Bab 1 - Little Angel

3.5K 277 49
                                    

Little Angel

Sore itu, Vely mampir ke butik Ellena atas permintaan mamanya, Veryn. Mamanya meminta Vely membantu mengecek persiapan Ellena, tantenya, ikut pameran wedding season di mall keluarganya besok. Namun, ketika ia menunggu Ellena yang sedang menemui klien, Vely menemukan kertas desain gaun pengantin yang cantik di meja kerja Ellena.

"Tante, it's so beautiful," gumam Vely takjub sembari mengangkat kertas desain gaun pengantin buatan Ellena itu.

"Uh oh! Harusnya itu surprise, Sayang ..." Ellena mengambil kertas desain di tangan Vely.

"Surprise buat siapa, Tante?" Vely penasaran.

'Buat kamu,' jawab Ellena dalam pikirannya.

Vely melebarkan mata. "Really? But, why? Am I getting married?" Vely bersemangat memikirkan itu.

Ellena tertawa geli. "Papamu nggak akan suka dengan gagasan itu."

Vely merengut. "I'm 23 now. Harusnya aku udah nikah, Tante."

"Kamu udah punya calon mempelai?" tanya Ellena geli.

Vely memanyunkan bibir sembari menggeleng. "Apa aku nggak semenarik itu, Tante? Kenapa aku belum punya pacar?"

Ellena kembali tertawa. "Sayang, dengan papa dan om-ommu kayak gitu, ditambah kakak-kakakmu, terutama Alex dan Aries yang ke mana-mana sama kamu, mana ada yang berani deketin kamu?"

Vely merengut. "Apa itu artinya aku nggak akan pernah bisa punya pacar?"

Ellena menatap Vely iba. "Not right now, Dear. Kamu terlalu muda."

"But, I'm 23!" Vely tak terima.

Ellena mengusap lembut kepala Vely. "Kamu tetap putri kecil buat kami semua, Sayang." Ellena tersenyum sayang.

Vely hanya bisa menghela napas. Beginilah hidup Vely selama 23 tahun.

***

Devon datang ke mall milik Grup Dirgantara untuk melihat sendiri pameran wedding season terbesar tahun ini, sekaligus melihat seberapa besar kekuasaan Dirgantara. Sebenarnya, Devon akan bekerja sama dengan Leo Luciano Winstown dari Diamond. Dengan hubungan Diamond-Global-Dirgantara sebagai pertimbangan. Yang Devon tahu, Leo menikah dengan putri sulung Zane Dirgantara yang kini memegang kekuasaan di Global.

Dari yang Devon dengar, pameran wedding season ini lebih seperti ajang pertemuan para konglomerat. Puncak acara nanti akan eksklusif untuk undangan VVIP. Peragaan busana gaun pengantin mewah dan eksklusif. Devon bahkan tak mendapat undangan itu.

Devon tersentak kaget ketika mendengar teriakan kesal dari belakangnya. Tepat ketika Devon berbalik, wajahnya terhantam sesuatu dengan keras. Devon sampai mengerang kesakitan memegang keningnya. Ketika Devon menunduk untuk melihat benda yang barusan mendarat di wajahnya, Devon terbelalak tak percaya melihat sepatu di bawah sana. Sepatu!

Devon mengangkat tatapan dan sudah siap memaki, mengancam, pada siapa pun pelakunya. Namun, sosok gadis berambut hitam sebahu yang melompat dengan satu kaki ke arahnya melenyapkan semua makian dan ancaman yang sudah ada dalam kepalanya. Gadis itu ... tampaknya masih SMA. Dia memakai one piece dress warna pink lembut khas anak-anak konglomerat.

"Sori, Bung." Ucapan itu datang dari pria yang tiba-tiba muncul dari belakangnya. "Susah emang ngurus anak SMA."

"Aku bukan anak SMA!" sembur si gadis konglomerat yang sudah berdiri di depan Devon. Gadis itu memakai sepatu yang tadi sempat menyapa wajah Devon. Lalu, tiba-tiba gadis itu berjinjit di depan Devon dan menekan kening Devon, tempat tadi ia terhantam sepatu.

The Crazy CEO (Crazy Series #1) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang