1. Hilang Tanpa Jejak

5.5K 461 3
                                    

JANGAN LUPA INJEK BINTANGNYA!

***

Dua bocah bernama Reza dan Erza sedang bermain di taman dekat komplek perumahan Permata Indah. Mereka bermain dengan riang gembira, tak menyadari sepasang mata mencurigakan tengah mengintai mereka.

Di saat yang tepat para penculik berhasil membawa salah satu dari kakak beradik itu. Reza berteriak meminta tolong dan menyuruh adiknya pergi, tetapi Erza menolak. Dia menendang para penculik itu meski tak kencang. Erza mengigit lengan lelaki kurus itu, Reza berhasil terlepas dari cengkeramannya.

Mereka berlari tanpa arah. Usia mereka terbilang kecil sekitar 6-7 tahun. Kedua bocah itu bersembunyi di tumpukan sampah, Reza dan Erza saling berpelukan serta menahan napas agar tak ketahuan.

Langkah kaki terdengar menggema, mereka saling melindungi satu sama lain sampai suara itu menghilang. Mereka saling pandang dan tersenyum. Reza mengintip dari lubang kecil dan tak menemukan para penculik. Akhirnya, mereka bernapas lega. Reza keluar sekalian membantu adiknya.

Bau tak sedap yang mereka keluarkan membuat orang di sekitar menjauh, Keduanya bergandeng tangan.

Erza menyentuh perutnya. "Kakak, aku lapar."

Reza menoleh dan menatap kasihan. Sedari mengamen dia hanya dapat sedikit itu pun uangnya sudah disita oleh preman. Reza mengusap perut adiknya dan dia hanya bisa menenangkan si kecil.

"Sabar ya, Dek. Kakak nggak punya uang," ungkapnya jujur.

Sang adik mengangguk pasrah. Suara perutnya semakin terdengar membuat Reza tak tega. Jadi, dia memutuskan untuk memulung. Sang adik ditinggalkan di dekat rumah besar. Reza mengusap kepalanya.

"Tunggu di sini, ya. Kakak mau cari uang dulu. Jangan ke mana-mana," pesannya.

Si kecil mengangguk pelan. Sang kakak pergi mencari botol kosong dan kardus bekas lalu dikumpulkan. Dengan ragu meninggalkan sang adik sendirian. Dia mengusap air matanya, tak boleh takut.

Ditatapnya lama wajah si kecil, kemudian berjalan lurus. Dari satu ke rumah dan rumah lainnya. Di depan gerbang, dia mencari sampah yang berguna. Sang kakak tak menyerah, dia juga menemukan nasi sisa lalu diambil terus dibungkus. Dengan cepat dia membawa makanan itu ke tempat adiknya berada, tetapi sayang tak menemukannya.

"Ezra!" panggilnya berulang kali.

Reza mencari keberadaan adiknya. Tetap saja tak menemukan jejaknya. Reza menangis histeris.

Sang adik menghilang. Reza menyesal telah meninggalkannya seorang diri. Reza menatap nasi bungkus itu dengan nanar. Masih dengan isak tangis dia memakan makanan basi itu lalu perutnya mendadak sakit.

Di jalan raya yang sepi dia berguling-guling menahan sakit, sedetik kemudian, dia terbaring tak berdaya di aspal sambil meraih bayangan sang adik yang semakin jauh.

_______To Be Continued______

Artamevia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang