Felina sedang melangkah menyusuri jalanan sempit menuju kompleks perumahan ketika ekor matanya menangkap sosok wanita yang berdiri persis di dekat rumah Vino.
Sejauh mata Felina memandang, dia sama sekali tidak mengenalnya, apalagi penampilan wanita itu terlalu glamor hingga cewek itu mengira kalau ada selebriti nyasar. Persepsi itu bukannya tanpa alasan karena ada sebuah mobil keluaran terbaru yang nangkring cantik di dekatnya, membuat siapa saja menoleh ke arahnya dengan tatapan kagum.
Benar saja, semua orang yang berlalu-lalang terang-terangan melirik dengan tatapan ingin tahu. Felina merasa yang mendominasi adalah mobilnya. Jika saja mobil yang pintunya dibuka geser ke atas itu tidak berada di sana, penampilan wanita tersebut tidak akan sekentara itu.
"Felina...."
Felina sukses terkejut ketika wanita itu memanggilnya. Apa dia tidak salah mendengar? Selebriti nyasar yang ditemani mobil mahal seperti itu bisa mengetahui namanya?
Felina segera mengedarkan pandangan ke sekeliling hingga ke bagian atas kepala untuk mengecek apakah asumsinya benar; sekadar memastikan apakah ada alat tertentu sebagai kepentingan untuk mendokumentasikan sesuatu.
"I-ini... nggak lagi syuting variety show, kan?" tanya Felina pelan, lantas berpikir untuk bertanya langsung. Jika variety show itu memang tidak ada, bukankah ada alasan lain mengapa dia bisa mengenalnya?
"Kakak ngenal saya?" tanya Felina saat langkahnya sampai di hadapan wanita itu. Dari dekat, kecantikannya begitu paripurna. Selain fakta mempunyai kulit yang sangat mulus, polesan make up di wajahnya tampak begitu alamiah karena melekat sempurna.
Wanita itu melepas kacamata hitam dan mengayunkannya ke atas kepala. Tepatnya, kacamata tersebut beralih fungsi menjadi bando di atas rambutnya yang begitu halus, mengekspos jelas sepasang netra yang tampak unik hingga Felina menyadari kalau dia mengaplikasikan soflens dengan warna yang menarik.
Ekspresi wajahnya lembut dan ketika dia berbicara, Felina mendapat kesan kalau wanita itu adalah orang yang baik. "Kamu mungkin bingung karena kamu nggak kenal sama Tante. Tapi meskipun begitu, tolong percaya sama Tante. Herfian, papa kamu, adalah orang yang baik. Dia udah nyelamatin hidup Tante. Jadi, biarkan Tante menjelaskan karena ini sepenuhnya kesalahan Tante, bukan kesalahan Herfian."
"Saya--"
Wanita tersebut membuka tas bermereknya dan mengeluarkan sebuah kartu nama, yang segera diterima oleh Felina meski ekspresinya masih bingung.
"Felina, Tante harap kamu mau percaya. Beri Tante waktu untuk menceritakan semuanya dari awal, tepatnya apa yang terjadi delapan tahun yang lalu. Tante mohon sama kamu. Hubungi Tante secepatnya ya, Tante tunggu."
Felina menundukkan kepala untuk membaca kartu nama yang diserahkan padanya. Nama yang tertera di sana adalah Yenni beserta nomor yang bisa dihubungi.
Saking fokusnya pada kartu nama tersebut, Felina tidak sadar kalau wanita yang bernama Yenni telah meninggalkan area perumahan bersama mobil mewahnya. Cewek itu berpikir untuk mengabaikannya apalagi ini semua terkait erat dengan papa yang dibencinya, tetapi mengingat bagaimana Vino curhat tentang mamanya yang sudah mengetahui semuanya, mau tidak mau dia merasa ragu.
Apakah dia harus percaya pada wanita berpenampilan glamor yang bernama Yenni itu? Dilihat dari ekspresi wajahnya--seperti yang Felina simpulkan pada kesan pertama, kelihatannya dia memang bukan orang yang jahat.
Masih bingung dengan apa yang harus dilakukan Felina selanjutnya, tepat pada saat itu ada sebuah taksi yang berhenti di mobil mewah Yenni sempat terparkir tadi dan seseorang keluar dari pintu bagian belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Hearts [END]
Novela Juvenil[Karya ini pernah diterbitkan pada tahun 2016. Usai memutuskan kontrak karena sesuatu hal, karya ini jadi bebas dipublikasikan dan saya me-remake kembali dengan tulisan yang lebih up to date] Please vote if you enjoy 🌟 Genre : Teenfiction + Young A...