- Ch. 19: The Past -

446 42 2
                                    

"Shi..."

CTASH!

Kartu terakhir melayang dan jatuh tepat di pangkuan Noel. Mata pemuda itu masih tertuju pada Sakura. Tepat sembilan puluh menit, pertandingan karuta itu berakhir.

"Arigatou gozaimasu." Sakura dan Takashi saling memberi hormat satu sama lain.

"Kemampuanmu masih sama seperti dulu Sakura-chan." Komentar Takashi. Sakura tersenyum tipis, sebelum akhirnya jatuh pingsan.

"Sakura!" Noel tersadar dan segera menangkap tubuh gadis itu agar tidak membentur lantai.

"Staminanya masih turun rupanya." Takashi menghela napas.

"Eh?"

"Jangan khawatir, dia hanya kelelahan. Setelah istirahat beberapa saat, ia akan sadar kembali." Jelas Takashi pada Noel.

"Takumi, tolong panggilkan Toshiki. Ini sudah waktunya." Takashi beralih pada Takumi.

"Ha'i." Balas Takumi lalu melaksanakan perintah ayahnya.

Noel memandang Sakura yang masih tak sadarkan diri. Raut wajah lelah jelas terlihat di wajah gadis itu. Selama pertandingan berlangsung, Noel bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang mengganggu Sakura. Walau begitu, gadis itu tetap melawannya dan memenangkan pertandingan tadi.

Sama seperti yang dikatakan Arsene dalam surat itu. Sakura memang sangat hebat dalam segala hal. Namun, itu hanyalah bagian luarnya saja. Tidak ada yang pernah tahu apa isi hati, pikiran, atau keinginan gadis itu. Semuanya tersimpan rapat, sangat rapat.

"Sejujurnya aku ingin meminta bantuanmu, Noel." Ucap Takashi, membuat Noel menoleh.

"Bantuan?"

"Aku sudah tidak tahan melihat Sakura terus memendam masalahnya sendiri. Ini bukan sesuatu yang harus ditanggung sendirian. Dan aku berpikir kau orang yang tepat dan mampu untuk menghancurkan dinding itu."

Pintu terbuka dan menampakkan Toshiki dan Takumi. Toshiki menundukkan kepalnya saat ia dan Noel bertatapan.

"Sebaiknya kau bawa Sakura ke kamarnya, Takumi akan mengantarmu. Tolong ya, Noel." Lanjut Takashi, tersenyum penuh arti.

Noel mengangguk paham. Ia kemudian mengangkat tubuh Sakura dan menggendongnya ala bridal style karena saat ini gadis itu memakai kimono.

"Seo hayami." Ujar Toshiki selepas kepergian Noel dan Takumi. Takashi tersenyum kecil mendengarnya.

"Aku harap begitu."

***

"Wah, aku tidak percaya ini. Toshiki... keponakan Deputi Yanagami, murid dari ayahmu." Umika memegangi kedua pipinya.

"Aku berasa bermain teka-teki." Keluh Sakuya.

Lupin dan Pato duduk di teras. Kedua tim itu masih mencerna informasi yang dikatakan oleh Toshiki tadi.

Jika Toshiki benar keponakan Deputi Yanagami, berarti ada kemungkinan Sakura dan Deputi Yanagami sudah merencanakan hal ini dari awal. Tapi, untuk apa?

Disaat mereka berpikir, Tsukasa tak sengaja melihat Noel tengah menggendong Sakura. Sontak, Tsukasa langsung berdiri.

"Apa yang terjadi?!" Serunya, membuat semua ikut melihat ke arah yang sama.

"Sakura? Ada apa ini?" Umika berlari menghampiri, di susul oleh lainnya.

"Kak Sakura hanya kelelahan setelah bertanding karuta dengan ayah." Jawab Takumi.

"Karuta?" Beo Keiichiro. Ia dan yang lainnya beralih pada Noel. Pemuda berambut cokelat caramel itu menganggukan kepalanya, mengiyakan.

"Gomen..."

Atensi mereka teralihkan kala mendengar suara Sakura. Tampaknya gadis itu antara sadar dan tidak sadar.

"Gomen, Noel. Gomene..." Ucap Sakura lagi. Suaranya terdengar begitu lirih.

Semua memandang Noel. Pemuda berambut cokelat caramel itu terpaku. Ini kali pertamanya mereka mendengar Sakura mengatakan hal itu.

"Maaf?"

***

Sakura membuka matanya perlahan. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Dia merubah posisinya menjadi duduk.

"Sekali lagi ya..." Gumamnya sembari menatap ke arah jendela.

Di luar, pohon sakura bermekaran dengan indahnya. Tertiup oleh angin yang begitu lembut. Sakura kemudian beranjak menuju lemari yang ada. Sejak pertama mengenal Keluarga Yoimachi hingga sekarang, kamar ini adalah miliknya.

Ia mengambil sebuah kotak yang terbuat dari kayu maple dari dalam sana. Ketika dibuka, terdapat sebuah tali kain berwarna merah daun maple bertuliskan 'Chihayafuru'. Tulisan itu diwarnai dengan warna emas.

"'Sudah waktunya ya...."

***

Touma berdiri di teras kamarnya. Pandangannya tertuju pada ayahnya dan juga Toshiki yang sedang bermain karuta di seberang. Kedua pria itu tampak sangat serius.

Jujur, Touma masih penasaran bagaimana Keluarganya bisa begitu akrab dengan Sakura. Terutama ayahnya. Anehnya, dia sendiri tak mengenal Sakura. Apa mungkin karena ia jarang pulang, makanya ia tidak tahu tentang itu.

Dan harusnya ia juga tahu, kalau Aya dan Sakura berteman. Tapi, ia juga tidak tahu itu.

"Kurasa aku harus bertanya padanya...." Gumam Touma.

"Siapa dia sebenarnya?"

.

.

.

.

.

.

.

Sorry gess, kemaren aku mau up benernya. Tapi kuotaku habis :")

Oiya, mungkin kali ini agak pendek. Itu karena akan banyak membahas masa lalu, seperti judulnya. 

dan ya, aku baru sadar. Kalau aku gak pernah munculin antagonisnya lagi :)

Ya, intinya kalau ada kekurangan atau semacamnya, say it di komen ya. Saran juga boleh.

See you next chap

Adieu...



Lupinranger VS Patranger: Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang