"SAKURA!"
Deputi Yanagami tiba-tiba masuk ke dalam ruangan taktis begitu saja. Pato yang sedang beristirahat sembari memikirkan tentang Sakura terlonjak kaget.
Sementara mereka kaget dengan kedatangan atasan mereka, Sakura tengah berjalan menyusuri sebuah gang.
Prok... prok...
Suara tepuk tangan membuat Sakura menghentikan langkah kakinya. Matanya melirik ke kanan. Seorang gadis berpakaian serba hitam tengah duduk tenang di sebuah rooftop gedung.
Tangannya menggoyangkan sebuah botol kaca yang sama persis seperti yang dibawa oleh Lucifer. Seulas senyum tepatri dibibir gadis itu.
"Intel ya... Apa kau tidak bosan bekerja di balik layar terus? Kau punya kekuatan tapi tidak dipakai. Benar-benar mubazir." Ucap gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya dari botol kaca yang dipegangnya.
Sakura menaikkan satu alisnya. "Apa bedanya denganmu yang hanya berani memakai ramuan?"
Gerakan tangan gadis itu terhenti. Ia menatap tajam Sakura. Kalimat itu benar-benar sangat menyinggung dirinya.
Wush, dalam sekejap gadis itu tiba-tiba sudah berada di hadapan Sakura. Tangan kirinya mengepal kuat. Ekspresi wajahnya pun terlihat sangat marah. Sedangkan Sakura, ia tampak biasa-biasa saja. Santai dan tenang.
"Lihat saja, akan kutunjukkan bahwa aku lebih hebat darimu Sakura."
"Kau tahu... seharusnya kita tidak bermusuhan seperti ini Kaede."
"Jangan panggil aku dengan nama itu." Geram gadis itu.
"Redakan kemarahanmu dan lihatlah dengan baik Kaede. Ini bukanlah dirimu, kau-"
"Ya! Ini memang bukan aku. Karena yang kau panggil Kaede itu sudah mati." Potong gadis itu.
"Dan dia mati karena mu." Lanjut gadis itu membuat Sakura memejamkan matanya sejenak.
Sakit. Hatinya terasa begitu sakit dan hancur melihat temannya dulu bersikap seperti ini. Jika melupakan masa lalu adalah hal yang mustahil, setidaknya kita bisa berdamai dengannya kan?
"Jangan kau biarkan dendam memenuhi hatimu. Itu tidak akan membuatmu puas melainkan hancur." Nasehat Sakura.
Gadis itu tertawa sarkas. "Hancur? Aku memang sudah hancur sejak kau menghianatiku. Dan bicara soal kepuasan, aku hanya puas setelah kau juga merasakan hal yang sama denganku."
"Jadi, pastikan saja kau melindungi mereka dengan baik, Sakura-chan." Peringat gadis itu lalu menghilang.
Sepeninggal gadis itu, Sakura menarik napas panjang dan menghembuskannya. Beberapa detik kemudian ponselnya berdering.
"Ya? Ada ap- Oke aku kesana sekarang."
...
Setelah bertemu dengan Kaede tadi, Sakura mendapatkan telepon dari Noel. Awalnya ia sempat bingung kenapa pemuda itu menelepon.
Ternyata eh ternyata Deputi Yanagami sedang mengamuk di kantor karena mencarinya. Dan mau tidak mau ia segera melangkahkan kakiku untuk kembali ke kantor.
Baik dulu atau pun sekarang, gadis itu masih tidak mengerti apa yang ada dipikiran oleh atasanya itu. Sifatnya terlalu cepat berubah. Tak jauh beda dengannya, tapi kalau dia rasanya jadi aneh. Kalau dia kan wanita, jadi wajar jika terkadang merasa moody.
Sesampainya di depan pintu, Sakura sudah bisa mendengar betapa berisiknya pikiran pria itu. Nasib bisa baca pikiran ya begini.
"Ada apa?" Tanyanya tenang sembari melangkah masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupinranger VS Patranger: Revenge of Love
FanfictionCerita ini murni dari khayalan author sendiri :) ... Seminggu telah berlalu sejak Lupinranger dan Patranger membantu para Ryusoulger untuk mengalahkan serta merebut kembali Kishiryu mereka dari Ganima. Kehidupan kembali berjalan normal seperti bias...