"Zhou, Liu Rui, kita pergi. Kalian hati-hati."
"Sampai jumpa dalam dua bulan."
Shi Shang dan Huang Guangming membawa koper mereka sambil melambaikan tangan. Mereka pergi dan hanya Liu Rui dan Lu Zhou yang tinggal di kamar asrama yang luas.
Liburan musim panas dimulai.
Dalam seminggu, seluruh sekolah sepi. Tidak akan sampai akhir Agustus sampai orang-orang mulai kembali ke sekolah. Hanya saat itu kampus akan kembali menjadi hidup. Tidak hanya siswa yang kembali, siswa baru juga akan datang.
Lu Zhou mendaftar untuk aplikasi sekolah musim panas. Ia mengucapkan selamat tinggal pada Liu Rui dan meninggalkan asrama dengan laptopnya. Ia awalnya pergi ke pusat asrama untuk menyerahkan aplikasi sebelum menuju ke perpustakaan.
Gaya belajar di Universitas Jin Ling sangat intens. Meskipun banyak mahasiswa meninggalkan sekolah, perpustakaan masih penuh dengan mahasiswa yang belajar untuk ujian masuk pascasarjana. Tumpukan buku menempati kursi kosong, mencegah orang lain mengambilnya.
Lu Zhou tidak habis pikir apa yang dilakukan orang-orang ini. Buku-buku mulai berdebu tapi tidak ada yang kembali ke kursi.
Lu Zhou melihat tempat duduknya yang biasa telah ditempati oleh sebuah buku. Ia akan mencari kursi lain sampai akhirnya melihat Chen Yushan duduk tepat di sebelah kursi itu. Gadis itu dengan cepat menyingkirkan buku itu dan melambaikan tangan padanya.
Lu Zhou menyadari ia telah mencarikan tempat duduk untuknya.
Ia menerima tawaran itu dan berjalan ke arahnya.
Lu Zhou meletakkan laptopnya di atas meja. Ia tidak segera duduk. Sebagai gantinya, ia pergi ke rak buku.
Ia mengingat isi daftar buku dari sistem. Setelah sedikit ragu, ia akhirnya memilih [Aljabar Linier (Edisi Industri Nasional)].
Sistem menyoroti lokasi buku menggunakan gambar holografik yang hanya bisa dilihatnya. Sayangnya, sistem tidak memberi label nilai dari buku-buku tersebut. Ia hanya harus menggunakan penilaiannya sendiri untuk menentukan urutan bacaan.
Urutan membaca itu penting karena ada korelasi antara isi pengetahuan yang berbeda. Bahkan subyek yang berbeda dapat saling mempengaruhi.
Tanpa membaca [Fisika semikonduktor] dan [desain sirkuit dasar], tidak mungkin untuk memahami topik [Mikroelektronika]. Tanpa dasar mikroelektronika, belajar [desain IC] akan seperti mencoba belajar sihir.
Mempelajari matematika tidak diragukan lagi merupakan pilihan yang aman.
Biasanya, keterampilan matematika sering diterapkan dalam bidang ilmiah lain, tapi kebalikannya jarang terjadi. Beruntung bagi Lu Zhou, matematika adalah setelan kuatnya. Meskipun bahan untuk disiplin lain adalah hal baru bagi Lu Zhou, dengan latar belakang matematika, tidak akan terlalu sulit baginya untuk mempelajarinya.
Sempurna baginya, ada kesenjangan dalam pengetahuannya tentang matematika, sehingga sebagian besar pemahamannya dangkal.
Sebagai contoh, alasan ia mampu menulis tesis pertamanya adalah karena pemahamannya yang mendalam tentang analisis fungsi yang kompleks dan nyata. Ia akan benar-benar tersesat pada topik lain yang belum dibahas dalam tesis ini.
Terima kasih Dewa tidak ada yang cukup bosan mengujinya dengan buku teks. Kalau tidak, ia pasti tak akan bisa menjawab.
Andai ada orang memergoki dirinya belum menyelesaikan buku teks analisis fungsi, saat mengajukan tesis yang disebut "Teori Pembalikan Optimal Operator Linear dan Fungsi Linear", ia akan diejek.
Lu Zhou berdiri di belakang rak buku dan mengeluarkan botol pil putih dari sakunya. "Lebih bagus andai aku punya air," pikir Lu Zhou. Ia melihat cangkir Chen Yushan di mejanya. Akhirnya, ia menyerah pada ide berani itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scholar's Advanced Technological System [Terjemahan Bahasa Indonesia] Vol. 1
Science FictionLu zhou di Universitas Jin Ling Oleh : Morning Star LL, 晨星LL Diterjemahkan: Flame of Dante Chapter 1-200 Setelah menderita heat stroke saat bekerja di bawah terik musim panas, Lu Zhou, seorang mahasiswa pekerja keras tapi miskin, entah bagaimana m...