Siang itu sebuah pesawat milik salah satu maskapai swasta lepas landas dari Singapore's Changi International Airport menuju ke Jakarta's Soekarno-Hatta International Airport. Di dalamnya terdapat puluhan penumpang termasuk Arya dan Mauren, kedua anak manusia yang sedang dirundung kegalauan. Dengan berbagai macam perdebatan alot yang sempat dilalui mereka berdua kemarin, akhirnya Arya menyetujui keinginan Mauren untuk pulang ke negara mereka dan menghadiri serangkaian prosesi pernikahan kedua pasangan orang terdekat mereka. Selama di dalam pesawat, mereka berdua hanya duduk diam mendengarkan aba-aba dari pramugari cantik yang memberi penjelasan tentang safety demonstrasion dalam pesawat. Setelah sang pramugari selesai menjelaskan pun Arya dan Mauren tetap saja duduk diam tak saling bicara.
Mereka diam dengan pikiran masing-masing seraya mendengar kan deru mesin pesawat yang sangat memekik di telinga. Mauren yang duduk dekat jendela di kabin pesawat itu pun menyegarkankan kedua matanya dengan menatap ribuan awan putih yang mengepul indah bagai gumpalan kapas putih tanpa noda. Sesekali juga ia melihat hamparan samudera yang terbentang luas dibawah sana. Mauren pun sedikit memuji Maha Karya Tangan Tuhan yang saat ini ada dalam pandangan matanya. Mauren juga bersyukur jika sampai saat ini dia masih bisa menikmati keindahan itu dengan semua pemberian Tuhan melalui perantaraan rejeki yang di terima Daddynya.
Sedangkan Arya? Ia sudah duduk melonggar kan sandaran kursi sedikit ke belakang dan mulai memejamkan kedua matanya. Dalam pikiran Arya saat ini sedang berkecamuk sebuah kebencian dan juga harapan. Kebencian akan sikap Aryo, adik kembarnya yang entah tau atau tidak jika selama ini dia sangat mencintai Prayly. Kebencian pada dirinya sendiri yang mati-matian berjuang disekolah untuk menjadi seorang siswa terbaik agar kelak ia bisa sukses dalam berkarir karena prestasi akademik yang baik. Sehingga kelak suatu hari jika sukses, maka dia bisa datang mencari Prayly dan mengajaknya bersanding karena keluarga Prayly adalah salah satu keluarga berada Serta harapan agar saat ia sampai ke Jakarta nanti, pernikahan Aryo dan Prayly hanya lah sekedar sebuah kisah dongeng classic saja dan bukan sebuah kenyataan yang menghancurkan hatinya, walaupun itu terdengar seperti mustahil.🍃🍃🍃
Dua orang perempuan cantik sedang berada dalam ruang make up sebuah butik besar di kota metropolitan itu. Keduanya sedang duduk tegak tak bergerak dengan masing-masing menghadap ke sebuah kaca persegi empat yang terdapat boklam lampu di depan mereka.
Wajah mereka sedang dipoles dipercantik dirias dipermak serta di apalah nama nya agar saat mereka berhadapan dengan sang Arjuna mereka nanti, maka yang ada hanya lah tatapan memuja untuk aura kecantikan mereka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALI, LOVE & SACRIFICE (MASIH LENGKAP)
Genç Kız EdebiyatıTulisan pertama beta. Kalau masih berantakan, mohon dimaafkan. Aku selalu sadar bahwa takdir kita manusia hanya ada di tangan sang Empunya dunia. Namun, apakah ini adil Tuhan di saat aku mengandung benih darinya, Engkau malah merenggut nyawany, dan...