- Ch. 13: Last Chance -

381 48 4
                                    

Matsumoto menunggu dengan gelisah di depan Poirot. Ia berjalan ke kanan dan ke kiri persis seperti setrika yang tengah digunakan.

"Apa aku tunggu sebentar lagi ya?" Gumamnya khawatir.

Matsumoto memandang kembali jam tangannya. Ini sudah pagi dan seperti yang dikatakan oleh nona kesayangannya itu, jika dia tidak kembali saat pagi, maka dia bisa melakukan apapun.

"Matsumoto!" Seru Jackpot menghampirinya.

"Ah, Jackpot. Kau sudah bertemu Sakura?"

"Tidak. Apa dia belum kembali?" Matsumoto menggeleng.

"Bagaimana ini? Apa aku harus meminta bantuan Lupin sekarang?" Matsumoto menatap Jackpot memelas.

"Ah, baguslah kalian di sini. Apa Sakura ada mengambil buku Lupin Collection dan seluruh koleksi?" Tanya Good Striker sembari terbang menghampiri keduanya.

"Sepertinya iya, dia sempat bilang ada gangler yang mengincar."

"Jangan bilang kalau duplikatnya hilang." Saut Jackpot.

"Kalau duplikatnya hilang, berarti..."

"Oh la la~"

***

Zinggg...!!!

Suara katana beradu terdengar dari dalam sebuah gudang. Bekas ledakan terlihat dimana-mana. Tempat itu sudah seperti arena peperangan.

Sakura mengatur sejenak napasnya yang sedikit terengah. Penampilannya tampak berantakan.

Goresan luka terlihat di beberapa bagian tubuhnya. Dengan tangan yang masih memegang sebuah katana yang memiliki ukiran bunga sakura dan daun maple di bagian besinya, ia menatap musuh sekaligus kawan lamanya.

"Daebak, jika begini aku bisa kalah Kak." Ujar orang itu. Sakura mengeluarkan smirknya.

"Kau juga, Timmy." Balasnya.

"Baiklah, baiklah. Kita akhiri saja ini, aku tidak mau menjadi PHO."

"Harus berapa kali ku katakan dia bukan kekasihku, tapi partner kerja. Rekan kerja." Ucap Sakura penuh penekanan dan menyilangkan tangannya di dada.

"Terserah kakak saja. Tapi kalian berdua memang cocok." Timmy tersenyum menggoda.

"Jangan-jangan ini memang sudah direncakan oleh sensei." Lanjutnya berpura-pura berpikir.

Sakura memutar bola matanya jengah. Ia menatap Timmy cukup lama, lalu berbalik pergi dari sana.

Timmy tersenyum tipis menatap kepergian gadis yang sudah dianggapnya sebagai kakak itu.

"Aku harap kau sudah siap kak."

***

~ Wiu... wiu... ~

Alarm Jim berbunyi tepat ketika Keiichiro, Tsukasa, dan Sakuya baru saja datang. Hari ini ketiganya kebetulan datang bersamaan.

"Ada gangler di taman!" Seru Jim dari kursinya.

"Oke. Kami akan ke sana." Balas Keiichiro memutar langkahnya. Begitu pula dengan Sakuya dan Tsukasa.

Sesampainya di taman, ketiganya segera menghadang gangler. Tapi belum sempat mereka menodongkan VS Changer, netra mereka melihat sebuah buku di tangan gangler.

"Itu kan... Buku Lupin Collection." Ucap Sakuya mengenali buku itu.

"Tidak mungkin. Jangan bilang gangler berhasil mendapatkan semua koleksi Lupin." Tambah Tsukasa.

"Itu dia!" Mendengar seruan itu, semua menoleh dan mendapati Noel beserta lainnya berlari ke arah mereka.

"Seperti dugaan, kalian semua akan muncul." Ucap gangler itu santai.

"Sial." Umpat Kairi lalu mengambil VS Changernya.

Tanpa basa-basi Lupinranger menyerang gangler itu. Keiichiro dan yang lainnya pun tak mau kalah. Mereka segera berubah dan membantu merebut kembali buku Lupin Collection.

"Kalian tidak akan bisa mengalahkan aku! Aku ini bukan gangler biasa, tapi gangler sihir!" Seru gangler itu.

"Sihir?" Beo Patranger. Sedangkan Lupin saling berpandangan.

"Kalau begitu kita harus minta bantuan Sakura. Cuman dia yang bisa sihir." Ucap Umika.

"Lihat." Sela Touma memberitahu semuanya untuk melihat apa yang gangler itu lakukan.

"Dia memasukan bukunya ke dalam brankas?!" Seru Kairi.

"Hahaha... dengan begini aku bisa menggunakan seluruh koleksi dan menjadi bos baru! Hahaha..." Tawa gangler itu sembari memasukan bukunya.

DOR!

Sebuah tembakan melesat dan mengenai buku itu hingga terlepas dari tangan gangler. Matsumoto bersalto di udara dan menangkap buku itu.

"Kau!" Geram gangler itu. "Poderman serang dia!"

"Oh la la~ kenapa kalian tidak sabaarr..." Ucap Matsumoto meniru intonasi Noel. Karena ia tidak sempat mengeluarkan VS Changernya. Matsumoto akhirnya menggunakan buku yang diambilnya tadi sebagai senjata.

"Hei! Bukunya bisa rusak!" Seru Kairi berlari menghampiri, membantu.

"Nah, aku pinjam Lupin Magnum." Balas Matsumoto mengambil Lupin Magnum dengan cepat.

"Eh?!"

***

"Jadi kau serius, Kaede?"

Sakura menyeruput susu pisang kesukaannya dengan santai. Beberapa langkah di depannya terlihat seorang gadis berpakaian serba hitam.

"Asistenmu itu cukup pintar juga." Balas gadis itu melirik sedikit ke belakang. Saat ini mereka berdua berada di rooftop sebuah gedung. Dari sana mereka berdua bisa melihat Lupin dan Pato bertarung dengan gangler.

"Berhentilah. Ini masih belum terlambat." Ucap Sakura menasehati Kaede.

"Sayangnya ini sudah terlambat. Dan walau ini belum terlambat, aku tetap akan melakukannya. Jadi bersiaplah." Setelah mengucapkan itu, Kaede langsung menghilang dari sana menggunakan teleportasi.

Sakura tersenyum miris. Seandainya saja waktu itu ia bisa mengendalikan kekuatannya, hal ini pasti tidak akan terjadi.

"Kim, kau memang keterlaluan."

Di sisi lainnya...

"Bagaimana Dalgorado? Persiapanmu sudah selesai?" Kim duduk di kursi, menikmati anggurnya.

"Tentu bos. Semua sudah siap. Kita tunggu tanggal mainnya saja." Balas Dalgorado.

"Kalau begitu jangan sampai mengecewakanku."

"Aku jamin ini tidak akan mengecewakan."

"Baiklah. Tim, mulai permainannya. Aku bisa merasakan Ai-chan sudah tidak sabar."

"Oke bos." Jawab Tim, lalu pergi. Dalgorado juga pamit.

"Pasti ini menarik."

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote :)

Dan terima kasih sudah mau ngikutin cerita ini terus.

Kalau ada saran atau cerita yang kurang jelas atau apalah, komen aja

See you next chap on 25 Des

Adieu...

Lupinranger VS Patranger: Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang