Beberapa Lama kemudian.
Sedih Sarada kini akhirnya bisa terlampiaskan dengan pelukan hangat itu.
Sarada perlahan melepaskan dekapannya, dan juga boruto pun membiarkannya.
Kini Hanya Ada beberapa Pertanyaan Di pikiran Sarada, begitu juga moku yang masih penasaran.
"Jadi, Sekarang Kau sudah Bisa Mengingatnya semua?" Tanya moku.
"Tunggu dulu!" Sela sarada tegas.
"Aku Ingin dengar..."ucap sarada memanas dengan pipi yang memerah.
Namun Sarada sudah bosan menahan semua rasa seperti ini.
"T-tadi itu...apakah ada sebuah k-kalimat yang kau katakan?" Tanya sarada gugup menundukan kepalanya.
"Eh? Yang mana?" Tanya boruto.
"S-saat pertama k-kau membukakan mulutmu" jawab sarada masih gugup.
"Eh!" Gumam boruto memalingkan wajahnya dan memerah padam.
"Hooo.....!" Gumam moku tersenyum licik sembari menutup mulutnya dengan satu tangan, serta menyipitkan matanya menatap mereka sinis.
"A-apa yang kukatakan? T-tidak ada" jawab boruto gagap.
"Jangan Berlagak Bodoh!!" Bentak sarada kesal.
"Aku jelas jelas mendengarnya"lanjut sarada kembali menunduk.
"Heh!"
"J-jika kau s-sudah mendengarnya ya s-sudah!" Ucap boruto menunduk malu.
"Eh!"
"Jadi kau benar benar serius?" Tanya sarada.
"Y-ya-ya...."jawab boruto memejamkan matanya.
"Yatta...!!" Sorak moku senang.
"A-aku rasa kau tidak serius..."ucap sarada memalingkan wajahnya dari boruto.
"Eh!" Gumam moku.
"K-kenapa?" Tanya boruto tampak lesu.
"A-aku belum M-men..dengarnya dengan jelas!" Jawab sarada.
"Eh!"
"Hn...Itu benar!" Timpal moku.
"Sekali lagi Kau harus menyatakannya dengan benar! Tuan Kucing!" Lanjut moku sembari memamerkan telunjuknya.
"Heh! Apakah Harus...?" Gumam boruto menciut.
"Harus!" Tegas sarada menatap kesamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BORUTO) Nightmare The Blue Eyes
Aksi*Nightmare The Es Journey* Mimpi buruk seorang lelaki Kehidupannya berjalan sesuai teorinya, tetapi tidak sesuai dengan hatinya Pria itu pun, Membunuh Perasaannya Sendiri Hingga saat ini, ia terus berjalan sendiri ~Es