Ini diluar dugaan.
Astri dengan mudahnya menerima lamaran Argenta . Tanpa debat, ataupun drama seperti yang diperkirakan Argenta.
"Ma, kamu sadar apa yang kamu katakan?" Barata bertanya dengan wajah tak percaya. Masih jelas di ingatannya bagaimana tidak akurnya antara istri dan mantan menantunya tersebut beberapa menit yang lalu. Jadi, bagaimana mungkin istrinya tersebut langsung menerima begitu saja lamaran Argenta.
Astri menggangukkan kepalanya tanpa melepaskan tatapan dari Argenta. "Kami menunggu kedatanganmu beserta keluargamu untuk melamar putri kami dengan cara lebih terhormat. Bisakah kamu melakukan itu?"
Argenta yang masih tidak percaya dengan perubahan sikap ibu mertuanya itu langsung menyanggupi permintaan wanita tersebut dengan antusias. "Tentu saja, Ma! Aku akan datang secepatnya ke rumah."
"Ma, ini Argenta! Apa Mama tidak salah mengambil keputusan?" Indra yang sudah tidak tahan lagi, mencoba menyadarkan Astri.
"Tidak peduli itu Argenta atau siapapun. Yang penting bisa menyelamatkan nama baik Joana dan juga keluarga kita, itu sudah lebih dari cukup."
Indra sepertinya masih belum puas dengan jawaban Mamanya. "Tapi kenapa harus Argenta? Masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan nama baikJoana."
"Masalahnya, adikmu sudah menyetujuinya. Lalu kita bisa apalagi?" Balas Astri mematahkan argumen Indra. "Bagaimana Ana, apakah kamu bersedia menikah dengan Argenta?"
Joana yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan keluarganya menjadi kelabakan saat seluruh mata beralih memandangnya. Ia tahu dia yang memulai semua ini. Akhirnya dengan berat hati Joana mengangukkan kepalanya.
Indra yang melihat hal tersebut segera menggenggam tangan Joana "Tolong ubah keputusanmu itu, An. Mas berharap kamu bisa bahagia tanpa pria ini." Ucap Indra nyaris terdengar seperti memohon. Ia tidak ingin adiknya itu menyesal di kemudian hari. Dibandingkan lamaran, ini lebih mirip seperti tekanan.
Joana terdiam tidak mengeluarkan sepatah katapun. Sedangkan Argenta tak dapat menyembunyikan senyum leganya. Ia bahagia Joana tidak menolaknya lagi. Akhirnya penantiannya berbuah manis juga. Walaupun ia tahu kedepannya nanti tidak seindah harapannya, namun Argenta tidak memedulikan hal itu.
Barata yang melihat Joana sudah menyetujuinya akhirnya tidak bisa berbuat apalagi. Ia tidak tahu takdir seperti apalagi yang sedang terjadi terhadap kehidupan putrinya itu. Hanya saja sebagai orang tua ia berharap Joana mendapatkan yang terbaik. Dan mungkin, Argenta adalah yang terbaik itu.
***
Argenta bergerak cepat. Malamnya ia segera menemui orang tuanya untuk mengatakan rencananya.
"Apa yang kamu bilang?!" Indri -Maminya Argenta- terdengar histeris saat mendengar anaknya meminta ia dan suaminya untuk melamarkan Joana. Ia tidak percaya putra kebanggannya itu membuat keputusan yang sangat bodoh.
"Aku ingin menikahi Joana. Tolong Papi dan Mami melamarkan dia untukku." Argenta kembali mengulangi ucapannya tanpa raut main-main.
"Kamu serius dengan perkataanmu?" Danu mencoba mencari kebohongan dalam mata anaknya tersebut.
Argenta mengangukkan kepalanya dengan tegas. Seketika Indri langsung terduduk dengan lemas.
Berbeda dengan istrinya, Danu sebagai kepala keluarga masih mencoba bersikap tenang. "Bagaimana dengan keluarga mereka? Kamu tahu kan sikap mereka terhadap kita akhir-akhir ini?"
Argenta mengangukkan kepalanya."Mereka menyetujuinya. Tidak ada masalah mengenai itu."
"Tentu saja mereka tidak masalah. Putrinya yang janda menikah dengan kamu. Enak di mereka, rugi di kita!" dengus Indri tidak suka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu Segalanya
AléatoireSekuel 'Terukir indah namamu' "Aku akan memberikan segalanya kepadamu. Hatiku, pikiranku, bahkan jiwa ini akan kuberikan untukmu. Agar kamu mengetahui bukti kesungguhan cintaku." -Argenta Gunawan- Karena kesalahannya di masa lalu, Argenta harus keh...