Di pagi hari yang cerah ini, Lupin dan Pato sudah berkumpul di tempat yang sudah ditentukan kemarin. Di tempat yang mirip seperti gudang itu terdapat empat mobil yang terparkir rapi.
Di sudut gudang, Aya tampak berdebat dengan Sakura. Sesekali gadis itu melirik ke arah Touma.
"Kau tahu kan, Sakura. Hubunganku dan Touma renggang setelah waktu itu. Bisakah aku tidak ikut? Dan bukankah kau bisa melakukannya sendiri?" Ucap Aya merajuk.
"Kau memintaku jadi pelakor?"
"Tidak, bukan begitu... hanya saja aku tidak tahu harus bersikap seperti apa?"
Melihat Sakura dan Aya yang masih berdebat. Sakuya mendekat ke Kairi dan yang lainnya.
"Apa hubunganmu dengan Aya masih renggang? Aku sempat mendengarnya dari Tsukasa senpai." Tanya Sakuya hati-hati.
"Aku hanya tidak ingin ia terlibat lagi." Balas Touma datar. Pandangan matanya masih belum lepas dari Aya.
"Tapi aku masih penasaran. Jika keluargamu memiliki koleksi Lupin, kenapa bisa tidak ada informasi sama sekali?" Noel membentuk pose berpikir.
"Benar juga. Bahkan kelihatannya kau juga tidak tahu tentang hal ini." Timpal Kairi.
"HEI! SAMPAI KAPAN KALIAN AKAN BERDEBAT?!" Teriak Keiichiro lantang, membuat semuanya terkejut. Ekspresi Aya langsung berubah kesal. Dengan langkah menghentak ia menghampiri Touma, lalu menariknya menuju ke salah satu mobil. Sakura mengusap wajahnya pelan.
"Jangan pernah membangunkan singa yang sedang tidur."
***
Keempat mobil itu berjalan meninggalkan kota. Di mobil pertama terdapat Aya dan Touma. Lalu mobil kedua diisi oleh Kairi dan Tsukasa. Sedangkan mobil ketiga di isi oleh Sakuya, Umika, dan Keiichiro. Mobil terakhir pastilah Noel dan Sakura.
Di dalam mobil, Aya mendengus kesal. Moodnya benar-benar berantakan hari ini. Maklum, efek sedang kedatangan tamu bulanan.
"Aku merasakan firasat buruk." Batin Touma.
Sementara itu di sisi lainnya, Sakura memijit pelipisnya pelan. Baru juga hari pertama, ia sudah dihadapkan dengan hal seperti ini. Lalu bagaimana dengan hari selanjutnya?
"Ah... merepotkan..."
~Time skip~
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan melelahkan. Akhirnya Mereka semua sampai di kediaman Keluarga Yoimachi. Satu persatu dari mereka keluar dari mobil.
Mereka bersembilan berjalan masuk ke dalam rumah. Suasana rumah Yoimachi begitu tenang dan damai.
"Wah, rumahmu benar-benar tradisional sekali." Komentar Kairi pada Touma.
"Kakekku sangat menghargai kebudayaan dan seni, jadi dia membuat rumah seperti ini." Balas Touma dari depan. Mereka masuk dengan cara berbaris sesuai urutan mobil mereka tadi.
Mereka terus berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumah utama yang berada di tengah-tengah. Mendadak sebuah kartu melayang ke arah Noel. Sakura yang menyadarinya segera menangkapnya dengan tangan kanannya.
"Huwa! A-apa itu?!" Teriak Sakuya yang berada di depan mereka.
Sakura membalik kartu itu. Begitu membacanya sekilas, seulas senyum muncul di wajahnya. "Chihayafuru."
Detik berikutnya, ibu Touma, Yoimachi Tsubaki, muncul. Dia langsung memeluk Aya.
"Akhirnya setelah sekian lama, kau kembali berkunjung ke sini. Bagaimana? Touma menjagamu dengan baik kan?" Tanya Tsubaki.
"Tentu saja ibu. Dia menjagaku dengan baik." Aya tersenyum manis.
"Touma-kun, sampai kapan kau mau menggantungkan Aya begini? Kalian sudah pacaran cukup lama dan bertunangan selama dua tahun, kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" Tsubaki menyilangkan tangannya di depan dada.
"Secepatnya kami akan menikah." Jawab Touma datar.
"Secepatnya itu kapan? Atau biar ibu saja yang mengaturnya untuk kalian?" Tawar Tsubaki.
