🔗 Proof [3]

5.6K 823 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"LELAKI~ BUAYA DARAT! BUSET! AKU TERTIPU LAGI~ HUWO, HUWOO~~"

"Diamlah, Jim." Taehyung menoleh sebentar pada rekannya yang sedang bersenandung keras.

"Kenapa sih aku tidak boleh bernyanyi?" sahut Jimin seraya mengerucutkan bibirnya.

"Bukan tidak boleh, kau yang terlalu heboh. Setidaknya jangan berteriak, kita sedang berpatroli. Bagaimana jika ada orang yang mendengar kegaduhan didalam mobil polisi? Akan memalukan." ujar Taehyung, membuat Jimin mendengus pasrah.

"I'm sorry!" Jimin menyenderkan tubuhnya di kursi sambil bersedekap dada. Memperhatikan jalanan dihadapannya.

"Cita-citamu menjadi polisi, ya?" tebak Jimin yang kini melirik Taehyung yang sedang mengemudi.

"Menurutmu?"

Jimin menghela napas. "Kau teladan sekali sebagai polisi. Kau tahu? Dibawa santai saja. Jika begini aku ramal kau bisa naik pangkat secepatnya."

Taehyung terkekeh pelan. "Memangnya menjadi polisi bukan bagian dari cita-citamu?"

"Tidak. Pada awalnya aku pikir ini bukan passionku. Tapi aku sedang menikmatinya. Tidak mungkin kan aku berhenti setelah semua rintangan yang aku lalui untuk mencapai posisi ini? Yang benar saja."

"Kau benar." Taehyung tahu jika Ayah Jimin dulunya seorang polisi juga, tapi sekarang sudah pensiun. Jimin pernah menceritakannya.

"Aku anak terakhir dari tiga bersaudara, dua Kakak-ku perempuan, aku satu-satunya anak laki-laki di keluargaku. Ayahku ingin aku melanjutkan pengabdiannya pada negara untuk menjadi seorang polisi. Ya aku menurut. Jika itu bisa membuat Ayahku bangga padaku, kenapa tidak?" ucap Jimin bercerita.

"Kau beruntung, Ayahmu pasti bangga padamu." balas Taehyung.

"Kau sendiri? Orangtuamu juga pasti bangga, kan?"

"Ibuku iya, Ayahku tidak tahu." jawab Taehyung mengambang.

"Ayahmu tidak senang?" tanya Jimin penasaran akan jawaban Taehyung barusan.

"Entah, Ibu bilang Ayah pergi ke Amerika bersama saudara kembarku."

"Wah, kau punya saudara kembar? Aku baru tahu." ucap Jimin sedikit takjub.

"Iya, tapi kita tidak pernah bertemu lagi."

"Kau tidak berusaha menemuinya?" tanya Jimin lagi.

"Tidak, aku tidak tahu dimana harus menemuinya." jawab Taehyung pelan.

"Lalu─"

"Kita sudahi saja pembahasan mengenai keluargaku. Tidak terlalu penting." ucap Taehyung memotong perkataan Jimin selanjutnya.

"Oke, maaf."

Sempat hening beberapa saat sebelum Jimin melihat sesuatu dipinggir jalan dekat taman.

Proof「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang