Prayly sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. Ia memakai gaun cantik berwarna putih tanpa lengan yang diberikan oleh Om Andreasnya itu.Seluruh tubuh Prayly terasa sangat lelah dan sakit, terutama bagian Organ Kewanitaannya. Bagaimana tidak, Aryo dan Prayly melakukan hal terlarang hingga berkali-kali. Bahkan disaat hari sudah pagi pun, Aryo masih sempat mengajak gadis polos itu berendam dalam bathup dan melakukannya sekali lagi. Kini Prayly duduk dimeja rias sembari menunggu Aryo berganti pakaian dikamar inapnya dan bersama-sama menemui Om Andreas yang menunggu mereka di cafe belakang resort mewah itu. Prayly duduk sembari tersenyum simpul membayang kan kejadian tadi malam. Jujur saja, Aryo adalah sosok yang tampan dan menarik dimata Prayly. Tubuhnya sangat proporsional. Tinggi badan Aryo juga pas dengan tinggi badan Prayly. Hal itu membuat ia membayangkan betapa serasinya mereka nanti. Saat berdiri berdampingan diatas Altar. Namun tiba-tiba saja raut wajah Prayly berubah muram. Ia bertanya pada pantulan dirinya dalam cermin, Apakah keputusan untuk menjadi istri Aryo ini sudah benar?
Lalu bagaimana jika ia bertatap muka dengan Arya nanti. Juga janji kecil mereka itu? Apakah janji itu hanya sekedar sebuah janji persahabatan saja bagi Arya atau apa? Jika memang janji itu adalah janji cinta, lalu mengapa bukan Arya yang datang menemuinya tetapi justru Aryo. Lelaki itu bahkan menemui Prayly dengan menawarkan sejuta kehangatan cinta seorang lelaki dewasa, yang tak pernah Prayly rasakan selama ini. Hingga rasa itu saat ini mampu membuat Prayly seakan pasrah dengan keinginan Aryo yang akan menikahi dirinya. Prayly membatin dan terus membantin segala hal yang tak pernah ia pikirkan akan terjadi pada dirinya.
"Tok... Tok... Tok..."
Suara ketukan pintu kamar hotel itu berbunyi nyaring. Prayly tersadar kemudian melangkahkan kakinya membuka pintu.
"Sayang! Kamu cantik banget!" ucap Aryo begitu ia masuk dan melihat Prayly.
Prayly tiba-tiba saja merona dengan pujian Aryo.
"Kamu biasa aja, Yo. Pagi-pagi udah ngegombal." ucap Prayly memandang Aryo yang sudah tampan dengan setelah kemeja pink yang terlihat sangat cute di mata Prayly dan celana kainnya."Aku serius, Sayang. Cup...!" ucap Aryo sembari mengecup bibir Prayly sekilas.
Tentu saja hal itu membuat Prayly makin tersipu malu. Gadis itu kemudian dengan spontan mencubit lengan kiri Aryo.
"Auw... Sakit, Sayang, ampun!" ucap Aryo sembari meringis kesakitan.
"Biarin, siapa suruh cium-cium sembarangan." ucap Prayly sembari memanyunkan bibir bawahnya.
"Jangan gitu bibirnya, Sayang. Nanti aku cium lagi nih. Oh yah, aku punya sesuatu buat kamu. Tutup matanya!!!" ucap Aryo sedikit memerintah.
"Kok mesti ditutup? Apaan sih itu?" tanya Prayly dengan suara lembutnya.
"Sudah, Sayang, ayo ikutin aja aturan mainnya kali ini!" jawab Aryo tersenyum jahil.
"Kamu nggak lagi usilin aku kan?" tebak Prayly.
"Enggak, Sayangku. Ayo dong tutup dulu mata cantiknya yah?" ucap Aryo sedikit membujuk Prayly.
"Baiklah. Nih sudah ku pejam kan mataku?" ucap Prayly seraya memejamkan matanya.
Aryo pun dengan cepat mengambil kotak persegi panjang yang ia taruh dalam saku celana kainnya itu.
Ia membuka kotak itu lalu segera mengambil isinya dan memakai kan benda yang adalah sebuah kalung emas putih berbandul berlian ke leher jenjang Prayly. Setelah itu, Aryo memperbaiki letak rambut indah Prayly sebelum akhirnya menyuruh Prayly kembali membuka mata.
"Nah sekarang buka matanya, Sayang." ucap Aryo sembari tersenyum simpul.
Lelaki tampan itu membawa Prayly menuju ke depan meja rias dan langsung menghadapkan tubuh Prayly ke sana.
"Cantik sekali, Aryo!" ucap Prayly tersenyum manis.
"Sayang, kamu lebih cantik dari segala jenis perhiasan apa pun yang ada di dunia ini." ujar Aryo memandang manik mata indah Prayly.
Gadis yang merasa tersanjung dengan kata-kata Aryo itu pun kemudian memeluk tubuh lelaki yang berada dihadapannya dengan sangat erat. Dalam hati perempuan itu berkata, jika benar Aryo adalah jodoh dan takdir dari Tuhan untuknya? Maka ia akan berusaha menerima dan membalas semua rasa cinta yang Aryo berikan pada nya dengan sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALI, LOVE & SACRIFICE (MASIH LENGKAP)
ChickLitTulisan pertama beta. Kalau masih berantakan, mohon dimaafkan. Aku selalu sadar bahwa takdir kita manusia hanya ada di tangan sang Empunya dunia. Namun, apakah ini adil Tuhan di saat aku mengandung benih darinya, Engkau malah merenggut nyawany, dan...