"Kebetulan ayahmu memiliki teman seorang desainer. Dia bisa mempersiapkan pernikahan kalian dengan cepat."
"Ibu tidak perlu repot-repot. Sungguh, kami sudah mulai mempersiapkannya." Ujar Aya menenangkan.
"Itu tidak merepotkan dan tidak baik menunda sesuatu hal yang baik. Dengar itu, Touma-kun."
"Ya, aku tahu itu."
Tsubaki menghela napas, putranya ini sama saja seperti suaminya. Benar-benar tidak bisa mengerti wanita.
"Onee-chan!" Seorang anak kecil muncul. Ia berlari menerobos Lupin dan Pato. Tanpa aba-aba, anak itu melompat ke arah Sakura hingga gadis itu sedikit terhuyung saat menangkapnya.
"Aku sangat merindukanmu!" Ucap anak itu, memeluk Sakura dengan erat. Sakura membenahi posisi gendongannya sejenak, lalu membalas pelukan anak itu.
"Aku juga Takumi-kun. Bagaimana sekolahmu? Baik?" Balas Sakura.
"Tentu saja. Aku mendapat ranking satu di kelas dan kemarin aku memenangkan lomba piano. Aku dapat juara satu." Jawab Takumi ceria. Senyumannya begitu lebar.
"Astaga, kau ada di sini juga, Sakura-chan." Tsubaki melempar tatapan tajam pada Touma. "Kenapa kau tidak bilang kalau kau datang bersama Sakura?"
"Sudahlah, bibi. Tidak apa." Sakura menghampiri Tsubaki.
"Aish, anak ini." Geram Tsubaki.
"Di mana paman? Apa dia sedang latihan" Tanya Sakura mengalihkan topik. Lupin dan Pato saling melirik satu sama lain. Dia kenal dengan Keluarga Touma? Sejak kapan?
"Kau sudah mengenal Sakura dari awal?" Bisik Kairi pada Touma.
"Tidak. Aku bahkan tidak tahu kalau keluargaku mengenalnya." Jawab Touma.
"Ah, ya. Dia sedang latihan dibelakang. Kau dan Noel langsung saja ke sana."
Mendengar ucapan Tsubaki, Lupin dan Pato langsung menoleh ke arah Noel. Sontak Noel menggelengkan kepalanya, tanda tidak tahu. Sungguh, Sakura tidak mengatakan apapun tentang ini padanya.
"Oiya, ibu. Aku hampir lupa mengenalkan teman-teman kami." Aya beralih pada yang lainnya.
"Ini Kairi dan itu istrinya Tsukasa. Lalu yang itu Sakuya dan tunangannya Umika. Dan yang itu Keiichiro, tunangannya Manna." Ucap Aya. Sontak semuanya langsung melotot, kecuali Sakura.
"Oh, kalian sedang liburan bersama rupanya. Wah, ini pasti akan menyenangkan. Touma, apa kau tidak malu dengan temanmu? Mereka sudah ada yang menikah lho." Komentar Tsubaki.
"Eh, bukan begitu. Aku-kami..." Kairi, Keiichiro, dan Sakuya langsung panik.
Sakura menghela napas panjang. Gadis itu lalu memberi kode pada Noel untuk segera mengikutinya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Noel, begitu mereka sudah berada agak jauh.
"Aya sedang kedatangan tamu bulanan, jadi moodnya kurang stabil. Teriakan Keiichiro tadi membuatnya kesal. Makanya dia membalas dendam." Jelas Sakura.
"Wah, pasti akan ada keributan besar." Komentar Takumi yang masih berada di gendongan Sakura.
"Oui. Jadi bersiaplah untuk drama."
"Oh la la~"
***
Hai gess sesuai pemberitahuan kemarin, aku up hari ini.
Oiya, masih ada pertanyaan yang belum kejawab kan? Nanti akan ku jelaskan pelan-pelan. yang jelas ini sudah mulai masuk ke inti masalahnya. dan mungkin alurnya bakal terasa lambat.
Aku juga mau bilang, kalau aku bakal usahain untuk up tiap minggu. Kalau ada part yang kurang jelas, tanya aja di komen ya.
See you next chap :)
Adieu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupinranger VS Patranger: Revenge of Love
FanficCerita ini murni dari khayalan author sendiri :) ... Seminggu telah berlalu sejak Lupinranger dan Patranger membantu para Ryusoulger untuk mengalahkan serta merebut kembali Kishiryu mereka dari Ganima. Kehidupan kembali berjalan normal seperti bias...