Ketukan pintu membuat kedua sejoli yang masih tertidur pun terusik, dimana sang wanita mengerjabkan kedua matanya pelan, dan detik kemudian dia terkejut bukan main, syok berat melihat wajah tampan Rafa di depan wajahnya, bukan hanya itu, saat ini pria itu sedang memeluk pinggangnya!
Dengan murka, Alin menendang pinggang suaminya Rafa dengan sangat keras, membuat sang empu terlonjak kaget. Hei, nyawa Rafa masih berada di alam lain, bayangkan saja jika kalian di posisi pria itu.
"What the..." umpat Rafa, kala pria itu mendapatkan tendangan maut dari istri, padahal lagi asik-asiknya memimpikan Alin dan dirinya sedang making love.
Eh btw.. itu bukan mimpi, melainkan kenyataan! Disaat Rafa menatap wajah cantik Alin yang tampak memerah karena marah.
"Anjing lo ya! Berani-beraninya lo!" umpat Alin, menunjuk wajah Rafa. "Lo apain gue semalam sialan?!"
Rafa bangkit, duduk di tepi ranjang, menarik selimut untuk menutupi tubuh bawahnya. Tapi selimutnya malah di tarik pula oleh Alin.. alhasil keduanya sempat saling tarik-tarikkan dan akhirnya Rafa mengalah, pria itu memilih memakai boksernya.
"Durhaka lo maki-maki suami. Btw kita udah nikah kalo lo lupa."Shit! Benar juga batin Alin.
Kok bisa-bisanya Alin melupakan jika pria tampan dan nyeselin di hadapannya ini sudah sah menjadi suaminya. Tapi bukan berarti Rafa dengan seenaknya menyentuhnya sembarangan! Apalagi mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Bomat, jawab gue!"
"Mau jawab apa? Orang tadi malam lo sendiri yang godain gue," ucap Rafa cuek.
Alin mengetatkan rahangnya geram, sekarang dia ingat.. tadi malam dia merasakan panas di tubuhnya, dan terangsang? Sebenarnya apa yang telah ia minum semalam?
"Udah inget? Gue minta maaf soal tadi malam. Tapi gue gak nyesel sentuh lo, karna itu hak gue sebagai suami." Rafa berkata, pria itu sudah memakai celana pendeknya, dia duduk di tepi ranjang, menatap Alin serius.
"Makasih udah jadiin gue yang pertama buat lo, gue juga sebaliknya lo yang pertama bagi gue. Tadi malam gue bener-bener hilang kendali, dan gue juga gak tau apa yang salah, kamar mandi kekunci, pintu kamar di kunci dari luar, gue udah berusaha nahan diri buat gak nyentuh lo.. tapi yah gitu.. akhirnya pertahanan gue runtuh juga. Sekali lagi gue minta maaf."Rafa tidak tahu harus menjelaskan sedetail ini, yang seharusnya dia tak ambil pusing. Lagi pula ia dan Alin sudah menikah, jadi malam pertama hal yang wajar.
Namun, rasanya Rafa perlu menjelaskan kejadian tadi malam, supaya Alin tidak salah paham padanya.
Mendengar penjelasan Rafa, membuat Alin terdiam. Pria itu sama sekali tidak berbohong. Alin berpikir apakah Shifa telah memberikannya sesuatu? Tapi tidak mungkin.. Shifa tidak mungkin melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love
Romance"Iya gue tau, tapi lo bisa nunggu kan? Please, Raf. Lo gak tau kalo pernikahan kita ini bikin gue stres, nikah muda gak ada di dalam mimpi gue.." Rafa manggut-manggut pelan. "Trus gue harus gimana kalo lagi birahi?" Bibir Alin berkedut menahan tawa...