Tulisan pertama beta. Kalau masih berantakan, mohon dimaafkan. Aku selalu sadar bahwa takdir kita manusia hanya ada di tangan sang Empunya dunia. Namun, apakah ini adil Tuhan di saat aku mengandung benih darinya, Engkau malah merenggut nyawany, dan membiarkan duka lara itu menyelimuti di sepanjang hidupku? Apa yang harus aku katakan pada anakku kelak saat ia bertanya siapa dan di mana ayahnya berada? Sungguh aku tak tahu harus seperti apa hidupku dan hidup anakku nanti. "GABRIELLA PRAYLY ANANTA" Aku mencintainya sejak dulu, saat aku, dan dia masih selalu bersama sebagai seorang anak, 13 tahun yang bersenda gurau tanpa beban apa pun juga. Aku tahu kau pun memiliki perasaan itu terhadapku, terbukti dengan janji di jari kelingking kecil kita dulu. Kau dan Aku berjanji di tepi danau ini untuk selalu bersama walaupun mungkin akan ada jarak berpuluhan mil yang memisahkan kita berdua. Namun, mengapa di saat segala cita dan kesuksesan ini telah aku gapai, kau lebih memilih melabuhkan hati, dan sisa hidupmu padanya yang tak lain adalah saudara kembarku sendiri, Prayly? Apakah kau lupa janji kecil kita dulu? Apa kau sadar bahwa yang berdiri di atas altar bersamamu mengucapkan janji suci pernikahan itu bukan diriku melainkan Aryo saudara kembarku sendiri? Kini di saat dia pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, haruskah aku mengantikan posisinya, dan menjadi ayah untuk bayi dalam rahimmu? Ini sungguh menyakitkan, Prayly. Aku sangat membenci kalian berdua yang dengan tega menghianati perasaanku. Haruskah aku membangkang perkataan kedua orang tuaku yang juga membencimu akibat kematian Aryo yang sebenarnya aku tahu bukan sepenuhnya kesalahanmu? Apakah bisa aku melawan gejolak perasaan cintaku padamu yang seolah abadi dalam hatiku? Aku harap kau masih mengingatku dan janji kecil kita dulu, Prayly. Sejujurnya aku masih terlalu mencintaimu. "EMMANUEL ARYA BRAMANTYO"
33 parts