♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

15.9K 1.6K 13
                                    

Happy reading!

Sekali pun raga gua ga ada disini, jiwa gua tetap disini, selalu disini, berjuang untuk geng yang selalu di pandang sebelah mata ini:)
__Alzeandra__

Setelah mengantarkan Keyra ke kelasnya, Zean kembali lagi ke kelasnya yang terletak di lantai atas.

Sembari berjalan Zean terus saja mengacak rambutnya, untuk menarik perhatian para ciwi-ciwi seantero SMA Dirgantara.

Benar saja! Banyak ciwi-ciwi yang tersenyum manis pada Zean sembari mengedipkan matanya genit,

Zean berdecak "ck! Dasar cewek murahan!"

Zean masih sempat-sempatnya mendengarkan bacotan-bacotan netijen di sekelilingnya.

"Widih anjir! Bang Zean ganteng bad dah!"

"Liat njir calon suami gua lagi tepe-tepe ke cewek laen, biar gua cemburu!"

"Tatapan tajamnya anjir! Buat gua makin cinta!"

"Ga usah halu lu pada! Bang Zean udah ngajak gua ke KUA kemarin!"

"Sama ae bambank!"

Zean hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku adik-adik kelasnya yang selalu mengidolakannya, apasih yang mereka harapkan dari Zean? Banyak uang? Ayolah itu uang orang tuanya bukan uangnya. Cinta? Zean paling susah memberikan cintanya pada orang-orang. Tampang? Ayolah memang kita bisa makan tampang seseorang? Enggak kan!

Zean itu sama seperti orang-orang di luar sana, ia juga seseorang yang makan nasi, tapi mau bagaimana lagi mereka terlanjur suka melihat sifat Zean yang tidak tau bagaimana.

Tapi ingat satu hal, dari semua gadis yang Zean temui selama ini, cuma ada satu gadis yang membuat ia memiliki misi untuk menaklukkan gadis itu, you know lah siapa gadis itu!

Setelah sampai di depan kelasnya, Zean mengintip sebentar ke jendela yang ada di sebelah pintu, ternyata mereka sudah memulai pelajaran pertama, bukannya mengetuk pintu ataupun mengucap salam, Zean main nyelonong saja masuk ke dalam kelas, tanpa menghampiri guru yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan garang.

"ALZEANDRA maju kamu!" Panggil buk Ipah, dan sedikit menekankan kata ALZEANDRA.

Dengan santainya Zean berbalik lagi menuju meja guru, tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Azikkk! Akhirnya kita bisa keluar dari kandang mayat ini!" ujar Kerald dari bangkunya, karena Zean membuatnya terlepas dari kandang mayat.

"Zean perlu berapa kali ibu bilang ke kamu! Kalo masuk kelas itu pintunya di ketuk, hargai saya sebagai guru yang mengajar!" ujar ibu Ipah yang terus saja berkacak pinggang.

"Ga usah di bilang terus bu, saya gabakal ngerti, saya malas ngetuk bu tangan saya sakit, oleh karena itu hargai juga tangan saya yang kesakitan bu." ujar Zean enteng.

"Zean ibu itu udah pusing ngajarin kamu!" ujar ibu Ipah mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini ia pendam.

"Ga usah di bawah pusing kali bu! Kuylah kita bahagia bersama!" ujar Zean sembari mengikatkan dasinya di kening.

"Zean ibu minta tolong, sekali ini aja percaya sama ibu kalo ibu itu pengen kamu berubah." ujar ibu itu dengan nada lembutnya, agar Zean bisa mengerti dan menuruti maunya.

Kalo ibu Ipah berpikir begitu, dia salah besar! Zean tetaplah Zean tidak akan berubah menjadi siapa pun!

"Musrik kali bu, percaya sama ibu! Mana bisa Zean berubah bu, Zean bukan Boboiboy yang bisa berubah gitu aja, Zean tetaplah Zean bu," ujar Zean enteng, yang membuat ibu Ipah kalah telak.

ALZEANDRA||OPEN PO||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang