengelus dadanya.

"Tian sama Kerald kemana?" tanya Zean.

"Tian katanya ada urusan, kalo Kerald biasa, cari mangsa." Zean mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Gaada niat buat join Ze?" tanya Vay lalu memberikan segelas win pada Zean.

"Anak baik ga boleh minum begituan." Mereka terkekeh dan menampol kepala Zean.

"Anak pintar!" ujar Daren lalu menepuk nepuk kepala Zean.

"Tenang masih gua liatan, belum gua depak!"

"Dah lah gua mau anu anu." Lalu Vay dan Daren meninggalkan mereka.

"Geo bisa ga bukunya di jual dulu, lama lama gua bakar buku lo," sindir Reon pada Geo.

"Udahlah biarin, kita yang kang contek diem aja, mau ga lulus lo?" Dengan cepat Reon menggelengkan kepalanya.

"Bisa malu ortu gua, kalo anak gantengnya ga lulus. Helloww apa kata dunia?!" Zean memasukkan tumpukan tisu bekas lap keringatnya ke mulut Reon, yang sukses membuat laki laki itu bungkam.

"Anjir apaan ini asin!" ujar Reon lalu memuntahkan tisu tersebut.

"Santai kali, baru keringat, belum air kencing gua!" Reon melotot, Zean ini memang biadab.

"Saran gua lu ke dukun Ze, biar Keyra bisa pulang kesini lagi, makin hari lo makin gila!" Seketika raut wajah Zean menjadi masam, saat dibahas tentang topik Keyra.

"Sori Ze, ga maksud, mulut gua kebablasan." Lalu Reon tertawa canggung, karena seituasinya yang menegangkan.

"Tolong ya otakku sayang jangan traveling hanya gara gara kata kebablasan." Tak tau dari mana asal usulnya Kerald pun ikut duduk di sebelah Reon.

"Elu si otaknya, mesum mulu!" ujar Reon.

"Santai kali," ujar Zean menanggapi ucapan Reon barusan.

"Ga usah sok suci ya bang, kalo otak lo udah jauh sebleng dari otak gua!" balas Kerald tak terima.

"Besok kita free clash," ujar Geo setelah mendapatkan kabar dari pak Tio, yang katanya besok tidak masuk.

"Astaga nikmat mana yang engkau dustakan wahai Allah pencipta alam semesta, apalagi besok Sabtu! Azik bisa muasin mata gua ngeliat anak kelas sebelah olahraga!" ujar Kerald bersemangat.

ALZEANDRA||OPEN PO||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang