.
.
.Jungkook baru saja keluar dari basecamp dan ia bertemu Woobin disana.
"Jungkook, kemana saja kau? Baru memunculkan diri sekarang." ujar Woobin ketika melihat keberadaan Jungkook disana.
"Kebetulan kita bertemu disini, aku ingin bicara."
"Jung─" Ken hendak mengejar Jungkook, tetapi urung ketika pemuda itu berhenti disana dan berbincang dengan Woobin.
"Kau?!" Woobin memasang wajah garangnya ketika melihat adanya Ken disana. "Untuk apa kau datang kesini?!"
"Aku tidak ada urusan denganmu." jawab Ken pada Woobin dengan wajah datarnya, lalu beralih mengait lengan Jungkook. "Baby, ayolah kita pergi."
Jungkook menepis tangan Ken yang mengait lengannya. "Jangan dekati aku lagi."
Ken berdecak sebal, sementara Woobin tersenyum miring.
"Jungkook, tunggu apalagi? Cepat bunuh dia sekarang!" titah Woobin agar Jungkook segera membunuh Ken didepan matanya.
"Maaf, bos. Aku tidak bisa melakukannya lagi. Aku ingin berhenti sampai disini. Aku tidak akan membunuh siapapun lagi." ujar Jungkook.
"Apa?"
Kini giliran Ken yang tersenyum penuh kemenangan. Dia berpikir, mana mungkin Jungkook sanggup untuk membunuhnya. Pemuda manis itu pasti tidak akan tega karena dia mencintainya.
"Itu yang ingin aku bicarakan. Aku ingin keluar dari kelompok ini." ujar Jungkook berterus terang.
"Jungkook, tidak semudah itu─"
"Maaf, tapi aku benar-benar tidak bisa. Kau bisa menyuruh yang lain untuk membunuh orang ini." ujar Jungkook sambil melirik Ken.
"What?" Ken melunturkan senyuman miringnya. Yang benar saja? Dia pikir Jungkook benar-benar peduli dengan nyawanya.
"Maaf sekali lagi. Semoga harimu menyenangkan, Woobin Hyung." Jungkook dengan cepat pergi darisana, mengabaikan Woobin yang kini berteriak memanggil namanya.
"Aarggh, sial! Ini semua gara-gara kau!" Woobin marah dan menoyor kepala Ken yang masih berdiri ditempat.
"Bangsat!" Ken tidak terima karena Woobin menoyor kepalanya, seolah harga dirinya hilang begitu saja. Maka Ken tidak mau kalah, dia membalasnya dengan memukul kepala Woobin.
"Kenapa kau memukulku?! Kurangajar!" Woobin murka, begitupula dengan Ken. Keduanya saling melempar tatapan nyalang.
Dan perkelahian kembali terjadi antara kedua pimpinan gangster itu.
•••
"Totalnya 5000 won." Jungkook memberikan belanjaan itu pada si pelanggan.
"Terimakasih." ucap Jungkook ramah ketika ia menerima uangnya.
Sekarang Jungkook memang sudah bekerja sebagai kasir disebuah minimarket. Baru satu hari dia bekerja disana. Walau gajinya sangat pas-pasan, tapi setidaknya ini lebih baik dibanding memiliki gaji yang besar tetapi hidupnya tak akan pernah tenang.
Jungkook menerima dua buah kaleng minuman soda dan menscan barcode yang ada pada minuman itu dengan mesin scanner. "Totalnya 1600 won."
Orang itu memberikan uang senilai 2000 won. "Kembaliannya ambil saja."
Tanpa melihat orang itu, Jungkook memberikan minuman kalengnya dan tersenyum tipis. "Tidak perlu, ini kembaliannya. Terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof「✓」
Fanfiction➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗ Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ] Summary: Keduanya memiliki wajah yang serupa, namun Jungkook akui jika perlakuan keduanya berbeda. Jungkook mencintai masa lalunya, tapi perlahan ia menemukan cintanya yang baru. Warn❗ • bxb, ga...