My Little Girl
"Devon udah pergi?" kaget Vely ketika mendengar pemberitahuan dari Athena yang datang untuk mengeceknya pagi itu.
Athena mengangguk. "Kayaknya, semalam dia pergi. Dia punya kebiasaan kabur kayaknya. Dulu juga dia kabur dari rumah sakit gitu aja," omelnya.
"Trus, sekarang dia di mana?" tanya Vely.
Athena menoleh pada papa Vely. "Kamu tahu dia di mana? Eve bilang, dia nggak ada di rumahnya juga."
Papa Vely mengedikkan bahu. "Lagian, rumahnya udah nggak mungkin ditinggali juga setelah kebakaran itu."
"Trus, dia pulang ke mana?" panik Vely.
"Mungkin ke rumah keluarganya," jawab papa Vely cuek.
Rumah keluarganya? Rumah tempat tinggal keluarga yang membencinya? Tempat mama kandung yang menyebutnya monster berada?
"Vely," panggil papanya tajam.
"Pa, keluarga dia itu ..."
"Papa tahu," papanya memotong. "Lebih dari siapa pun di sini, Papa tahu siapa Devon, siapa keluarganya."
"Tapi, kenapa Papa biarin dia pergi gitu aja?"
"Dia udah mutus kesepakatan kami kemarin," ucap papanya.
Vely membelalak kaget. "Apa?"
"Kesepakatan apa?" tanya Athena.
Papa Vely berdehem. "Masalah perusahaan," jawabnya pendek. Namun, Athena tampak curiga, meski dia tak menanyakan apa pun lagi.
'Dia nggak mau lagi nerima bantuan Papa di perusahaan. Sebagai gantinya, dia minta Papa ngejauhin kamu dari dia.'
Vely mengerjap mendengar penjelasan papanya di kepalanya itu.
"Tapi ... kenapa, Pa?"
Papa Vely berdehem. "Yah, setelah kamu ngebakar rumahnya kayak gitu ..."
"Bukan aku yang bakar rumahnya!" protes Vely kesal.
"Vely yang bakar rumahnya Devon?" tanya Athena kaget.
"Bukan, Tante," balas Vely frustrasi.
"Vely yang bakar rumahnya Devon?" Pertanyaan yang sama dilontarkan orang yang baru masuk ke kamar rawatnya bersama Valent dan Eve. Mama Vely.
"Bukan, Ma!" seru Vely tak terima. "Ini nggak adil! Bukan aku yang bakar rumahnya! Aku juga dikurung di kamar sama orang yang bakar rumah itu, Ma! Sumpah, bukan aku pelakunya!"
"Trus, kenapa Devon sampai kabur kayak gini? Pasti dia mau ngehindarin kamu, kan?" tuduh Valent.
"Harusnya aku yang tanya ke Kakak! Kakak pasti bisa lihat ke dalam pikirannya, kan? Apa yang dia pikirin sebenarnya? Kenapa dia tiba-tiba pergi kayak gini? Dia bahkan nggak punya tempat buat pulang, ke mana dia pergi, sebenarnya?" rentet Vely frustrasi.
"Itu bukan hal yang harus kamu pikirin, Sayang," ucap papanya. "Papa yang akan urus itu. Kamu sendiri yang bilang, kamu akan ganti rumah dia, kan?"
Vely terbelalak tak percaya. "Papa!" serunya. Vely menatap mamanya dan menggeleng. "Ma, beneran bukan Vely yang bakar rumahnya Devon, Ma!"
Mama Vely mendekati Vely dan memeluknya. "Mama tahu," ucap mamanya. "Mama percaya sama kamu."
Ketika mamanya melepas pelukannya, Vely melihat mamanya menatap papanya tajam. Papa Vely mengernyit, tapi tak mengatakan apa pun. Mereka pasti membicarakan sesuatu di kepala mereka. Namun, kali ini Vely tak bisa melihat atau mendengar apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy CEO (Crazy Series #1) (End)
RomanceTerlahir sebagai bungsu Dirgantara, tak ada satu pria pun yang cukup berani untuk mendekati Vely. Mengingat keluarganya yang begitu overprotektif padanya. Sampai Devon muncul. Devon akan melakukan apa pun untuk menguasai perusahaan peninggalan pap...