♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

8.4K 1.1K 54
                                    

Hallo sayang sayang nya Zean😍 ada yang kangen gak sama Zean?

Perasaan baru kemarin 5k readers, eh sekarang udah 8k readers aja, huhuuu senengnya☺️ mungkin bagi author lain ini biasa aja, atau alay lah, tapi bagi aku ini sangat berharga. Karena butuh perjuangan buat nyari readers, enggak semudah yang kalian bayangkan ferguso🥺

"Jangan meninggalkan yang selalu ada, demi yang selalu cari muka."
-Argeo-

Tian mengerang kesal saat memasuki rumah orang tuanya, jika orang orang berfikir rumah adalah tempat untuk pulang dan berlindung, tetapi tidak baginya. Bagi Tian rumah adalah neraka, ia benci dengan rumah, setiap memasuki rumah ini luka lamanya selalu terbuka lagi, luka yang telah ia kubur 10 tahun lamanya, luka yang menyebabkan seluruh perubahan kepribadiannya.

Dapat Tian lihat wanita jalang yang sedang bercinta dengan Trams---papanya. Mereka berdua memang tidak punya otak, jika ingin bercinta apa salahnya di kamar, bukan ruang keluarga seperti ini. Hati Tian sakit jika mamanya mengetahui apa yang papanya lakukan selama 10 tahun ini, memang mamanya tidak ada di dunia ini lagi, tapi Tian yakin mamanya mengetahui ini semua.

Ia menaiki tangga sembari menghentak hentakan kakinya kesal, itu sukses membuat dua sejoli yang sedang bercinta itu tersadar bahwa ada seseorang yang memasuki rumah ini, Trams segera turun dari tubuh wanita tadi dan menggunakan kembali pakaiannya. Wanita itu pun segera mengambil selimut yang di berikan Trams dan membaluti tubuhnya.

"Tian!" pekik Trams yang sudah murkah akibat sudah 3 Minggu ini Tian tidak pulang.

Tian tidak memperdulikan ucapan papanya ia terus melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Hey anak jalang!" ucapan papanya barusan sukses membuat Tian semakin marah, dadanya bergemuruh, tangannya mengepal, mukanya memerah memahan emosi, Tian benci papanya menyebut mamanya dengan sebutan jalang.

Tian turun dari tangga dan menghadap papanya, dapat Tian lihat papanya juga sedang menahan emosi.

"Berhenti nyebut mama gua jalang sialan!" pekik Tian murkah.

"Tian ucapan kamu!"

"Apa? Kenapa dengan ucapan gua? Ha?! Kurang ajar?!" Tian emosi ia tidak bisa menghargai seseorang yang merendahkan ratunya.

"Jangan bertingkah seolah kamu tidak pernah di ajar untuk menghargai orang tua Tian!" ucapan papa nya barusan sukses membuat senyum iblis Tian keluar begitu saja.

"Oh ya? Gua memang ga pernah di ajar untuk menghargai orang tua gua terutama papa gua, gua cuma diajarkan bagaimana caranya bermain di ranjang dengan para jalang!" ucapan Tian sukses membuat Trams bertambah emosi.

Plakk....

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi kanan Tian, Ia hanya tersenyum dan mengusap pipi kanannya dengan kasar.

"Kok cuma satu sih? Yang satunya lagi belum ela! Biasanya juga dua." Tian menepuk nepukkan pipi sebelah kirinya yang belum di sentuh itu.

"Tian berhenti membuat papa bertambah emosi!" Tian tidak memperdulikan omong kosong papanya barusan ia terus menancing emosi papanya, baginya jika mamanya merasakan sakit saat melihat ini semua ia juga harus merasakan semua sakit ini.

ALZEANDRA||OPEN PO||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang