Bab 83: Aku Tidak Percaya

215 30 6
                                    

Tentu saja, Lu Zhou tidak menyalahkan Profesor Liu.

Profesor Liu mungkin tahu bahwa kelasnya tidak berguna bagi ku dan ia tidak ingin membuang waktu ku. Apa ia mungkin bermaksud bahwa aku tidak harus hadir?

Tapi bagaimana jika aku tidak mendapatkan nilai penuh ...

Lu Zhou merasa bahwa kemungkinannya rendah.

Karena Lu Zhou keluar dari permainan, kelas menjadi lebih antusias. Luo Rundong, jenius kedua di kelas dengan cepat menghitung hasil dan mengangkat tangannya untuk menyelesaikan masalah.

[...]

[... adalah persamaan diferensial yang tepat. ]

[Solusi umumnya adalah: lny / x + xy / (xy) = C]

Profesor Liu memberikan komentar singkat dan tersenyum sebelum berkata, "Tidak buruk."

Bel kelas berbunyi.

Profesor Liu tepat waktu dan ia menyelesaikan kata-kata terakhirnya begitu bel berbunyi. Ia kemudian membubarkan kelas.

Para mahasiswa di kelas mengepak barang-barang mereka dan bergegas menuju kafetaria.

Untuk dua bulan pertama tahun ini, kafetaria akan penuh sesak. Mahasiswa tahun pertama yang baru terdaftar sangat antusias dan mereka akan mencuri makanan enak sebelum mahasiswa senior tiba di sana. Itu mengerikan.

Lu Zhou juga berbondong-bondong ke kafetaria. Ia pintar dan tidak pergi ke self-service area. Sebagai gantinya, ia pergi ke konter nasi barbekyu.

Kemudian...

Ia dikenali.

"Sialan, itu Lu Zhou!"

"Silahkan duluan."

"Jenius, apakah kau masih menggunakan catatan aljabar lanjutan mu? Aku ingin membelinya ... Bisakah aku setidaknya menyalinnya? Aku akan membayar!"

"Pelajar, aku dengar kau mendapat 100% dalam analisis matematika dan aljabar lanjutan. Apakah kau punya tips untuk belajar?"

Mahasiswa tahun pertama ini terlalu antusias dan mereka bahkan membiarkan Lu Zhou memotong ke depan barisan. Lu Zhou berpikir, "Aku hanya ingin makan, tidak seperti ini ..."

Mengapa mereka mengambil foto ku! cukup sudah!

Akhirnya, setelah Lu Zhou membeli makanannya, ia menemukan sudut yang sunyi dan duduk.

Saat ia duduk, teleponnya berdering.

Itu adalah panggilan Dekan Lu. Saat Lu Zhou mengangkat, ia mendengar, "Lu Zhou, ada wawancara di sore hari. Datanglah ke gedung laboratorium nanti."

Ketika Lu Zhou mendengar kata "wawancara", ia langsung merasakan sakit kepala.

"Dekan Lu, bisakah kita membatalkan wawancara?"

Dean Lu terkejut dan bertanya, "Kenapa?"

"Dekan Lu, perhatian berlebihan oleh media telah memengaruhi kehidupan dan studi ku sehari-hari. Aku pikir Profesor Tang benar. Para akademisi harus fokus pada akademisi dan menghindari ketenaran," kata Lu Zhou tegas.

Bukannya ia sebenarnya tidak ingin ketenaran.

Itu karena ia takut.

Dua kali terakhir ia menjadi tren adalah selama liburan musim panas dan pada saat sekolah dimulai, ketenarannya telah berlalu.

Namun, kali ini, ia dibombardir oleh media dari awal semester. Ia pada dasarnya seperti panda raksasa di kebun binatang. Ditambah dengan promosi kampus, tidak ada seorang pun di kampud yang tidak tahu siapa Lu Zhou.

Scholar's Advanced Technological System [Terjemahan Bahasa Indonesia] Vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang