This is How I Fall
Devon terbangun karena guncangan keras Arya diikuti suara hebohnya,
"Pak, bangun, Pak! Ada yang gawat, Pak!"
Devon masih sangat mengantuk, tapi terpaksa bangun. Ia menatap Arya kesal. "Kamu minta dipecat?"
Arya menggeleng. "Itu, Pak ... Vely ... Velyan Dirgantara ... dia ada di sini, Pak."
Devon mengerutkan kening. Dia tidak salah dengar, kan?
"Vely ... di sini?" tanya Devon.
Arya mengangguk. "Itu di luar sana ada banyak banget mobil, trus pengawal-pengawalnya ngejar-ngejar Vely," lapornya. "Mana lagi hujan juga."
Mendengar itu, kantuk Devon seketika hilang. Ia berdiri. "Di mana Vely?" tanyanya.
"Tadi, sih, saya lihat dia udah masuk ke ..."
Arya tak melanjutkan kalimatnya ketika pintu ruangan itu terbuka dan masuklah Vely dengan keadaan napas terengah dan rambut setengah basah.
"Velyan Dirgantara!" Suara menggelegar Zelo itu membuat Devon tersentak, tersadar akan tanda bahaya.
Namun, di depannya, Vely berlari ke arahnya, lalu bersembunyi di belakang Devon. Ketika Zelo masuk ke ruangan itu bersama Valent, dan beberapa pengawal Vely juga berdiri di luar pintu ruangan itu, Devon menoleh pada Vely di belakangnya dan mendesis,
"Apa-apaan ini?"
Vely mendongak. "Aku kabur ke sini soalnya mau ketemu kamu."
"APA?" Apa gadis ini berniat membuat Devon terbunuh di tangan papa dan kakaknya?
"Sebelum Papa kehabisan kesabaran, cepat ke sini!" perintah Zelo.
Vely melongok dari bahu Devon. "Aku cuma mau ngomong sama Devon sebentar. Ada yang mau aku tanyain ke dia."
"Nggak ada lagi yang perlu kalian bicarakan. Kamu udah lihat sendiri sejahat apa dia," tukas Zelo.
Benar juga. Devon nyaris lupa jika saat ini ia harusnya menjadi orang jahat di mata Vely. Devon menangkap tangan Vely dan menarik gadis itu ke sebelahnya. Ketika Devon hendak mendorong Vely pada papanya, gadis itu malah menggenggam tangan Devon dengan erat. Tangannya yang tampak mungil dibanding tangan Devon, menggenggam tangan Devon begitu erat.
"Jawab dulu pertanyaanku," pinta Vely.
Valent menghela napas dan menghampiri Vely. Pria itu mengulurkan tangan pada Devon. Devon mendorong kedua tangan Vely yang memegang tangan kanannya dengan erat ke arah Valent. Vely menggeleng dan mengeratkan pegangannya di tangan Devon. Hati Devon seolah diremas melihat ekspresi putus asa gadis itu.
"Satu pertanyaan!" seru Vely. "Aku akan pergi setelah itu."
"Satu pertanyaan," Devon mengalah.
Vely mengangguk. Mengejutkan Devon, gadis itu tiba-tiba menautkan tanganya dengan Devon, menyelipkan jari-jari mungilnya di jemari Devon, lalu menggenggam tangan Devon dengan erat.
"Vely," geram Zelo, tapi Vely tak mendengarkan papanya.
Vely menatap Devon ketika bertanya, "Kenapa kamu mengakhiri kesepakatanmu sama Papa?"
Devon mengerutkan kening. Itukah yang ingin Vely tanyakan hingga dia kabur seperti ini?
"Papa bilang, kamu berusaha nyelamatin aku pas kebakaran di rumahmu itu karena aku seharga perusahaanmu," sebut Vely.
Devon mengernyit. Pikirannya kembali ke saat itu, saat lengannya terasa terbakar, tapi ia memaksakan tubuhnya untuk bergerak demi menyelamatkan Vely. Saat di mana dia menyerah atas hidupnya, tapi tak sanggup menyerah atas hidup Vely. Namun, bibir Devon menjawab,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy CEO (Crazy Series #1) (End)
RomanceTerlahir sebagai bungsu Dirgantara, tak ada satu pria pun yang cukup berani untuk mendekati Vely. Mengingat keluarganya yang begitu overprotektif padanya. Sampai Devon muncul. Devon akan melakukan apa pun untuk menguasai perusahaan peninggalan pap...