Senin, 28 Desember 2020
Wuhuuuuuuuuuu, gue ucapin SELAMAT buat kalian semua yang berhasil membaca novel pertama gue di wp ini sampai ke outro!!!
SELAMAT pokoknya hehehe.
Gue tau, baca MSG itu nggak mudah. Pasti ada kalanya kalian bosan, kek ... ini cerita ke mana si ujungnya? Main Character cowoknya mana?? Kok perasaan datar-datar aja kayak hidup?
Itu pertanyaan yang wajar. Gue nggak akan protes.
Gue udah bilang kan di intro kalo MSG ini nggak seperti yang ada di bayangan kalian? Itu serius. Jadi ya ... begitulah. Hehe. Hehehe. Hehehehehehheehhe:D
Untuk alur cerita, gue udah pernah ngasih spoiler di episode berapa ya? Gue lupa. Episode lalu-lalu lah ya. Bahwasanya MSG ini punya empat konflik batin yang menyerang ego. Kita bahas di sini, oke? Siapa tau narasi Mey itu terlalu menghanyutkan (read: cringe alias nggak jelas) dan alhasil kalian jadi kurang paham sama apa yang mau gue sampaikan melalui MSG.
Oke, kita mulai aja.
Jadi gais, konflik di MSG ini terbagi menjadi 3 zona:
1. Zona Revan (Chapter 1-18)
Dari awal kita sama-sama mengikuti bacotan Mey yang SANGAT menggambarkan bagaimana dia nggak suka dan memandang 'rendah' Revan hanya karena mereka jenis orang yang berbeda. Ada kalanya dia menyesal sewaktu khilaf 'menjual' bunganya Revan sih, tapi abis itu ya udah. Gitu doang. Besok-besoknya balik lagi. Dia cuma sadar kalau tindakannya aja yang salah, bukan mindset-nya. Makanya sewaktu ada kesempatan (lomba literasi), dia mau memberi makan egonya dengan ikutan. Ngarep menang dan membuktikan ke khalayak kalau dia lebih dari Revan.
Tapi, seperti yang udah kalian baca, Revan yang jadi juaranya.
Jadi, konfliknya adalaaaaaaahhhh...
"Ketika kamu menilai rendah seseorang, tetapi orang tersebut lebih tinggi daripada kamu."
Udah merasa tercerahkan belom, pembaca yang budiman? Wkwkwkwk.
2. Zona Hanafi (Chapter 19-25)
Di chapter 'Nyaman' Mey pernah bilang (dan meyakini) kalau seseorang yang bisa menciptakan kenyamanan itu nggak sulit buat dicintai. Inget, nggak?
Tapi pas dia nyaman sama Hanafi, apakah dia bisa cinta sama dia?
Enggak.
Hhhhhhhhh.
"Ketika kamu meyakini sesuatu, tetapi kamu harus menjilat ludahmu sendiri karena ternyata keyakinan itu keliru."
3. Zona Juna (Chapter 26-the end)
Zona inti kita ma meennn. Mau ngekek aja gue hawanya wkwkwkwk.
Orang bisa naksir itu sebabnya beda-beda. Ada yang naksir karena kharisma, sikap, perawakan, prestasi, dll. Mey sendiri tipe yang gampang naksir sama org yang bikin penasaran. Kek ... waktu kelas 10 Juna kelihatannya A, lalu kelas 11 kelihatan B, setelahnya C, dan ujungnya ga bisa dia prediksi. Sikap Juna juga gitu kan? Awalnya bikin emosi, lalu tiba-tiba bara emosi itu disiram pake aer gara-gara 'dadah' dan lambaian tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monosodium Glutamate
Teen Fiction[COMPLETED] Semuanya berawal dari bunga mawar imitasi yang gue temuin dalam laci meja di Senin pagi kala itu. Bunga dari cowok yang gue lihat di perpustakaan sekolah. Sebagai cewek semi idealis yang kebanyakan mikir tentu mental gue nggak siap. Ini...