- Chapter 8: Discussion -

602 75 14
                                    


"Ah, katakan padaku bahwa tadi itu mimpi!"

Saki menggoyang tubuh (Name) dengan keras. Ia benar-benar tidak percaya bahwa ia bertemu dengan Sakura tadi.

"Hentikan!" Bentak (Name) yang merasa pusing. Tak jauh berbeda dengan Saki, gadis itu juga tidak percaya akan hal tadi. Tapi ia tahu, ada sebuah alasan yang sangat penting kenapa kakak mereka itu tiba-tiba ada di sini.

Saki, (Name), dan juga Black sudah menganggap Sakura seperti kakak mereka sendiri. Hal itu karena, Sakura memiliki sifat yang lebih dewasa dari mereka semua.

Dari ketiga gadis itu, Black adalah orang pertama yang mengenal Sakura. Dia mengenal Sakura karena dulu Arsene pernah mengenalkan keduanya. Bisa dibilang Sakura itu adalah guru keduanya setelah Arsene.

Nama keduanya yang sama dan hanya berbeda di marga keluarga membuat mereka cepat akrab. Black bermarga Mitsurugi, sementara Sakura bermarga Miyuki.

Dari Black, barulah Saki dan (Name) mengenal Sakura. Ketiganya sering menghubungi Sakura untuk meminta saran atau informasi tentang gangler. Maklum, Sakura sangat sering melakukan penyelidikan mandiri. Sehingga ia selalu tahu apa yang saat ini sedang terjadi di lapangan.

"Black, bukankah seharusnya kau tahu tentang ini?" Ucap (Name) mengalihkan pandangannya ke arah gadis dihadapannya yang sedari tadi diam.

"Iie, aku tidak tahu. Tapi seminggu yang lalu, aku memiliki firasat buruk." Jawab Black meminum minumannya. Setelah dari Poirot, mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah Saki guna berdiskusi.

"Itu karena Kaede ada di sini." Saut sebuah suara. Langsung saja Saki menatap horror ke arah seorang wanita yang tengah mengambil cup es krim matcha dari freezer kulkasnya.

Tanpa merasa bersalah sedikit pun, wanita itu menikmati es krim yang diambilnya. Sehabis dua suapan, ia kemudian ikut duduk di sofa bersama ketiganya.

"Pantas saja aku merasakan firasat buruk." Balas Black melirik sekilas wanita di sampingnya.

"Bagaimana kakak bisa ada di sini?" Saki masih melempar tatapan horronya. Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Sakura.

"Jangan pikirkan itu dan fokuslah. Waktu santai kalian sudah berakhir." Ucap Sakura serius.

"Aku mengerti. Kemunculan gangler beberapa waktu lalu itu ulah Kaede." (Name) menganggukan kepalanya sedikit.

"Gangler itu punya rekan dan rekannya itu hampir membunuh Noel, sewaktu dia di Paris."

"Apa?!" Teriak Saki histeris.

"Aku sangat berharap dugaanku salah." Sakura menatap (Name) dan Black bergantian. Mengerti akan arti tatapannya, (Name) dan Black mematung.

Kali ini, waktu santai mereka benar-benar habis. Masalah yang datang atau bahkan sudah dimulai ini lebih serius dari sebelumnya. Semoga saja setelah ini, semuanya akan berakhir. Sungguh berakhir.

"Baiklah, kita kesampingkan masalah itu sejenak. Saat ini ada masalah yang lebih penting." Ucap Sakura mengalihkan topik. Saki menarik napas dalam, berusaha untuk menghilangkan rasa terkejutnya.

Sembari menunggu mereka siap untuk mendengarkan penjelasannya, Sakura kembali menikmati es krimnya. Moodnya sudah sedikit membaik berkat es krim matcha itu.

"Shihochi akan bertunangan lusa, jadi besok aku harus pergi ke Yokohama. Untuk itu, tolong kalian awasi keadaan di sini selama aku pergi. Aku merasa akan terjadi sesuatu."

"Kami mengerti. Kakak tenang saja." Balas (Name).

"Kalau ada sesuatu, segera hubungi aku."

"Bicara mengenai Shihochi, bukankah kakak harus ke sana bersama pasangan? Memangnya kakak sudah punya?" Tanya Saki polos.

Lupinranger VS Patranger: Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang