Ivan dan Vano tampak berdiri jauh dari pintu gudang sekolah, mereka sedang berjaga karena di dalam sana terdapat sejoli yang sedang berbuat mesum, siapa lagi jika bukan Rafa dan Alin?
Memang agak jauh dari pintu gudang, tapi telinga mereka dengan jelas mendengar decitan kaki meja yang tergesek begitu kuat.
"Buset. Bundaaa.. telinga Vano udah gak suci lagi huaaa," pekik Vano membuat Ivan berdecak.
"Alay, biasanya juga lo sering nonton bokep."
"Iya tapi kan ini beda, ma bro. Ini live, meskipun mata gue gak ngeliat, tapi telinga gue ternodai!" Vano menjerit, membuat Ivan geleng-geleng kepala.
"Eh tapi iya juga sih. Berarti pas Rafa nyuruh kita beli kondom tujuannya mau buat mesum ya, anjing banget tu anak. Dia yang enak, kita malah di gigit nyamuk disini," ucap Ivan yang di angguki oleh Vano.
"Nanti kita pelorotin aja, gimana? Enak aja kita gak dapat apa-apa."
"Gue setuju sama lo, gimana kalo kita minta mobil bugatti dia aja?" ucap Ivan cengengesan, lalu bertos ria dengan Vano. Kedua sahabat Rafa ini memang agak lain, berbeda dengan Reyga, seperti biasa cowok itu memilih tidur di kelas.
"Lama banget Rafa keluar, anjing! Mana gesekan kaki meja tambah kenceng lagi, jiwa kepo gue meronta-ronta!" Vano mengeluh.
"Bukan kepo lagi gue, gue bahkan jadi pengen nikah muda."
"Emang lo udah punya pacar?" tanya Vano mengejek.
"Udahlah, tapi gak yakin dia mau gue ajak nikah muda."
"Ck, ck. Lo udah tidur sama cewek lo?"
"Ya belum lah anjing. Gak semudah itu cewek rela di tiduri, lagian pacar gue itu cewek baik-baik ya monyet."
"Yakali, gue pikir lo udah. Kalo udah bagi-bagi pengalamannya dong."
"Gak lah, gue penganut no sex before marriage." Ivan berkata.
"Iya gue juga sih, tapi kalo denger-denger kayak gini mah kok gue jadi kepengen ya." Vano menggaruk pipinya tak gatal, membuat Ivan segera melihat kearah selangkangannya.
"Si anjing malah tegang bangsat!" ucap Ivan, keduanya terkekeh geli, namun begitu decitan gesekan kaki meja masih berlangsung, membuat mereka menggeram tersiksa.
"Eh, maaf bang. Numpang liwat dulu ya."
Tiba-tiba dua siswa laki-laki datang sambil berkata sopan pada Vano dan Ivan yang notabene kakak kelas mereka.
"Kalian mau kemana?" tanya Ivan, menatap dua Adik kelas sepuluh itu dengan tajam.
"Mau kegudang bang, mau ngambil meja," jawab anak laki-laki berambut kriting berkulit putih, namun memiliki tinggi badan yang rendah. Sementara temannya agak hitam manis.
"Siapa yang nyuruh kalian?" tanya Vano sambil berkacak pinggang.
"Di suruh Bu Nabila, bang."
"Kalian gak boleh masuk kegudang, soalnya di dalam lagi ada orang," kata Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love
Romans"Iya gue tau, tapi lo bisa nunggu kan? Please, Raf. Lo gak tau kalo pernikahan kita ini bikin gue stres, nikah muda gak ada di dalam mimpi gue.." Rafa manggut-manggut pelan. "Trus gue harus gimana kalo lagi birahi?" Bibir Alin berkedut menahan tawa...