"Pertemuannya sekilas, mencintainya seumur hidup."
-Alzean.dnr_
"Bayar utang kalian woy! Muka aje yang sok iye, utang di mane mane!" Entah darimana datangnya Reon yang sudah menagi utang itu. Ia berkacak pinggang tak lupa membawa buku kecil sebagai catatan hutang.
"Gue ga pernah ngutang." Zean yang baru masuk warung pak pede langsung dicegat oleh Reon, laki laki itu lantas pergi duduk di salah satu kursi dekat jendela yang berhadapan langsung dengan lapangan basket.
"Reon berisik! Gue mau tidur!" teriak Vay karena Reon terus duduk di atas pinganggnya tak lupa berteriak menagih hutang.
"Bayar utang dulu!"
"Hari ini senin cuy, jatah Daren, minta uang ke dia! Gue jumat!" Mereka memang punya bank tersendiri, karena hari ini senin, jadi masalah hutang piutang itu balik lagi ke Daren.
"Daren main basket bareng Tian di lapangan, ga enak ganggu," jelas Reon lagi.
Vay bodoh amatan dan memilih kembali tidur. Reon kini mendekat ke arah Geo yang tengah sibuk komat kamit menghafal rumus. "Geo bagi duit," ujarnya enteng.
"Ga ada."
"Periksa sendiri?" ancam Reon yang diberi anggukan oleh Geo, laki laki itu mulai memeriksa di setiap kantung baju dan celana Geo.
Reon kembali meraba raba, Geo melotot kala laki laki itu meraba bagian intimnya, juniornya sedang dalam bahaya.
"Ga usah megang punya gue! Punya lo ada!" ujar Geo tajam tapi menusuk.
"Aduh salah pegang, tapi gue pikir sosis."
"Rald! Join kita!" ajak Zean lalu menunjuk Tian dan Daren yang sedang bermain basket di lapangan inti. "Ga bawa baju."
"Pake baju gue di loker banyak." Kerald mengangguk dan turun dari meja, kebiasan memang, orang duduk di kursi, ia duduk di meja.
"Kemana kalian teman?" tanya Reon karena Zean dan Kerald ingin pergi. "Main basket, ikut enggak?" Ini merupakan balasan Kerald.
"Hayuk! Gaskuennn!"
"Ge! Vay! Main basket kita!" Vay dan Geo sama sama mengangguk dan mereka keluar dari warung pak pede tak lupa berpamitan terlebih dahulu.
"Pak! Zean sama yang lainnya main basket dulu yah." Pak pede yang sedang menguncir rambut cucunya pun mengangguk mantap. "Iya, nak."
Pede, adalah singkatan dari Pendi dewo merde.
****
Setelah puas bermain basket mereka berniat untuk mengikuti pelajaran, kebetulan hari ini tinggal jam terakhir, jadi apa salahnya untuk mengikuti pelajaran bukan?
"Gerah woy! Butuh cewe nih!" Tian menyibak nyibakkan baju basketnya, dan terus berjalan menuju kelas. "Kemana mana gerah butuh air tolol! Ini malah butuh cewe!" Kerald menoyor kening temannya satu ini.
"Suka deh sama Tian, gobloknya murni, ciptaan Tuhan." Vay mengunyel unyel pipi Tirus Tian yang sukses mendapat tabokan oleh laki laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZEANDRA||OPEN PO||
Romance❝𝐃𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐢𝐩𝐭𝐚.❞ "Boleh janji satu hal sama gue?" tanya Keyra pelan, yang membuat Zean mengangguk mantap. "Apasih yang engga buat calon istri." "Gue serius, Al...