29. Rumpang

744 119 14
                                    

Sebulan berlalu tanpa hal-hal istimewa. Semuanya berjalan seperti biasa, seperti ketika Tania bersama Gama. Kadang dia kembali duduk di depan kelas sendirian, membeli pecel lele untuk di bungkus dan di makan di rumah, atau sekedar.... berdiri di balkon kamarnya sambil memutar lagu Nadin Amizah.

Tania tidak mau membuang hal-hal baik yang pernah terjadi dalam hidupnya. Cukup Gama, tidak dengan kenangannya.

Sehari setelah masuk sekolah, Tania memulai les tambahannya-- di rumah. Oma memberikannya guru private sebagai bentuk toleransi terakhirnya atas nilai-nilai Tania. Mama jarang pulang-- kadang hanya menanyakannya lewat pembantu. Dan soal perkataan Mama yang bilang akan mengantar-jemputnya saat sekolah sudah di mulai-- semua bohong. Mama mempekerjakan supir.

"Mau saya tutup pintunya, mbak?"

Tanpa menoleh Tania menggeleng. "Taruh situ aja susu saya."

Dina-- pembantu rumah tangga, mengangguk sambil menghela napas pelan. Sudah sebulan dan sepertinya ia belum terbiasa dengan sikap dingin Tania. Selain itu, kadang anak majikannya tersebut bersikap terlalu aneh.

Seperti membuka pintu balkon meski udara sedang dingin-- seperti saat ini.

Setelah Dina keluar dari kamarnya, Tania melirik ke arah pintu dan meletakkan pulpennya. Kemudian dia mengganti posisi duduknya agar menghadap balkon. Tirai-tirai bergoyang kecil mengikuti kemana arah angin membawanya. Mungkin karena habis hujan, udara jadi sangat dingin. Namun Tania enggan menutup pintu itu.

Pintu yang biasanya selalu memunculkan Gama dalam waktu-waktu yang tak disangka.

Tania tahu.... konyol membayangkan Gama akan muncul dari pintu itu lagi. Selain karena ia tidak mengharapkan itu terjadi, Gama juga sudah tidak ada di sini lagi, dan tangga rahasia yang biasanya Gama gunakan sudah di taruh kembali ke gudang oleh penjaga kebun.

"Katanya mimpiku akan terwujud. Mereka berbohong, mimpiku tetap semu."

Tania ingat, Gama bilang dia suka lagu Sorai milik Nadin Amizah dan berharap kalau mereka bisa memiliki satu kesamaan lagi selain suka kucing. Tania tidak sempat berkata, kalau dia juga menyukai lagu-lagu Nadin Amizah.

Namun yang akhir-akhir ini selalu dia putar adalah lagu yang berjudul Rumpang.

Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu pergi
Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu pergi
Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu tak kembali

Katanya mimpiku akan terwujud
Mereka berbohong, mimpiku tetap semu


***


Tania rasa, kehidupannya mungkin... sedikit membaik? Dia punya guru les sendiri-- yang dibayar mahal agar mau tidak mau mesti extra sabar dalam mengajarinya. Kemudian memasuki tahun ajaran baru ini dia tidak sekelas dengan Alana.

Tania tidak tahu apa yang Mama lakukan sampai-sampai Oma mau peduli padanya. Pembantu, supir, guru les, serta guru-guru di sekolah yang sekarang bersikap lebih baik padanya. Semuanya berjalan lancar.

Namun yang namanya keuntungan.... maka dia juga harus memberi timbal balik. Oma tetap bersikeras agar Tania jadi dokter. Katanya, di keluarga mereka hanya Ica yang calon dokter. Oma butuh satu lagi, yaitu Tania.

GAMANIA | Jeno ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang