Ch. 6: Guess

374 51 2
                                    

 "Kalau iya kenapa? Apa itu bermasalah bagimu, Lupin red?"

Senyum Kairi yang tadinya sangat lebar, seketika luntur begitu saja. 

Kenapa ekspresi Kairi begitu? Batin Touma dari jauh.

Detik berikutnya Sakura memalingkan wajahnya dan tertawa kecil. Serempak semuanya memandangnya bingung.

"Hihihi... ekspresimu lucu sekali. Tenang saja, aku hanya bercanda kok. Mana mungkin aku begitu dengan Noel." Ucap gadis itu di sela-sela tawanya.

Sayangnya hal itu semakin membuat Kairi waspada. Kalimat itu tidak mungkin sebatas candaan saja.

"Kalau dilihat-lihat kalian memang cocok sih." Komentar Sakuya polos.

"Hei, hei, kami ini cuman partner. Lagipula Noel pasti sudah memiliki kekasih."

"Siapa bilang? Diantara kita semua itu cuman dia yang belum punya. Padahal katanya dari negeri amour, tapi buat cari sekadar gebetan aja susah." Ejek Sakuya membuat tawa Sakura semakin menjadi.

"Hahaha... sungguh?! Astaga..."

***

Di suatu tempat...

"Campur ini... ke sini..." Gumamnya menuangkan beberapa cairan ke dalam botol kaca.

Ruangan yang ditempatinya itu sudah seperti sebuah laboratorium kimia. Ada cairan warna-warni, botol-botol kaca, dan semacamnya.

Wush!

Sebuah asap muncul setelah cairan tadi tercampur. Gadis itu tersenyum puas.

"Memangnya kau pikir hanya aku saja yang pintar, Kak. Lihat saja, akan ku buat kau merasakan apa yang kurasakan."

"Jangan bermimpi tinggi-tinggi. Jika jatuh rasanya pasti akan sakit." Saut sebuah suara yang langsung membuat gadis itu melempar tatapan tajam.

"Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Kurasa kau perlu tahu tentang peribahasa itu, Isamu."

Gangler itu tertawa renyah. Gadis cantik dihadapannya ini memang pantang menyerah.

"Kau memang keras kepala, Kaede." 

"Aku tidak akan membiarkannya hidup tenang. Tidak akan."

"Terserah kau saja. Yang jelas kau masih jauh dibawahnya. Sangat jauh."Isamu melenggang pergi dari ruangan itu. Di belakangnya gadis itu mengepalkan tangannya.

"Lihat saja, aku akan membuatmu merasakan apa yang kurasakan."

***

Sakura PoV

Aku dan Noel berjalan berdampingan. Dari wajahnya, pemuda itu memiliki banyak pertanyaan.

Wajar sih, sebab tadi aku sempat menjahili pemuda berambut pirang itu. Dari awal aku sudah tahu kalau café Poirot adalah tempat baru bagi Lupinranger.

Aku juga tahu kalau kedua tim itu sangat penasaran padaku. Terutama pemuda di sampingku ini. Pikirannya yang berisik hampir saja membuatku tidak tahan.

Tapi aku tidak mau dia mendapatkannya dengan gampang. Enak saja dia menikmati hasil usahaku secara cuma-cuma.

"Noel, apa kau sungguh tak punya pacar?" Tanyaku memecah keheningan.

Ia menoleh dan mengerutkan dahinya. "Iie, Memangnya kenapa?"

"Tidak ada. Hanya saja, aku merasa harusnya kau sudah punya."

"Aku malas. Lagipula nanti juga datang sendiri."

Aku menatapnya datar. Memangnya dia pikir dirinya itu bunga yang tinggal menunggu lebah datang, huh?

Dasar menyebalkan.

...

Author PoV

"Boleh aku tanya sesuatu?" Noel menghentikan langkahnya.

"Hm? Apa?"

"Apa yang kau bicarakan dengan Kairi?"

"Kairi? Maksudmu rambut pirang itu?"

Noel mengangguk. Matanya menyorotkan rasa penasaran yang teramat sangat. "Oui, apa yang kau bicarakan?"

"Kau mau tahu sebagai apa? Pencuri atau polisi?" Sakura menaik turunkan kedua alisnya.

"Dua-duanya." Jawab Noel langsung.

Kairi tidak mungkin bereaksi seperti itu jika gadis dihadapannya itu mengatakan hal yang biasa. Apa gadis itu tahu identitas Kairi dan yang lainnya?

"Non non." Sakura menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

"Tidak semudah itu. Memangnya apa untungnya bagiku? Kurasa tidak ada. Dan kau saja belum percaya padaku."

Sesuai dugaannya, gadis itu memang tahu sesuatu sejak awal. Jika tidak, harusnya dia curiga saat dirinya dan yang lainnya berganti baju sebelum ke Poirot.

"Begitu ya...."

***

"Kalau iya kenapa? Apa itu bermasalah bagimu, Lupin red?"

Kalimat itu kembali terngiang ditelinga Kairi. Senyum miring Sakura juga tak luput dari pikiran pemuda itu.

"Tampaknya Sakura mengatakan sesuatu." Ucap Touma duduk di hadapan Kairi.

"Jangan-jangan dia tahu tentang kita." Tebak Umika. Ekspresi gadis berambut pendek itu langsung berubah menjadi khawatir.

"Tidak mungkin. Pasti Noel su-"

"Sakura tahu." Kairi memotong perkataan Touma dengan cepat. Hal itu langsung membuat kedua rekannya itu membulatkan mata.

"Jadi dia beneran tahu? Astaga.... Bagaimana ini?! Kalau begitu dia pasti kesini untuk menangkap kita kan?" Ucap Umika panik.

"Tenanglah, Noel pasti sudah memperkirakan hal ini." Balas Touma tenang, meski dalam hati ia sangat gelisah.

"Semoga saja..."

***

"Tentu saja Bos Kim. Aku akan melakukannya sesuai perintahmu." Ucap seorang gangler memberi hormat.

Gangler yang mirip dengan Dogranio Yaboon itu tersenyum miring melihat penghormatan anak buahnya. Memangnya hanya gadis itu yang punya kekuatan? Tentu saja tidak.

Bahkan kekuatan gadis itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kekuatannya. Sayang, di sayang, gadis itu terlalu bodoh untuk menyadari bahwa dirinya hanyalah pancingan saja.

"Kita lihat hasilnya, Dalgorado."

"Kau tidak akan kecewa bos."

Dalgorado kemudian berlalu dari sana. Selepas kepergiannya, seorang gangler muncul dengan teleportasi.

"Bagaimana Tim?" Tanya Bos Kim menyadari kedatangan asistennya itu.

"Semuanya sudah sesuai rencana Bos." Balas gangler itu.

Bos Kim meraih gelas berisi wine di atas mejanya. Raut wajah puas terlihat sangat jelas.

"Aku sudah tidak sabar melihatmu, Ai-chan."

.

.

.

.

.

.

.

Helooo...

Oiya, karena bentar lagi aku UAS dan juga mau ada lomba, maka update ceritanya jadi agak lama yaaa :))

Makasih banget udah mau nungguin cerita ini dan nge vote. Arigatou gozaimasu 🙏🙏🙏

Udah ya, segitu aja. Aku ga tau mau ngomong apa lagi :)

See you next chap on 24 Nov

Adieu...


Lupinranger VS Patranger: Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang