Jihyo Yang Hilang Kendali

213 40 12
                                    

Ting
Ting
Ting

Jihyo melirikkan kepalanya pada ponsel yang sedari tadi telah berbunyi di sampingnya.

Tertera jelas,

Ada nama sang kakak yang mendominasi notifikasi pesan dan panggilannya disana.

Dulu,

Jihyo pernah melakukan suatu kesalahan yang membuat Chanyeol bisa dengan mudah mencarinya.

Dan sekarang,

Jihyo tidak akan mau dan tidak akan pernah untuk kembali mengulangi kesalahannya itu.

Diambilnya ponsel itu,

Sambil berusaha membuka dan mengeluarkan sim card yang telah terpasang di dalam ponselnya yang ramping itu.

Park Jihyo sedang tidak ingin di ganggu sekarang! -gumamnya

Dilepaskannya dengan asal kartu itu,

Seolah tidak peduli lagi pada ratusan nomor yang telah tersimpan di dalam kartunya saat ini.

"Hiks, aku benci kehidupan yang pahit ini!" tangisnya pecah

Diremasnya rambut panjang yang tergurainya itu,

Sambil terus menundukkan kepalanya dan menangis dengan pilu sekarang.

Keadaan di club yang sangat ramai dan bising ini tentu tidak akan membuat tangisan Jihyo terdengar oleh siapapun pastinya.

Mayoritas orang orang disini juga adalah mayoritas orang yang tidak peduli terhadap masalah dan keadaan orang lain.

Dan itulah,

Yang membuat Jihyo merasa jika tempat ini mungkin memang cocok untuk melepaskan semua beban dan penatnya disini.

"Lihatlah, Park Jihyo! Betapa menyedihkannya dirimu ini! Cihh"

Diteguknya kembali minuman beralkohol itu,

Sambil terus menangis dengan mata yang sudah memerah sempurna.

"Kurasa cukup sudah sampai disini! Sampai disini!"

Setelah berucap seperti itu,

Jihyo langsung meronggoh sesuatu dari tas kecil yang ia bawa dari rumah.

Tepatnya,

Sebuah kertas yang menjadi penyebab Jihyo menangis, dan sebuah pulpen yang akan menjadi saksi bisu atas tindakan apa yang akan Jihyo ambil saat ini.

Ceklek

Jihyo kini menekan ujung pulpen itu,

Sembari mendekatkannya pada sebuah kertas yang masih setia ia pandangi sekarang.

"Dengan resmi. Park Jihyo telah menyetujui perceraian ini!" Katanya

Sebelum akhirnya,

Ia langsung mengukir tanda tangannya di atas materai yang sepertinya sudah sengaja Jungkook tempelkan khusus untuknya disebelum sebelum hari.

"Aku akan membebaskan hati juga ragaku, yang masih terikat atas tali pernikahan yang sama sekali tidak pernah kau hargai"

Dilipatkannya kembali surat itu,

Sambil memasukanya kembali ke dalam tas mini yang ia bawa dari rumah.

"Shit, aku harus pulang sebelum rasa pusing yang berlebih kini menghantam kepalaku" gerutunya saat denyut demi denyut pada kepalanya kini mulai ia rasakan saat ini

The Next Problem [Squel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang