Ch. 3: She

387 50 3
                                    

Semburat warna oranye mulai tampak di sisi barat. Sembari menikmati indahnya langit, Noel melangkahkan kakinya menuju rumah.

Pembicaraannya dengan Lupin tadi, mengingatkannya kembali akan seseorang. Seseorang yang saat ini sedang berada di rumahnya.

"Tadaima..." Ucap Noel sembari melepaskan sepatunya.

"Kau sudah pulang?" Saut seorang gadis dari arah dapur. Gadis berparas cantik itu melirik Noel sekilas sebelum kembali melanjutkan aktivitas memasaknya.

"Oui, dan kau tidak perlu repot-repot, Sakura." Balas Noel mendekati gadis itu.

Miyuki Sakura, itulah nama lengkap gadis cantik itu. Dia adalah partner kerja yang dipilihkan oleh Markas Pusat untuk membantunya selama di Jepang.

Kaget? Bingung? Tentu saja. Tapi apa boleh buat, ini adalah perintah dan ia harus menerimanya.

"Harusnya kau senang, bukankah ini jadi mengurangi perkejaan rumah tanggamu?" Balas gadis itu setengah menyindir.

"Oh la la~" Noel mengangkat kedua tanganya.

Melihat respon pemuda dihadapannya, Sakura menghela napas panjang. Sungguh ini sangat merepotkan. Tapi mau bagaimana lagi, tugas adalah tugas. Mau tidak mau harus dilakukan.

Merasa lelah dan panas, akhirnya Noel memutuskan untuk pergi membersihkan diri. Sedangkan Sakura, ia masih melanjutkan acara memasaknya.

Sebenarnya Sakura tidak mau tinggal satu atap dengan pemuda berambut cokelat caramel itu. Namun, mengingat masalah yang akan dihadapi lebih berat daripada sebelumnya, ia pun menyetujuinya.

"Parfait." Gumam Sakura sembari mematikan kompor. Bersamaan dengan matinya kompor, ponselnya berdering.

"Moshi-moshi?"

...

Noel PoV

Ah, aku benar-benar lelah sekali...

Syukurlah, lukaku kemarin sudah mulai membaik. Ya, meskipun terkadang masih terasa nyeri.

Tidak kusangka Sakura juga punya pengalaman sebagai dokter. Tapi setelah dipikir-pikir itu wajar sih karena dia adalah seorang agen sepertiku yang bertugas menyamar. Bahkan dia lebih senior dariku.

Aku pun merapikan style rambutku dan keluar dari kamar. Harusnya saat ini Sakura sudah selesai memasak.

Jujur, aku masih penasaran tentang tujuannya ada di sini. Karena setelah kemunculan Ganima, tidak ada lagi tanda-tanda kemunculan gangler.

Lalu kenapa aku tiba-tiba mendapat partner? Itu cukup mencurigakan.

Sempat terpikirkan olehku jika Sakura sengaja dikirim oleh markas pusat supaya bisa menangkapku dan yang lainya.

Tapi... entah kenapa firasatku justru mengatakan kalau dia ada di pihakku dan Lupin daripada pihak polisi.

Selain itu, aku juga merasa familiar dengan wajahnya. Rasanya aku pernah bertemu dengannya. Dimana dan kapan? Aku tidak tahu.

Sesuai dugaanku, begitu aku sampai, di meja makan sudah tersaji beberapa piring berisi makanan. Diantara masakan itu, aku melihat ada makanan favoritku. Apalagi jika bukan escargot.

"Wah, kau bisa memasak Perancis juga?"

"Begitulah. Dulu aku pernah belajar di Le Cordon Bleu." Jawab Sakura tanpa menoleh sedikit pun. Ia sibuk menuang orange juice ke gelas.

"Eh? Jadi kau juga seorang chef?" Aku mengambil sendok dan mencicipi escargot buatannya.

"Kurasa aku tidak perlu menjawabnya. Bagaimana? Enak?"

Lupinranger VS Patranger: Revenge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang