Sakuya yang baru saja dari ruang ganti segera melangkah masuk menuju ruangannya. Di dalam terlihat Jim tengah sibuk di depan computer.
"Selamat pagi Jim!" Sapa Sakuya yang langsung membuat Jim terlonjak kaget.
"Astaga! Kau mengagetkanku! Untung saja laporan ini sudah aku simpan." Omel Jim.
"Ah, maaf. Aku tidak akan mengulanginya." Sakuya menundukkan kepalanya. Polisi hijau itu benar-benar menyesal.
"Baiklah, kalau begitu jangan ganggu aku lagi." Balas Jim dan kembali fokus pada komputernya lagi. Tepat setelah itu, Keiichiro langsung masuk ke ruangan bersama Tsukasa.
"Kau sudah datang." Tanya Keiichiro.
"Eh, selamat pagi!" Ucap Sakuya menyapa keduanya. Mereka bertiga kemudian duduk bersama menikmati teh dan kue.
Berselang beberapa menit, Komandan Hiltop memasuki ruangan. Seperti biasa pria berkulit hitam itu menyapa semuanya dengan senyuman khasnya. Jim yang sudah menyelesaikan laporannya ikut membalas sapaan tersebut.
Komandan Hiltop menarik kursinya dan duduk di sana. Matanya memperhatikan sekeliling ruangan. Rasanya seperti ada yang kurang.
"Sakura dan Noel belum datang?" Mendengar pertanyaannya, ketiga polisi itu langsung beralih memandang jam dinding.
Mereka baru menyadari bahwa saat ini sudah hampir lewat dari jam masuk yang ditentukan. Dan bukannya menjawab pertanyaan itu, mereka justru saling berpandangan satu sama lainnya.
"Mereka belum datang?" Ucap mereka bersamaan.
Melihat itu Komandan Hiltop menarik napas dalam dan menghembuskannya. Harusnya aku tidak bertanya, batinnya dalam hati.
"Bonjour!" Sapa Noel membuat semuanya serempak menoleh. Ia lalu berhenti dan mengerutkan dahinya saat melihat ekspresi yang lainnya.
"Selamat pagi Noel. Kami pikir kau dan Sakura telat." Balas Komandan Hiltop.
"Benarkah?" Noel mengecek jam tangannya. "Ah, maaf. Tadi ada urusan sedikit."
"Kenapa kau datang sendiri? Di mana Sakura?" Tanya Sakuya sembari memiringkan kepalanya sedikit.
"Dia sedang mengambil pesanan bajunya di butik."
"Yasudah, kalau begitu ayo kita bekerja. Hari ini ada banyak laporan yang harus dibuat."
"Baik pak."
Sakuya dan Tsukasa segera ke meja mereka masing-masing. Sementara Keiichiro menopang dagunya, berpikir. Butik? Apa itu adalah salah satu alasan yang dibuat Sakura?
***
Umika berjalan menyusuri mall. Gadis itu tampak sangat antusias sekali. Ditangannya tampak sebuah komik yang masih baru.
Beberapa saat yang lalu, ia mendapat info dari sahabatnya, Shiho. Sahabatnya itu bilang bahwa komik barunya telah terbit dan di jual hari ini. Mendengar itu, Umika langsung meminta izin pada Touma untuk pergi membelinya.
"Aku harus mengatakannya pada Shiho. Dia pasti sangat senang saat tahu kalau komiknya sangat laris." Gumamnya tersenyum lebar. Ia terus berjalan hingga akhirnya ia berhenti saat melihat seorang gadis yang dikenalnya.
Bukankah itu Sakura? Apa yang dia lakukan di sini? Batinnya saat melihat gadis itu keluar dari dari salah satu butik. Karena penasaran, Umika segera mendekati Sakura.
"Sakura?" Panggilnya membuat gadis itu menoleh. Di tangan kanannya terlihat sebuah paperbag.
"Eh, Umika. Tidak kusangka kita akan bertemu di sini. Apa yang sedang kau lakukan?" Ucap Sakura santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupinranger VS Patranger: Revenge of Love
FanfictionCerita ini murni dari khayalan author sendiri :) ... Seminggu telah berlalu sejak Lupinranger dan Patranger membantu para Ryusoulger untuk mengalahkan serta merebut kembali Kishiryu mereka dari Ganima. Kehidupan kembali berjalan normal seperti bias...