"Iya gue tau, tapi lo bisa nunggu kan? Please, Raf. Lo gak tau kalo pernikahan kita ini bikin gue stres, nikah muda gak ada di dalam mimpi gue.." Rafa manggut-manggut pelan. "Trus gue harus gimana kalo lagi birahi?" Bibir Alin berkedut menahan tawa, ucapan Rafa seperti kucing sedang birahi saja. "Ya terserah lo lah, bukan urusan gue." Rafa tersenyum miring. "Gimana kalo lo bantu gue kocokin." Mata Alin membulat. "Gak mau!" Bibir Rafa cemberut. "Semuanya gak boleh, trus yang boleh apanya? Gue boleh kan minta cium?" Nah lho..