30. Masalah Baru

781 122 18
                                    

"Som, tutup mata deh."

Somi yang sedang minum langsung tersedak. Mungkin efek karena dia kebanyakan nonton drama, jadi waktu diminta begitu di pikirannya pasti sebentar lagi Ilham bakal menciumnya.

"Mau ngapain?!"

Ilham tergelak. "Pucet amat muka lo kayak mau gue apa-apain aja."

"Ya... Gimana ya. Kak Ilham kan suka aneh-aneh."

"Buruan tutup mata."

Somi menurut. Dia menutup matanya. "Terus?"

"Lo liat sesuatu nggak?"

"Ya nggak lah! Gelap gini,"

"Kira-kira begitu kali ya hidup gue tanpa lo."

Somi membuka matanya perlahan-lahan. Dia tersenyum manis, membuat Ilham jadi berseri-seri karena mengira gombalannya berhasil.

Ilham nggak tahu aja, kalau posisi mereka sekarang bukan di kantin sekolah, sudah melayang sepatu Somi ke kepala laki-laki itu.

"Bagus gombalannya."

Ilham tersenyum malu-malu. "Ah bisa aja. Makasih..."

"Tapi kayak nggak asing deh kak."

"Masa sih?"

"Iya, kayaknya gue pernah liat gombalannya di notif Instagram siapaaa gitu."

"OH IYA, INSTAGRAMKU SAMA KAMU YA!?"

"Biasa aja dong." Somi mencibir. "Mau pamer kalo habis digodain kating apa gimana?"

"Nggak gitu sayang...."

"Basi."

"Jangan ngambek ah Som. Makin cantik,"

Somi hanya mampu menghela napas panjang. Kalau dipikir-pikir, kok bisa dia baper sama cowok yang modelannya kayak Ilham. Padahal sudah tahu kalau kakak kelasnya itu memang suka goda-godain cewek.

Tapi semenyebalkan apapun Ilham, Somi tuh nggak bisa jauh-jauh. Soalnya Somi tahu kalau kali ini Ilham memang serius ke dia.

"Yang, liat Tania nggak kamu?" Ilham mengedarkan pandangannya ke kanan-kiri, mengitari seluruh area kantin yang sudah sepi. Memang sudah jam pulang, tapi Ilham bilang dia nggak mau langsung pergi setelah menjemput Somi. Jadilah mereka duduk dulu di kantin.

"Paling di depan kelasnya."

"Masih sangar?"

"Makin sangar malahan."

"Ih serius?!" Ilham bergidik ngeri. "Kena cakar nggak kamu?"

"Sori ya, meskipun galak, kak Tania tuh sayang sama aku."

"Tau darimana?"

"Aku rasain."

"Kalo aku? Kerasa nggak sayangnya?"

Somi menghela napas lagi. Ngobrol sama Ilham memang nggak bisa kalau nggak ada unsur gombal. "Iya-iya kerasa."

"Ayok yang."

"Ke mana?"

"Datangin Tania."

Somi menggeleng. "Jangan deh."

"Kenapa?"

"Kayaknya hari ini kak Tania tuh bener-bener nggak mau diganggu." Somi jadi sedih waktu mengingat kejadian siang tadi. "Aku aja sampe dibentak."

"Kok gitu?"

"Mungkin kak Tania capek kali ya? Aku sedih deh... Kasihan kak Tania."

Ilham memilin bibirnya sejenak, mencoba untuk berpikir. Somi terus memandangnya. Tahu dari tatapan Somi kalau pacarnya betulan sedih, Ilham jadi merasa kasihan. Susah juga kalau menyangkut Tania. Dengan kepribadian Somi dan Tania yang sangat bertolak belakang, agak mustahil membuat mereka dekat.

GAMANIA | Jeno ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang