Jungkook POV.
.
.
.Aku sudah mendengar kabar jika Woobin dan seluruh anggotanya mendekam didalam penjara.
Seharusnya aku ikut bersama mereka, karena secara tak langsung aku pun ikut terlibat didalamnya. Tapi sampai saat ini tidak ada polisi yang mencariku.
Selama satu minggu aku menemani Taehyung di rumah sakit. Tak ada perkembangan sama sekali dan itu membuatku semakin terpuruk dalam penyesalan.
Namun sejak tiga hari yang lalu aku sengaja tidak berkunjung ke rumah sakit untuk menemani Taehyung. Aku merasa tidak pantas menemaninya disana.
Aku menatap hamparan sungai Han yang memantulkan cahaya matahari senja. Biasanya akan semakin nikmat jika sambil memakan sosis bakar seperti waktu lalu, tapi tidak untuk saat ini. Semua kenangan membuatku ingin menangis lagi.
Pikiranku berkecamuk. Aku tidak tahu, apakah aku bisa hidup tenang setelah ini.
Matahari sudah tidak menampakkan wujudnya lagi. Aku bergegas untuk pulang ke rumah dan menenangkan diri didalam kamar.
Sejak kejadian itu, menangis sebelum tidur adalah rutinitasku yang baru. Rasanya melegakan, tetapi menimbulkan sesak yang teramat ketika aku merindukannya.
Yang aku takutkan adalah Taehyung akan marah dan tak ingin mengenalku lagi, atau kemungkinan terburuknya ... dia tidak akan bangun dan mengasihiku lagi.
Aku lelah menangis. Ini adalah sisi terlemahku. Memutuskan untuk tidur dan berharap ketika terbangun ini semua hanya mimpi.
•••
Aku merasakan usapan lembut dikepala. Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela menyilaukan pandanganku.
Mataku bersibobrok dengan hazel miliknya. Seseorang yang selalu bersemayam dipikiranku kini berada dihadapan.
"Taehyung?" Aku menggumam lirih, bahkan nyaris menangis.
Taehyung tersenyum dan menatapku.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memeluknya begitu erat. Sangat erat hingga aku tidak ingin melepaskannya. Dia mengelus punggungku yang bergetar karena tangis.
"Taehyung, maaf." Suaraku hampir tak terdengar jelas. Tangis pun tak kunjung berhenti.
"Aku baik-baik saja, Jungkook."
Suaranya mengalun begitu lembut, aku merindukannya.
"Maaf, hiks." Aku sedikit tersentak ketika Taehyung menangkup wajahku, kemudian mencium bibirku.
Aku memejamkan mata dan membalas ciumannya. Tapi aku merasa Taehyung sedikit berbeda.
Ketika ciuman terlepas, aku menatap Taehyung dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Keadaanmu sudah lebih baik?"
Aku melihat Taehyung terdiam beberapa saat sebelum ia mengangguk.
Aku kembali memeluknya dan mengucapkan kata maaf berkali-kali, tapi dia malah tertawa pelan seolah aku tidak serius mengucapkannya.
"Adikmu bilang kau belum makan sejak kemarin siang?"
Aku mengangguk pelan atas pertanyaannya. Bagaimana aku bisa makan jika dia selalu saja memenuhi pikiranku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Proof「✓」
Fanfiction➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗ Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ] Summary: Keduanya memiliki wajah yang serupa, namun Jungkook akui jika perlakuan keduanya berbeda. Jungkook mencintai masa lalunya, tapi perlahan ia menemukan cintanya yang baru. Warn❗ • bxb, ga...